MATA KULIAH BAHASA
INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER I TAHUN
AKADEMIK 2018/2019)
INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES
PRIBADY, S. Pd, M.Pd
NAMA
: FERY EFENDY
NIM
: 302.2018.051
TEMA
: BEPAPAS KAMPUNG
A. Latar
Belakang
Bepapas Kampung
merupakan tradisi adat budaya melayu yang dimiliki sejak zaman dahulu,
masyarakat yang pada mulanya saling menjaga dan menghormati masing-masing
individu merupakan sebuah bentuk anugerah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai
karunia yang paling mendasar dalam hidup manusia yang paling berharga.
Namun pada
kenyataannya tradisi bepapas kampung merupakan suatu keyakinan yang selalu dilaksankan
setiap tahunnya, kegiatan bepapas kampung dilaksankan menyambut 1 Muharram
(Tahun Baru Hijriah) salah satu tradisi khususnya pada muslim melayu di Desa
Serindang.
Sebelum dimulainya
bepapas kampung tetua adat dan Labai serta tokoh masyarakat mengajak
warga untuk berkumpul di Masjid dengan sholat Magrib berjamaah. Setelah sholat,
tetua adat dan Labai memimpin pembacaan surah Yaasin bersama, kemudian
dilanjutkan dengan membaca do’a selamatan.
Pada pagi harinya
menjelang siang, tetua adat membawa air yang disebut Air Tolak Balla, proses
bepapas tersebut dimulai dari rumah ke rumah tetua adat membawa perlengkapan
yang disebut daun imbali, daun mentibar, daun enjuang, dan kasai langgir. Daun
enjuang bermakna hidup ini adalah perjuangan, daun mentibar bermakna penuh
cabaran, daun imbali bermakna cepat bersatu kembali, tempurung kelapa tempat
kasai langgir yang dicairkan dengan air tolak balla, beras yang di buat kasai
langgir bermakna niat suci air tolak ballah bermakna semoga dijauhkan oleh
Allah Swt dari balla. Acara tersebut menghindarkan dari balla, penyakit hal-hal
yang kurang baik semoga dijauhkan oleh Allah dar orang yang tinggal dirumah
atau tempat lainnya.
Bepapas salah satu
sarana media/sarana untuk berdo’a silaturrahim dan sedekah, karena biasanya
acaranya tersebut melakukan suatu ibadah dan kemasyarakatan tidak lepas dari
sumber agama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Maka dapatlah kita lihat
tradisi-tradisi yang ada sekarang ini tentu beracuan pada Kitabullah dan Sunnah
Rasul yang disesuaikan waktu kemasyarakatan.
Bepapas adalah adat
bersandikan syara’-syara’, dan bersandikan Kitabullah apabila balla telah
terjadi semoga tidak terulang kembali balla.
B. Metodologi
Pelestarian
kebudayaan mutlak tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan suatu kompleksitas
yang menjadikan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, dan
hanya cukup dengan dilestarikan tetapi harus diwariskan kepada generasi
selanjutnya.
C. Pembahasan
Bepapas kampung
adalah asas-asas dasar yang menyatakan kebebasan dasar manusia, sebagai nilai
budaya yang harus dipertahankan dan dilindungi, dihormati. Bepapas kampung
tidak dapat dipisahkan sudah menjadi tradisi dan budaya yang berkembang secara
turun menurun.
Tradisi dan budaya
suatu kompleksitas yang menjadikan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat, dan tidak terlepas dari sumber aama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
Tradisi-tradisi yang
ada pada saat ini tentu beracuan pada Kitabullah dan Sunnah yang disesuaikan
waktu kemasyarakatan.
D. Kesimpulan
Bepapas adalah
tradisi dan budaya yang berkembang secara turun temurun, terkait tentang
hakikat kehidupan masyarakat setempat sangat memegang teguh adat dan istiadat.
Kegiatan bepapas
kampung merupakan suatu keyakinan muslim melayu yang ada di Desa Serindang
dengan menyambut tahun baru Hijriah (1 Muharram) acara bepapas kampung
memberikan nilai-nilai agama yang harus dihormati dan dipertahankan sebagai
nilai budaya.
Maka dapatlah kita
lihat tradisi-tradisi yang ada bersandikan syara’-syara’ berdasarkan Kitabullah
semoga balla tidak terulang kembali.
E. Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar