“TUGU LIMAU” Ikon Kebangkitan Jeruk Di Kecamatan Tebas

Artikel ini ditulis untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Fakultas Syariah Program Studi Hukum Tata Negara
Dosen Pengampu: HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.


"RISKO SYAKIRIN"
NIM. 302.2018.068
KELAS TEBAS

A.    Latang Belakang
Komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Sambas, khususnya di Kecamatan Tebas salah satunya adalah Jeruk atau dalam bahasa melayu Sambas dikenal dengan istilah  Limau dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini mulai melemah. Pada tahun 1995 petani Jeruk di Kecamatan Tebas mengalami kegagalan serentak dimana hampir seluruh tanaman Jeruk terserang hama penyakit yang mengakibatkan produksi buah Jeruk menurun drastis. Sebagai bentuk bukti bahwa di Kecamatan Tebas adalah salah satu daerah penghasil buah Jeruk yang di Kabupaten Sambas, maka Camat Tebas bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (FORKOMPIMCAM) dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Tebas membangun sebuah tugu di halaman Kantor Camat Tebas yang dikenal dengan nama Tugu Limau.
Alasan artikel ini ditulis adalah sebagai usaha untuk memperkenalkan Tugu Limau Tebas kepada masyarakat  karena secara umum masyarakat tidak mengetahui maksud, tujuan dan makna dari pembangunan tugu tersebut khususnya masyarakat di Kecamatan Tebas. Harapannya bahwa tugu tersebut dapat menjadi ikon identitas daerah sebagaimana Tugu Monas yang ada di DKI Jakarta, Tugu Khatulistiwa di Kota Pontianak, Menara Eifel di Paris, Twin Tower di Kuala Lumpur dan lain sebagainya.

Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, penelitian yang berjudul Taman Wisata Kulminasi Khatulistiwa Pontianak  yang ditulis oleh Prihadi Wibowo  pada tahun 2017 dari Universitas Tanjungpura. Kedua, penelitian dengan judul Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet) yang ditulis oleh S. Dwi Utari pada tahun 2014 dari Universitas Pendidikan Indonesia. Ketiga, artikel dengan judul Jatidiri Arsitektur Monumen Bajra Sandhi yang ditulis oleh Ni Nyoman Sri Rahayu dan Ni Wayan Ardiarani Utami pada tahun 2018 di Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA).

B.     Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan sosial dan ekonomi dengan memperhatikan latar belakang sosial masyarakat yang ada di Kecamatan Tebas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara. Observasi dilakukan di Desa Mak Tangguk Kecamatan Tebas dan wawancara kepada Bapak Farhamni, salah satu warga masyarakat setempat. Disamping itu, wawancara juga dilakukan kepada Camat Tebas yang merupakan salah satu tokoh penggagas ide pembangunan Tugu Limau tersebut.


C.    Pembahasan
1.         Gambaran Umum Kecamatan Tebas
Kecamatan Tebas merupakan salah satu kecamatan dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Sambas yang terdiri dari 23 Desa, 68 Dusun, 167 Rukun Warga dan 374 Rukun Tetangga dengan luas kurang lebih 395,64 KM2 atau sekitar 6,19 % dari luas wilayah Kabupaten Sambas. Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Tebas sekitar 66.872 jiwa, dan rata-rata mata pencaharian pokok masyarakatnya adalah petani.
Selain Padi yang merupakan tanaman pokok masyarakat di Kecamatan Tebas pada umumnya, sebagian besar masyarakat juga menanam Jeruk atau Limau sebagai sumber penghasilan pendukung ekonomi yang sampai saat ini masih sangat dominan bahkan luas lahan tanaman Jeruk meskipun ada juga beberapa tanaman-tanaman lain yang ditanam seperti Lada, Karet, Sawit dan lain-lain. Oleh karena itu, Kecamatan Tebas merupakan penghasil buah Jeruk terbesar di Kabupaten Sambas.

2.         Maksud dan Tujuan Pembangunan
Jeruk Tebas sudah dikenal sampai ke daerah-daerah diluar Kabupaten Sambas bahkan diluar Provinsi Kalimantan Barat karena ciri khas rasa manisnya jeruk lokal yang tidak ada di daerah lain. Kejayaan Jeruk Tebas sempat padam beberapa tahun dikarenakan serangan hama yang tidak bisa dikendalikan, sehingga beberapa tanaman jeruk milik masyarakat mati.
Untuk kembali membangkitkan semangat petani dan mengingatkan bahwa di Kecamatan Tebas pernah dijuluki Kota Jeruk, maka dibawah pimpinan FORKOMPIMCAM di Kecamatan Tebas menggelar sayembara untuk membangun sebuah tugu atau monumen yang menggambarkan ciri khas tersebut. Disepakatilah pembangunan tugu yang dikenal dengan Tugu Limau. Meskipun sebelumnya pernah dibangun tugu yang sama yang terletak di wilayah Desa Mekar Sekuntum, namun tugu terserbut terpaksa dirobohkan karena proyek pelebaran jalan pada tahun 2016 yang lalu. Gagasan pembangunan kembali tugu tersebut muncul dari Camat Tebas, Bapak Marianis, SH.,MH. berasama tokoh-tokoh masyarakat Tebas yang kemudian disepakati letak pembangunannya di halaman Kantor Camat Tebas.

3.         Sumber Pendanaan Pembangunan
Pada tahun 2017 pembangunan tugu tersebut dimulai dengan menggunakan dana yang diperoleh dari bantuan CSR Bank Kalbar. Pelaksanaan pembanguan dilakukan secara swakelola yang didesain oleh Pendamping Desa Teknik Infrastruktur,  Edi Sudianto, ST. bersama Pendamping Desa yang lain. Proses pengajuan pendanaan untuk pembangunan tugu tersebut dilakukan bersama-sama dengan mengajukan proposal yang ditujukan kepada PT. Bank Kalbar.
Selain dari dana tersebut, Camat Tebas juga mengajukan proposal bantuan pembangunan dana kepada PT. KSUP dan perusahaan-perusahaan lain yang ada di wilayah Kecamatan Tebas sebagai bentuk kepedulian terhadap tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat serta beberapa sumbangan dari masyarakat yang peduli terhadap pembangunan tugu tersebut.

4.         Filosofi Bentuk dan Desain Tugu Limau
Tugu Limau Tebas didesain sedemikian rupa berdasarkan hasil kesepakatan semua pihak. Atas beberapa usul, masukan dan saran, harapannya Tugu Limau tersebut mengandung makna dan filosofi yang dapat dijadikan identitas dan karakter Kecamatan Tebas pada umumnya, sehingga mudah dikenal dan diingat ketika orang luar berkunjung ke Kecamatan Tebas belum sah jika belum datang langsung dan melihat Tugu Limau ini.
Desain Tugu Limau sangat minimalis dan sederhana tanpa ada embel-embel sentuhan mewah sedikitpun. Tugu Limau terdiri dari 3 (tiga) buah tiang yang saling berhadapan dengan memiliki warna dan panjang yang berbeda dimasing-masing pilarnya. Warna tiang tugu terdiri dari warna merah, biru dan putih yang menggambarkan keberagaman suku, etnis dan agama yang ada di Kecamatan Tebas. Namun meskipun dengan perbedaan tersebut, dalam segala hal selalu mengedepankan kebersamaan dan persatuan.
Kemudian pada bagian ujung paling atas dari ketiga tiang tersebut terdapat tiga buah replika buah Jeruk dengan ukuran besar yang menggambarkan bentuk dan ciri khas Jeruk lokal yang ada di Kecamatan Tebas. Replika buah Jeruk tersebut bermakna besarnya harapan dan semangat masyarakat Kecamatan Tebas agar kejayaan tanaman Jeruk kembali bangkit.
Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Tebas kurang memahami makna dan filosofi dari bentuk desain Tugu Limau ini. Ketika penulis melakukan observasi dan wawancara singkat kepada salah satu warga yang ada di Desa Mak Tangguk, Bapak Farhamni mengaku tidak mengetahui makna yang tersirat dari bentuk desain dan tujuan dibangunnya tugu tersebut. Menurutnya, pembangunan tugu tersebut hanyalah bagian dari penataan kota Tebas secara umum.
Pemerintah Daerah sangat mendukung pembangunan Tugu Limau ini, hal tersebut dibuktikan pada saat peresmian Tugu dilakukan langsung oleh Bupati Sambas, H. Atbah Romin Suhaili, Lc bersama Wakil Bupati, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Sambas, dan pejabat-pejabat lain yang ikut bersama rombongan. Namun penandatangan prasasti Tugu Limau tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Eko Putro Sandjojo, BSEE., M.BA di Aula Kantor Bupati Sambas pada tanggal 17 Maret 2018.




D.    Kesimpulan
Sebagai ciri khas daerah Kecamatan Tebas, Tugu Limau merupakan ikon kebanggaan masyarakat Tebas yang digagas langsung oleh FORKOMPIMCAM dibawah pimpinan Camat Tebas. Tugu Limau Tebas dibangun sebagai upaya untuk membangkitkan kembali semangat petani Jeruk yang ada di Kecamatan Tebas yang sempat padam.
Selain itu, Tugu Limau Tebas diharapkan dapat menjadi salah satu objek tujuan para pengunjung dari luar Kecamatan Tebas minimal untuk berswafoto sebagai bukti bahwa mereka sudah pernah datang ke Tebas.

E.     Referensi
Sumber:
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LABORATORIUM PERADILAN SEMU

LABORATORIUM PERADILAN SEMU
Jl. Raya Sungai Kelambu, Desa Mensere Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kode Pos 79461

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Pages