KARYA ILMIAH BAHASA INDONESIA


  1. MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
Nama   : Nur'ain
Nim      : 302.2018.063

SAMPAH DI DESA SUNGAI KELAMBU

A.Latar Belakang
Membuang sampah sembarangan tentunya memberi dampak negatif untuk lingkungan sekitar. Apalagi membuang sampah di pinggir sungai dan di dalam sungai. Sampah yang terlalu banyak di dalam sungai dapat membuat aliran sungai tersumbat.
Desa Sungai Kelambu merupakan salah satu dari 23 desa/ kelurahan di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas yang terletak di sebelah Timur kota Sambas dengan jarak dengan ibu kota kecamatan sejauh 6 km dan jarak dengan ibu kota Kabupaten Sambas 30 km yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama 40 menit.
Jumlah penduduk Desa Sungai Kelambu sebanyak 3.408 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 1.535 jiwa , perempuan 1.513 jiwa. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga ada sebanyak 824 Kepala  keluarga dengan kepadatan penduduk 6 jiwa/km. Penduduk Desa Sungai Kelambu menggunakan air sungai dari aliran Sungai Sebangkau untuk mencuci mandi bahkan jika musim kemarau air dari sungai ini juga di gunakan untuk minum dan memasak.
Pentingnya peran air sungai seharusnya membuat masyarakat lebih sadar dan banyak berfikir untuk menjaga kebersihan sungai. Jangan sampai sungai tercemar oleh sampah-sampah atau limbah yang dibuang secara langsung ke dalam aliran sungai.
Sampah yang dibuang secara langsung ke dalam sungai dapat mencemarkan air sungai. Air sungai akan berbau dan jika dikonsumsi bisa menyebabkan penyakit seperti diare . Apabila digunakan untuk mandi maka bisa menyebabkan penyakit kulit.
Air sungai yang bersih tentunya memberikan banyak manfaat selain bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari juga bisa dijadikan tempat wisata ,tempat memancing. Sungai yang bebas dari sampah dan limbah kimia dapat memberikan kehidupan yang nyaman untuk hidupan liar yang hidup disungai.

B. Refrensi 
              Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul ini Pertama,  Ashidiqy,M.R. (2009) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH RUMAH TANGGA DI SUNGAI MRANGGEN(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Kedua, Kamal F. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku pembuangan sampah pada masyarakai beringin di RW 07 kelurahan Wonosari kecamatan Ngaliyan kota Semarang tahun 2009.(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Ketiga sekitar sungai Siahaan,R., Indrawan, A., Soedharma, D., & Prasetyo, L. B. (2011). Kualitas Air Sungai Cisadane, jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2), 268-273. Ketiga,  Amri, N. (2013). Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Tepian Sungai Kecamatan Kolaka,Sulawesi Tenggara. JUPITER, 12(1).

C . Metodelogi  
Pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan Lingkungan dan dibuat dengan cara observasi. Adapun observasi di lakukan di Desa Sungai Kelambu pada tanggal 14 Januari 2019. 

D. Pembahasan
Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang. Umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat (Azrul Aswar, 1981 :53).
Jenis sampah dikenal beberapa pembagian. Pembagian atas dasar zat pembentuknya yaitu sampah organik dan anorganik. Kemudian  pembagia n  atas  das a r  s ifa t n ya yaitu sampah yang mudah membusuk. Sampah yang mudah terbakar dan sampah yang tidak mudah terbakar (Juli Soemirat Slamet, 2002:152).
Sampah organik adalah sampah yang jika dibuang maka akan mudah membusuk. Sehingga tidak begitu cepat membuat aliran sungai tersumbat. Berbeda dengan sampah anorganik yang butuh waktu lama untuk membusuk atau habis, seperti sampah plastik.
Pada tahun 2006 Desa Sungai Kelambu mengalami banjir selama 2 minggu. Banjir selama 2 minggu tersebut mengakibatkan jalan raya desa ini menjadi rusak total,karena sebelumnya daerah ini memamg sudah sering banjir. Banjir ini terjadi disebabkan oleh aliran parit yang dangkal, karena banyaknya sampah yg dibuang dan kemudian mengendap di aliran parit belum lagi pohon besar yang ditanam dipinggir jalan ranting-rantingnya berjatuhan dan menahan sampah. Lalu pada tahun 2010 di dilakukan penggalian kembali parit desa sungai kelambu dan Jalan Raya nya pun diperbaiki dan dibuat lebih tinggi dari sebelumnya.
Sekarang memang tidak pernah lagi terjadi banjir tapi jika masyarakat mulai kembali membuang sampah di dalam aliran parit. Seperti yang terjadi belakangan ini, banyak ditemukan sampah Pampers, bahkan ada yang membuang bulu ayam yang dimasukan ke dalam plastik kemudian dihanyutkan di aliran parit. Ada juga yang membuang sampah di pinggir parit dengan alasan hal tersebut agar tanah di pinggir parit tersebut tidak runtuh.
Sebenarnya ada beberapa sampah yang bisa menghasilakan uang. Contohnya botol plastik, kardus,aluminium dan besi. Sisanya sampah sampah yang lain mungkin saja dibakar di halaman belakang rumah.
Di desa ini ada 2 tempat pengepul barang bekas . Mereka membeli botol –botol kaca sampah plastik seperti bekas tempat air minum, kertas, kardus, besi, dan juga alminium. Adanya pengepul seperti itu sangat memberi dampak yang baik untuk masyarakat. Sebahagian orang tua ada yang mengajarkan anaknya untuk mengumpulkan sampah-sampah yang bisa disulap menjadi uang.

E . Kesimpulan
Dalam pengelolaan sampah memang menjadi sebuah pekerjaan rumah untuk kita semua. Hal yang tersulit adalah membuat setiap individu masyarakat sadar akan penting nya menjaga aliran parit atau sungai. Apalagi air parit atau sungai tersebut digunakan untuk MCK. Adanya pengepul disetiap daerah tentunya memberi manfaat untuk mengurangi sampah. Sayang nya di Desa ini belum ada orang yang kreatif untuk mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis.



MATA KULIAH  BAHASA INDONESIA
PROGRAM  STUDI  HUKUM  TATA NEGARA  FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER 1, TAHUN AKADEMIK 2018/2019
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU, HARIES PRIBADI,S.Pd.,M.Pd
              NAMA  :  MARNI
              N I M    : 302 2081 061

BUDAYA MAKAN SAPRAHAN
DESA DUNGUN PERAPAKAN
           
 A.Latar Belakang
Bagi masyarakat Desa Dungun Perapakan,hidup ini penuh dengan adat dan kebudayaan,yang berkaitan dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri, sejak masih dalam kandungan ibu,lahir,kanak-kanak,remaja,dewasa bahkan sampai kematian,untuk kebudayaan insyaallah  yang ada di Desa Dungun Perapakan  akan terjaga dan akan tetap dilestarikan.
Bagi masyarakat Desa Dungun Perapakan  kesadaran untuk memelihara, membina, dan mengembangkan budaya yang mencerminkan nilai luhur dan kekayaan bangsa dalam bukti kepedulian terhadap kelangsungan proses kehidupan berbudaya,salah satunya makan saprahan masyarakat Desa Dungun Perapakan Kecamatan Tebas adalah warisan nenek moyang.
Berat Sama dipikul, ringan sama dijinjing, berdiri sama tinggi duduk sama rendah  adalah masyarakat yang majemuk yang memiliki berbagai macam suku dan budaya yang tersebar di tanah air. Kesatuan Bhineka Tunggal Ika dan kemajemukan itulah menjadikan kita masyarakat yang maju dan begitu indah dalam bermasyakat,bergotong-royong,menjalin persamaan yang merata.
Masyarakat Desa Dungun Perapakan,selalu membudayakan makan saprahan dalam acara apapun.Dengan dilandasi dengan kekeluargaan yang saling mendukung bagi masyarakat Desa Dungun Perapakan,hidup ini penuh dengan adat dan kebudayaan,yang berkaitan dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri.
Makan bersama-sama dalam satu majlis (besaprah) adalah agar tidak adanya perbedaan pangkat dan jabatan,dengan menu yang sama,cara makan yang sama,duduk dengan sopan dan berakhlak yang baik terasa adanya rasa persaudaraan yang mengalir begitu saja, tanpa ada rasa kesenjangan yang memisahkan,alangkah indahnya kebersaan dalam bersaprah.
 Makan bersaprah bagi masyarakat melayu khususnya,makan bersama-sama dalam bersaprah mempunyai kebahagiaan tersendiri, ketika makan bersama-sama,baik itu dilingkungan keluarga,dilingkungan masyarakat dan lingkungan lainnya,kebudayaan yang sudah
mendarah dagin bagi masyarakat Desa Dungun Perapakan, harus dipertahankan dan diwariskan.
Yang pertama yang ditulis oleh TAMBOEN,P.Adat-Istiadat Karo terbitan Balai Pustaka Tahun 1952.
Yang ke dua di tulis oleh HARAPAN,H.M.D Adat Istiadat Tapanuli Selatan.Penerbit Grafindo Utama.Yang ketiga ditulis oleh HARDJOWIROGO Adat Istiadat  Jawa pada Tahun 1980.        
B. Metodologi
wawancara di lakukan dengan seorang bernama Hj.Hajibah,umur 68 Tahun,alamat rumah Desa Dungun Perapakan,Dusun Kemuning RT.03/RW.02,Kecamatan Tebas.Pekerjaan Petani.C C.P
Tradisi makan bersaprah dalam kehidupan masyarakat Dungun Perapakan,sangat-sangat identik dengan agama islam,terpelihara dan berpedoman pada enam rukum Iman,dan Lima rukun Islam.Makna bersaprah yang disantap oleh enam orang setiap saprahannya diartikan dengan rukun Iman,dan lauk pauknya yang dihidangkan biasanya lima piring diartikan rukun Islam.Tidak ada perbedaan menu masakan untuk sajian saprahan antara rakyat biasa dengan pemimpin,semuanya sama saja.
Bersaprah merupakan tradisi adat melayu,cara,menghidang dan menu ada aturannya,tidak tertulis tapi membudaya.Di Kabupaten Sambas Khususnya Desa Dungun Perapakan,tradisi bersaprah adalah sebuah jamuan makan yang melibatkan banyak orang yang duduk dalam satu barisan,saling berhadapan duduk dalam satu kebersamaan.
Berat Sama Dipikul, Ringan Sama Dijinjing, Berdiri Sama Tinggi Duduk Sama Rendah. Itulah filosofi yang tepat untuk melambangkan kebersamaan dan semangat gotong royong masyarakat Sambas yang hingga saat ini masih terjaga dengan baik. Hidangan sajian yang sudah terhidang akan disantap bersama-sama kelompok, membentuk seperti lingkaran bola. Sajian yang disantap tidak menggunakan sendok maupun lainnya, tetapi menggunakan tangan (disuap), sedangkan untuk mengambil lauk pauk digunakan sendok
Tradisi Budaya Makan Bersaprah tidak bisa terlepas dari semangat gotong royong masyarakat, contohnya pada acara perkawinan karena untuk membuat acara tersebut membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Biasanya untuk sebuah acara perkawinan membutuhkan tenaga kerja bisa lebih dari seratus orang. Sangat mustahil kalau yang punya acara menggaji atau memberi upah kepada semua tenaga kerja yang telah membantu, karena biasanya warga satu desa turut serta bahu-membahu membantu segala aktivitas untuk makan saprahan tersebut
Kesimpulannya adalah untuk pengeluaran membutuhkan biaya tiga kali lipat dari acara perkawinan makan prasmanan seperti yang yang sering kita jumpai di daerah perkotaan. Maka dari itu, tradisi ini memang sangat kental dengan adat dan budaya Melayu yang perlu kita lestarikan bersama sebagai generasi penerus karena makan saprahan dan semangat gotong royong dalam budaya itu memang satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kalau semangat gotong royongnya memudar, maka makan saprahan juga akan dengan sendirinya akan hilang.      
Dalam tata cara penyajian makanan (besurrung), dilakukan oleh 5 (lima) orang yang mempunyai tugas masing-masing sebagai berikut:
       1. Penyurrung  ke 1
Barisan terdepan bertugas mengatur meletakan sajian diatas hamparan tikar. Penyurrung 1 ini juga membawa alas saprah dan tempat air cuci tangan.
      2. Penyurrung ke 2
Membawa pinggan saprah yang berisi nasi.
     3. Penyurrung ke 3
Membawa baki lauk-pauk.
     4.Penyurrung ke 4
Membawa pinggan/piring nasi.
     5. Penyurrung ke 5
Membawa  baki  kecil yang berisi cawan air minum
Kelima  orang  tersebut  mengambil  bawaan  masing-masing  dan menyusun menuruttugasnya.Mereka
Mengambil posisi secara berurutan,mulai dari memasuki ruangan,berjalan,duduk dan lainlain.Sajian saprahan disampaikan secara sambung menyambung dengan tata krama dan budaya.
Bersama kita bisa ,Bersama kita melestarikan budaya kita,mari menginspirasi banyak orang dengan budaya bangsa kita khususnya masyarakat yang ada di lingkungan kita yaitu Desa Dungun Perapakan Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas.
D.Referensi
Htt://www.Misterpangalayo.com/2016/02/filosofi-tradis-budaya-makam-saprahan-.htm?m=1
Hj.Hajibah/Duper-Tebas/ Januari 2019/tradisi-makan besaprah.





MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH

(SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2018/2019)

INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN

DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY, S. Pd, M.Pd



NAMA           : FERY EFENDY

NIM                : 302.2018.051

TEMA            : BEPAPAS KAMPUNG



BEPAPAS KAMPUNG

A.    Latar Belakang

Bepapas Kampung merupakan tradisi adat budaya melayu yang dimiliki sejak zaman dahulu, masyarakat yang pada mulanya saling menjaga dan menghormati masing-masing individu merupakan sebuah bentuk anugerah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai karunia yang paling mendasar dalam hidup manusia yang paling berharga.

Namun pada kenyataannya tradisi bepapas kampung merupakan suatu keyakinan yang selalu dilaksankan setiap tahunnya, kegiatan bepapas kampung dilaksankan menyambut 1 Muharram (Tahun Baru Hijriah) salah satu tradisi khususnya pada muslim melayu di Desa Serindang.

Sebelum dimulainya bepapas  kampung tetua adat dan Labai serta tokoh masyarakat mengajak warga untuk berkumpul di Masjid dengan sholat Magrib berjamaah. Setelah sholat, tetua adat dan Labai memimpin pembacaan surah Yaasin bersama, kemudian dilanjutkan dengan membaca do’a selamatan.

Pada pagi harinya menjelang siang, tetua adat membawa air yang disebut Air Tolak Balla, proses bepapas tersebut dimulai dari rumah ke rumah tetua adat membawa perlengkapan yang disebut daun imbali, daun mentibar, daun enjuang, dan kasai langgir. Daun enjuang bermakna hidup ini adalah perjuangan, daun mentibar bermakna penuh cabaran, daun imbali bermakna cepat bersatu kembali, tempurung kelapa tempat kasai langgir yang dicairkan dengan air tolak balla, beras yang di buat kasai langgir bermakna niat suci air tolak ballah bermakna semoga dijauhkan oleh Allah Swt dari balla. Acara tersebut menghindarkan dari balla, penyakit hal-hal yang kurang baik semoga dijauhkan oleh Allah dar orang yang tinggal dirumah atau tempat lainnya.

Bepapas salah satu sarana media/sarana untuk berdo’a silaturrahim dan sedekah, karena biasanya acaranya tersebut melakukan suatu ibadah dan kemasyarakatan tidak lepas dari sumber agama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Maka dapatlah kita lihat tradisi-tradisi yang ada sekarang ini tentu beracuan pada Kitabullah dan Sunnah Rasul yang disesuaikan waktu kemasyarakatan.

Bepapas adalah adat bersandikan syara’-syara’, dan bersandikan Kitabullah apabila balla telah terjadi semoga tidak terulang kembali balla.

B.     Metodologi

Pelestarian kebudayaan mutlak tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan suatu kompleksitas yang menjadikan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, dan hanya cukup dengan dilestarikan tetapi harus diwariskan kepada generasi selanjutnya.
C.    Pembahasan
Bepapas kampung adalah asas-asas dasar yang menyatakan kebebasan dasar manusia, sebagai nilai budaya yang harus dipertahankan dan dilindungi, dihormati. Bepapas kampung tidak dapat dipisahkan sudah menjadi tradisi dan budaya yang berkembang secara turun menurun.
Tradisi dan budaya suatu kompleksitas yang menjadikan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, dan tidak terlepas dari sumber aama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
Tradisi-tradisi yang ada pada saat ini tentu beracuan pada Kitabullah dan Sunnah yang disesuaikan waktu kemasyarakatan.
D.    Kesimpulan
Bepapas adalah tradisi dan budaya yang berkembang secara turun temurun, terkait tentang hakikat kehidupan masyarakat setempat sangat memegang teguh adat dan istiadat.
Kegiatan bepapas kampung merupakan suatu keyakinan muslim melayu yang ada di Desa Serindang dengan menyambut tahun baru Hijriah (1 Muharram) acara bepapas kampung memberikan nilai-nilai agama yang harus dihormati dan dipertahankan sebagai nilai budaya.
Maka dapatlah kita lihat tradisi-tradisi yang ada bersandikan syara’-syara’ berdasarkan Kitabullah semoga balla tidak terulang kembali.
E.     Referensi
  

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM  STUDI  HUKUM  TATA NEGARA  FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER 1, TAHUN AKADEMIK 2018/2019
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU, HARIES PRIBADI,S.Pd.,M.Pd
NAMA : EKO JUNIARTO
NIM    : 302.2018.049

JALAN PELABUHAN SINTETE RUSAK BERAT
A.    Latar belakang
Sangat menyulitkan untuk warga dalam bertranportasi menuju pelabuhan sintete dikarenakan jalan yang rusak berat diakibatkan banyak nya keluar masuk mobil kendaraan yang bertonase berat akibat muatan yang diangkut kian berat.
Pelabuhan Sintete berada di Dusun Sintete Desa Singaraya dari Rt.001 sampai Rt.006 kondisi jalan yang cukup parah sepanjang kurang lebih 2,5 Km Sehingga jalannya belobang sehingga masyarakat pengguna jalan tersebut sangat mengeluh apabila musim kemarau jalan penuh berdebu, dan dimusim hujan jalan penuh dengan genangan air. 
            Setiap pengguna jalan yang rusak ini sering berkeluh kesah dan menggerutu setiap lewat di jalan tersebut apalagi yang menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat yang bertonase berat sehingga barang yang di angkut sering berjatuhan sehingga membuat pengangkut barang ini sering mengeluh dengan kondisi jalan ini.
            Teruntuk yang menggunakan kendaraan roda dua sering mengalami kebocoran ban dan yang lebih parah lagi yang menggunakan roda dua juga mengalami kerusakan pada kendaraan nya, apalagi pada musim penghujan seperti saat sekarang ini banyak jalan yang berlobang tersebut di genangi air sehingga para pengguna jalan banyak terjebak.
            Khusus untuk pejalan kaki sangat meresahkan mereka banyak jalan yang tidak bisa di tuju banyak genangan air apabila hujan dan apabila kemarau jalan berdebu apabila berpapasan dengan kendaraan bermotor maupun mobil, sehingga banyak yang pejalan kaki yang menggunakan masker, terlebih lagi kepada warung-warung yang berada dipinggir jalan terutama warung kopi dan warung jajanan untuk sarapan pagi sangat berpengaruh pada pendapatan mereka orang-orang sampai enggan untuk jajan dan minum kopi dikarenakan debu yang sangat tebal apabila kendaraan yang lewat.
            Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, PersepsiDan Sikap Masyarakat Terhadap Manfaat Bantuan PSD-PU oleh MA Sidik tahun 2011.
Brian Praditya,Hanaldy. Dampak CSR PT. Indobent Terhadap Perkembangan Ekonomi dan Lingkungan di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur .Diss UPN”Veteran “di Yogyakarta Tahun 2015. Sugoro, Irawan “Uji Pencemaran udara oleh pertikulat debu di sekitar terminal Lebak Bulus berdasarkan Bioindikator stomata pada tanaman Glodogan (polyalthia logifolia).

B.     Metodologi

Dalam tulisan ini cenderung lebih kebidang ekonomi yang begitu berpengaruh kepada pendapatan orang-orang yang bermata pencarian dagangan bahan makanan seperti jajanan makanan jadi dan lebih spesifik lagi kesehatan yang lebih berpengaruh kepada orang-orang yang berpenyakit Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ).
Tulisan ini berawal dari pengamatan sendiri dikarenakan menjadi penduduk yang berada di daerah Jalan Pelabuhan Sintete, dan juga pada saat mengalami sendiri apa yang terjadi seperti yang yang tertulis diatas, pada hari minggu tanggal 6 Januari 2019 pada saat akan jajan bersama keluarga di salah satu yang berjualan jajanan di sekitar jalan dengan keluhan dari penjual jajanan tersebut tentang akibat yang timbul dari rusaknya jalan pelabuhan sintete sehingga menimbulkan debu yang sangat mempengaruhi dari pendapatan mereka.  

C.     PEMBAHASAN

Melihat keadaan semakin parah jalan yang selalu dilewati oleh para pamakai jalan menuju Pelabuhan Sintete tentunya yang menjadi perhatian penting kepada Pemerintah Dareah untuk melihat infrastruktur yang kurang memadai ini, karena Pelabuhan Sintete merupakan termasuk sumber inkam bagi pemerintah daerah seharusnya adanya kepedulian dari pihak pemerintah daerah terkait infrastruktur yang sudah tidak memadai ini.
Kami selaku warga sangat mengharapkan adanya kepedulian dari pihak Pemerintah Daerah untuk segera membangun sarana dan prasarana terutama jalan Pelabuhan Sintete yang sudah sangat parah, yang berimbas kepada masyarakat sekitarnya. Sehingga memutus mata rantai perekonomian dan juga kesehatan yang berimbas terutama penderita penyakit ISPA. 
Sudah beberapa kali kepedulian masyarakat dan para pemakai jalan tersebut bergotong royong memperbaiki jalan yang sudah sangat parah tersebut yaitu dengan menutup lobang-lobang dengan swadaya membeli batu dan pasir demi kenyamanan sesama pemakai jalan dan masyarakat yang bermukim di pinggiran jalan tersebut.
Sudah segala cara digunakan untuk memohon bantuan kepada pemerintah daerah agar jalan yang sangat parah itu di bangun, tapi sampai sekarang jalan tersebut tidak kunjung dibangun bahkan yang melewati jalan yang rusak parah tersebut sering dilewati kendaraan bertonase berat. Sudah menjadi pembicaraan serius di setiap warung-warung mengenai rusaknya jalan Pelabuhan Sintete, sudah berbagai cara sudah di tempuh tapi tidak ada respon sama sekali dari Pemerintah Daerah.

D.    PENUTUP

Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa akibat dari rusaknya jalan Pelabuhan Sintete banyak merugikan para pemakai jalan dan masyarakat yang bermukim di pinggiran jalan Pelabuhan Sintete, terutama lagi yang bermata pecarian sebagai pedagang, dan juga yang mempunyai riwayat penyakit ISPA. Maka dengan ini penulis memberikan penjelasan diatas agar pihak yang terkait terutama Pemerintah Daerah untuk dapat respon terhadap infrastruktur yang menjadi inkam dalam Pemerintahan.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya paenulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Demikian sebuah paparan diatas yang bisa dikembangkan. Semoga bisa menjadi referensi yang berguna buat kita dan semua yang membaca tulisan ini. Sekian.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM  STUDI  HUKUM  TATA NEGARA  FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER 1, TAHUN AKADEMIK 2018/2019
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU, HARIES PRIBADI,S.Pd.,M.Pd
NAMA : RIMA M

NIM    : 302.2018.067

Tradisi Bungas Setahun Di Desa Sejiram 

Latar Belakang
Setiap menjelang panen sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat khususnya para  petani melakukan suatu acara sebagai bentuk syukur para petani atas hasil panennya pada saat itu, yang dikenal dengan sebutan Bungas Setahun.
Tradisi seperti ini masih kita temui disuatu desa di Kecamatan Tebas khususnya desa Sejiram. Desa Sejiram yang yang terletak di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Desa ini memiliki luas wilayah lebih  kurang 4.50 km2 dengan jumlah penduduk kurang lebih  1.563 jiwa dan akses ke Kecamatan kira-kira 6 km dari desa, masih memiliki budaya turun- temurun yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat   setempat. 
Bungas Setahun diartikan masyarakat setempat saat kondisi sawah dengan hamparan padi yang hampir siap panen dan belum di mulai proses panen (pra panen). Dalam Tradisi ini juga dapat menumbuhkan rasa gotong –royong dan kebersamaan yang tinggi masyarakat di desa Sejiram. Salah satu contoh gotong-royong  yang dilakukan pada  tradisi adalah saat pembuatan olahan padi yang disebut dengan emping, dimana para ibu-ibu  membuat emping dengan cara membuatnya beramai-ramai bersama ibu lainnya.
Tradisi Bungas setahun lazimnya dilaksanakan di Mesjid Al-ikhsan  Sejiram, pagi hari saat masyarakat belum memulai aktivitas kerja. Bapak-bapak, Ibu-ibu bahkan anak-anak ikut meramaikan dalam acara ini. 
Masyarakat  sangat menjaga dan melestarikan tradisi ini, nilai gotong-royong dan kebersamaan tergambar saat melaksanakn acara ini dan  mereka meyakini dengan tradisi Bungas setahun hasil panennya akan menjadi berkah kemudian melalui informasi dari ketua adatnya mereka dapat menanam padi pada tahun berikutnya akan lebih baik.
Ada beberapa penelitian yang relepan dengan tulisan ini. Pertama, penelitian ini dengan judul Pengembangan  event Seren Taun Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kecamatan Cigugur, ditulis oleh D. Romalia pada tahun 2013 pada Universitas Pendidikan Indonesia. Kedua, penelitian dengan judul Kesenian Dot-Dot Pada Acara Syukuran  Panen (Rasulan)Di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang, ditulis oleh P.S, Lestari pada tahun 2013 pada Universitas Pendidikan Indonesia. Ketiga, penelitian ini dengan judul Nyanyian Syukuran Panen Dalam Ibadah Gereja Toraja Jemaat Hermon Manggasa’ Makale Tana Toraja” ditulis oleh D. DARTY pada tahun 2012 pada tesis (Doctoral dissertation, FSD).
B. Metodologi
Pendekatan yang digunakan  pada artikel ini adalah pendekatan ilmu Antropologi, dan ada dua teknik yang digunakan untuk menggumpulkan data yaitu melalui wawancara dengan pemuka masyarakat Sejiram pada tanggal 10 Januari 2019,  adapun metode pengumpulan data yang kedua adalah melalui  observasi yang dilakukan pada awal panen dilokasi Mesjid Al-ikhsan dalam kegiatan tradisi Bangas Setahun.

C. Pembahasan
Tradisi Bungas Setahun di desa Sejiram Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas merupakan gelar tradisi masyarakat petani saat menjelang panen, Bungas artinya kondisi dimana padi masih utuh disawah dan Setahun dimana hitungan satu kali periode tanam. Bungas Setahun merupakan tradisi saat belum dimulai proses panen dalam satu periode tanam padi. Di desa Sejiram tradisi ini dilakukan setiap tahunnya. Sehari sebelum acaranya, para petani bergotong royong mempersiapkan olahan hasil panen, salah satunya yaitu emping. Emping dibuat melalui proses pemilihan buah padi yang tidak terlalu tua, yang kemudian dirontok lalu di sangrai selanjutnya di tumbuk. Semua alat yang digunakan dalam pembuatannya juga masih banyak ditemui alat tradisional seperti lesung dan alu. Emping dibuat untuk dihidangkan saat tradisi diadakan, menurut masyarakat setempat sebagai simbol bisa berbagi dengan sesama merasakan hasil panen secara bersama-sama. 
Selain emping, ketupat juga dihidangkan saat acara ini tidak lengkap jika hidangan ketupat tidak disertai dengan parutan kelapa muda yang dicampur manisnya gula kelapa atau mereka sebut dengan gula merah. Dengan keberagaman aneka olahan hasil panen sangat menarik untuk hadir dalam tradisi ini.
Tradisi  Bungas Setahun merupakan tradisi turun-temurun nenek moyang terdahulu. Tradisi ini merupakan acara suka cita petani saat menyambut panen tiba. Tradisi ini juga merupakan syukuran akan keberhasilannya selama proses bertani hinggalah padi menguning, pada acara ini juga mereka memanjatkan doa memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT untuk dilancarkan selama proses panen hingga selesai panen dan memohon keberkahan untuk tahun yang akan datang. 
Dalam proses pelaksanaan tradisi ini. Salah satu pemuka masyarakat atau ketua adat di desa ini menyampaikan petuah-petuah atau arahan kepada masyarakat dalam melaksanakan tanam padi tahun berikutnya. Dilanjutkan dengan baca doa bersama dalam kata lain doa untuk tolak bala, dengan hikmat masyarakat mendengarkan apa yang disampaikan ketua adat dan mereka patuh dalam menjalankan arahan dan petuah ketua adat  dengan harapan mereka selalu kompak dalam memulai kegiatan pasca panen dan proses penanaman padi tahun berikutnya. Setelah itu mereka  tutup  dengan menyantap berbagai  sajian emping dan makanan lainnya  yang mereka bawa  bersama.
D.Kesimpulan
 Berdasarkan dari hasil pengamatan dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan Bungas Setahun merupakan tradisi turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang sebagai warisan budaya yang masih terjaga sampai sekarang. Sepanjang tidak mengandung unsur yang melanggar norma agama dan norma sosial di tengah masyarakat, tradisi ini sangatlah perlu untuk dijaga dan dilestarikan. Ini merupakan salah satu kekayaan budaya di Kabupaten Sambas. Keberagaman  budaya diharapkan dapat memicu hadirnya wisata budaya yang dapat dijadikan objek wisata bagi masyarakat baik dalam maupun luar daerah. Keunikan tradisi Bungas setahun sangat menarik penulis untuk mengetahui bahkan mengikuti kegiatan tersebut dari proses penyiapan olahan makanan hingga mendengar petuah-petuah yang disampaikan oleh ketua adat.

E. Referensi
Penulisan artikel ini bersumber dari beberapa tulisan dan literatur berbagai jurnal antara lain:
D. Romalia, 2013. Pengembangan  event Seren Taun Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kecamatan Cigugur. Universitas Pendidikan Indonesia. 
Lestari, P.S. 2013. Kesenian Dot-Dot Pada Acara Syukuran  Panen (Rasulan)Di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang. Universitas Pendidikan Indonesia. 

Darty, D. 2012. Nyanyian Syukuran Panen Dalam Ibadah Gereja Toraja Jemaat Hermon Manggasa’ Makale Tana Toraja”. Doctoral Dissertation, FSD.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM  STUDI  HUKUM  TATA NEGARA  FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER 1, TAHUN AKADEMIK 2018/2019
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU, HARIES PRIBADI,S.Pd.,M.Pd
TUGAS KARYA ILMIAH
NAMA : JAMALUDIN
NIM : 302.2018.057

PENTINGNYA PERAN POSKAMLING DI DESA BEKUT

Latar belakang

Poskamling merupakan istilah dari pos keamanan lingkungan. Bila kita perhatikan keamanan dan ketertiban lingkungan sangat penting adanya. Untuk mewujudkannya lingkungan yang aman dan nyaman maka perlu diaktifkan kembali pos sistem keamanan lingkungan atau Poskamling dan pos jaga di sejumlah wilayah dalam hal ini di Desa Bekut Kecamatan Tebas.
Desa Bekut adalah desa yang terdapat di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Desa ini memiliki luas 5,43 km2. Desa Bekut terdiri dari 2 (dua) dusun, 8 (delapan) rukun warga (RW), 16 (enam belas) rukun tetangga (RT) dan 2 (dua)  Poskamling. Poskamling tersebut terletak di Dusun Senja 1 (satu) buah dan Dusn Surya 1 (satu) buah. 
Meskipun terlihat sederhana poskamling keberadaannya sangat penting. Melalui pengadaan poskamling keamanan lingkungan perumahan dan pemukiman penduduk akan lebih terjaga dari tindakan kejahatan. Sistem keamanan lingkungan di daerah perumahan dan pemukiman penduduk perlu untuk diberdayakan.
Hal ini bisa dilakukan melalui penjadwalan untuk menjaga lingkungan perumahan mereka. Peran serta masyarakat untuk menjaga keamanan wilayah sangat penting. Tujuan diadakannya poskamling itu sendiri adalah untuk menjaga keamanan.
Aparat tanpa didukung peran serta masyarakat juga hasilnya tidak akan bisa maksimal dan efektif. Lingkungan yang aman merupakan dambaan seluruh warga masyarakat. Dengan peran serta warga maka akan lebih mudah menciptakan lingkungan yang aman, tertib dan nyaman.
Adapun beberapa kajian relevan yang terkait dalam topic ini antara lain : Peran Pemerintah Dalam Meminimalisir Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Di Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, WV Gahansa, M Mantiri, J Kairupan - Jurnal Eksekutif, 2018, Peranan Kepala Kampung Dalam Pelaksanaan Siskamling, AD Lestari, I Suntoro, Y Nurmalisa - Jurnal Kultur Demokrasi, 2017, Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat terhadap Partisipasi dalam Pelaksanaan Kegiatan Siskamling, A Aditama, A Hasyim, MM Adha - Jurnal Kultur Demokrasi, 2013.

Metodologi
Adapun pendekatan dalam pembahasan artikel ini didapat berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Desa Bekut Kecamatan Tebas Suzarnadi, ST bertempat di Kantor Desa Bekut pada hari Senin tanggal 7 Januari 2019 sekira pukul 10.00 Wib.

Pembahasan
Pos Kamling atau biasa juga disebut bejagan atau pos ronda adalah pusat atau pos yang dipergunakan sebagai tempat singgah para penjaga disetiap rt atau rw ditiap tiap dusun dan atau tempat bertemunya anggota masyarakat dikala senggang dan tidak ada aktivitas rutin.
Baik sekedar untuk menikmati rokok dan atau minuman kopi / teh maupun hidangan umbi - umbian atau gorengan dengan percakapan kecil penting maupun senda gurau maupun percakapan dewasa yang lebih penting.
Fungsi utama poskamling pada dasarnya adalah merupakan tempat singgah para penjaga malam baik hansip maupun warga kampung yang secara kebetulan mendapat giliran jaga pada waktu tertentu sesuai dengan giliran mereka. Pada peletakkannya pos kamling lebih cenderung kepada penjagaan Rukun Tetangga dan atau Rukun Warga dibandingkan sebagai pos untuk menjaga dusun atau desa, jadi didalam satu dusun bisa terdapat beberapa pos kamling tergantung kebutuhan warga dusun dan biasanya terletak diposisi yang stragis dan memiliki posisi pandang yang luas.
Pos Kamling kini sudah banyak ditinggalkan oleh warga kampong dan desa karena fungsinya sudah tidak lagi diperlukan, selain itu kegiatan Pos Kamling juga banyak menyita waktu dan mengganggu aktivitas warga khususnya bagi warga yang bekerja dipagi hari.
Di era modern ini Pos Kamling sudah jarang lagi dipakai dan juga fungsinya tidak lagi seperti awal pembuatan dimana warga masyarakat sudah mulai merasakan keamanan yang cukup karena lapangan pekerjaan yang semakin terbuka lebar bagi para warga masyarakat yang menganggur dan mengisi aktivitas mereka dimalam hari untuk mencuri atau merampok.
Terdapat dua buah pos kamling di Desa Bekut Kecamatan Tebas dimana masing-masing terletak di tiap Dusun diantaranya yaitu pos kamling satu terletak di Dusun Senja dengan nomor Kontak Pos Jaga 085393080980 dan pos kamling dua  terletak di Dusun Surya dengan nomor Kontak Pos Jaga 082251782536.

Kesimpulan
Poskamling merupakan istilah dari pos keamanan lingkungan. Fungsi utama poskamling pada dasarnya adalah merupakan tempat singgah para penjaga malam baik hansip maupun warga kampung yang secara kebetulan mendapat giliran jaga pada waktu tertentu sesuai dengan giliran mereka. Pada peletakkannya pos kamling lebih cenderung kepada penjagaan Rukun Tetangga dan atau Rukun Warga dibandingkan sebagai pos untuk menjaga dusun atau desa, jadi didalam satu dusun bisa terdapat beberapa pos kamling tergantung kebutuhan warga dusun dan biasanya terletak diposisi yang stragis dan memiliki posisi pandang yang luas.
Terdapat dua buah pos kamling di Desa Bekut Kecamatan Tebas dimana masing-masing terletak di tiap Dusun diantaranya yaitu pos kamling satu terletak di Dusun Senja dengan nomor Kontak Pos Jaga 085393080980 dan pos kamling dua  terletak di Dusun Surya dengan nomor Kontak Pos Jaga 082251782536.
Salah satu bagian terpenting dalam pemeliharaan keamanan lingkungan adalah peran serta masyarakat. Dalam hal ini bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan diwujudkan dalam bentuk Sistem Keamanan Lingkungan. Siskamling dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan moral dan disiplin warga.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari interaksinya dengan manusia lain. Dalam interaksinya dengan manusia lain, maka tercipta suatu masyarakat dan suatu peradaban serta kebudayaan manusia yang didalamnya terdapat nilai-nilai yang mendasari dan menuntun tindakan-tindakan dalam hidup bermasyarakat. Kegiatan siskamling adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersamasama dan bersifat suka rela agar masyarakat mendapatkan perlindungan serta keamanan untuk masyarakat itu sendiri.
Sistem keamanan lingkungan merupakan bentuk-bentuk swakarsa, yang merupakan suatu kesatuan komponen yang saling bergantung dan berhubungan, saling mempengaruhi untuk mendapatkan hasil daya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan ketertiban masyarakat dalam upaya mendukung terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Semangat dan malasnya mengikuti kegiatan siskamling akan menentukan hasil yang diperoleh dalam kegiatan siskamling tersebut. Adanya kegiatan siskamling akan memberikan perlindungan dan keamanan bagi masyarakat, kegiatan siskamling juga akan menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Sejalan dengan fakta atau kenyataan berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan siskamling ini antara lain kurangnya sikap dan motivasi masyarakat terhadap kegiatan siskamling, kesadaran berpartisipasi masyarakat akan pentingnya kegiatan siskamling masih sangat rendah, masyarakat hanya mementingkan pekerjaan yang hanya menghasilkan materi saja, sifat malas-malasan yang selalu diterapkan olehnya bisa menghambat tujuan dari kegiatan siskamling.

Referensi

Gahansa, Windy Valentine, Michael Mantiri, and Josef Kairupan. "Peran Pemerintah dalam Meminimalisir Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan." Jurnal Eksekutif 1.1 (2018).
Lestari, Atika Dwi, Irawan Suntoro, and Yunisca Nurmalisa. "Peranan Kepala Kampung Dalam Pelaksanaan Siskamling." Jurnal Kultur Demokrasi 5.1 (2017).

Aditama, Aditama, Adelina Hasyim, and Muhammad Mona Adha. "Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat terhadap Partisipasi 



MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM  STUDI  HUKUM  TATA NEGARA  FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER 1, TAHUN AKADEMIK 2018/2019
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU, HARIES PRIBADI,S.Pd.,M.Pd
NAMA : HUSNI


NIM    : 302.2018.055


Taman Eden  Di Desa Seberkat

Latar Belakang
Taman adalah keindahan alam yang di buat manusia dan akan indah jika di jaga dan di pelihara dengan baik.Taman Eden memiliki keindahan tersendiri. Terdapat batu- batu yang di ukir sedemikian rupa serta berbagai bentuk hingga menambah keunikan taman ini dan terdapat sebuah kolam yang di hiasi bunga teratai. 
Taman eden Terdapat  di Desa Seberkat, tepatnya diperbatasan gunung cengal yang diantara hutan gunung peresak dan gunung cengal. Jaraknya sekitar  6 km dari kecamatan dan dapat di tempuh menggunakan sepeda motor sekitar 30 menit. Daerahnya sangat indah dan asri dengan di kelilingi hutan lindung, setelah ini di kelola oleh seorang pengusaha daerah ini kemudian di  sulap menjadi sebuah taman yang sangat indah, sehingga menarik perhatian  pengunjung dari berbagai daerah.
Tahun 2017 taman tersebuat siap dibuka dan mendapat sambutan yang sangat hangat dari berbagai golongan masyarakat. Disana terdapat  hamparan tanaman  bunga-bunga yang sangat indah, berbagai bentuk pahatan batu yang berbentuk kurcaci-kurcaci penjaga taman bunga tersebut.
Karna kurangnya managemen terjadi Kekacauan yang meresahkan masyarakat setempat. Dan pemilik taman tidak ingin mengambil resiko yang terjadi ditempatnya. Karena  tidak ada etikat baik dari pemilik taman  dengan daerah setempat akhirnya dengan terpaksa taman tersebut harus ditutup sementara dengan alasan ekonomi yang kurang baik.
Karna tempatnya yang jauh dari permukiman warga sehingga banyak remaja yang menjadikan taman tersebut sebagai tempat untuk pacaran. Sehingga banyak taman yang rusak dan mengakibatkan kerugian kepada pemilik taman tersebut.
Akhirnya pemilik taman tidak melanjutkan kerja sama dengan pihak desa. Izin taman di cabut dan taman eden pun di tutup untuk sementara waktu menunggu adanya  itikat baik dari pihak taman tersebut.
Adanya beberapa penelitian yang relevan dengan tujuan ini pertama penelitian dengan judul ( Pemilihan Tempat Wisata Yogyakarta ) oleh ( Linda Marlinda tahun 2016), Nilai ( Ekonomi Wisata Pulau Situ ) 0leh ( Trifrandari tahun 2009 ) di Universitas Bogor, Tour ( tempat wisata ) Alam di Sulawesi Utara oleh ( Steven Sentinuo tahun 2015)
 Metodologi
Pendekatan dalam tulisan ini adalah ekonomi, adapun pengumpulan data dengan cara observasi di Taman Eden Desa Seberkat. Pada hari tanggal 03 tahun 2018.



Pembahasan
Taman eden memberi warna yang baru untuk Desa Seberkat. Dengan adanya taman ini Desa Seberkat banyak dikunjungi oleh masyarakat dari luar desa. Hal tersebut tentunya memberi dampak positif, terutama dari segi ekonomi dulu nya di desa ini hanya  dilalui oleh orang setempat, orang orang yang pegi berkerja ke kebun. Pada awal pembukaan, pertama dibuka nya tempat wisata ini, orang berbondong bondong, tidak hanya anak-anak remaja yang pergi kesana orang yang sudah berkeluarga pun pergi bersama untuk berwisata keluarga. 
Dari segi ekonomi Taman ini berperan menjadi sumber pendapatan untuk pemiliknya 
Dan masyarakat sekitar pun terkena dampak positifnya, seperti meningkat nya daya beli makanan ,minuman dan beraneka cemilan  oleh orang-orang yang berwisata,bahkan untuk pedagang eceran bahan bakar seperti bensin pun merasakan dampak positif dari adanya taman eden tersebut.
Taman eden saat ini sudah sangat berbeda. Tidak seperti saat pertama dibuka. Saat pertama dibuka setiap orang yang masuk diberi tarif Rp. 5.000.,00 pun orang masih mau berkunjung walaupun hanya sekedar untuk berfoto-foto.  Saat ini karena faktor keamanan jadi taman ini ditutup sementara.
Kesimpulan

Pada awalnya Taman Eden merupakan Tempat wisata yang menarik. Tapi karena kurang nya kematangan ide dari pemilik taman, sehingga tidak tau harus menggunakan konsep wisata taman yang seperti apa? Akhirnya keberlangsungan taman ini tidak lama. 


Pengaruh Pesatnya Perkembangan Internet Terhadap Remaja di Kota Tebas
oleh Bahidin (302-2018-048)

Latar Belakang
Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komunikasi yang menggunakan media elektronik, yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking (antarjaringan).
Beberapa layanan populer di Internet yang sering digunakan seperti email (surat elektronik) dan World Wide Web (WWW) dan lebih banyak layanan yang dibangun berdasarkannya seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang dapat diakses di seluruh dunia. Selain itu melalui Internet dimungkinkan untuk berkomunikasi secara langsung antara dua pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan instan seperti Facebook, Instagram, Twitter dan lain sebagainya.
Tebas adalah salah satu kecamatan terbesar daerah dan penduduknya di Kabupaten Sambas, itu terbukti dengan luas daerah sebesar kurang lebih 624,24 km2 dan jumlah penduduk sebesar 64.200 jiwa (menurut BPS Kabupaten Sambas Tahun 2013). Di kota Tebas khususnya, sudah banyak terdapat café atau warung kopi yang memberikan fasilitas internet gratis dan tempat itu didominasi oleh remaja sebagai pelanggannya.
Seiring dengan perkembangan jaman dan canggihnya ilmu teknologi, membawa kehidupan masyarakat khususnya kehidupan remaja mengalami banyak perubahan. Dengan semakin mudahnya dalam mengakses internet melalui berbagai macam fasilitas seperti smartphone dan juga laptop. Dengan pesatnya perkembangan internet ini maka semakin dimudahkannya masyarakat khususnya remaja untuk mendapatkan berbagai macam informasi, baik itu informasi yang bersifat positif maupun negatif.
Gaya hidup remaja juga sangat dipengaruhi oleh hadirnya internet pada lingkungan kehidupan sosial mereka. Segala macam jenis informasi mulai dari berita-berita terbaru, sosial media (Facebook, Instagram, Youtube dll) bahkan berbagai macam jenis permainan game online yang banyak sekali mulai bermunculan dan sangat mudah diakses melalui internet. Hal ini menjadikan kehidupan remaja semakin konsumtif. Maka dari itu, saya menyusun karya tulis ini agar para pembaca dapat lebih memahami Pengaruh Pesatnya Perkembangan Internet Terhadap Remaja di Kota Tebas.

Metodologi Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan teknik wawancara sebagai metode penelitian dan menggunakan pendekatan secara sosial. 
Subyek penelitian adalah 20 remaja di Kota Tebas usia 16-19 tahun bertempat di café-café sekitaran Kota Tebas dilakukan selama sehari pada tanggal 23 Januari 2019 pukul 19.00 sampai pukul 22.00.
Pembahasan
Dari 20 remaja di Kota Tebas terdiri dari 15 orang laki-laki dan 5 orang perempuan yang berhasil penulis wawancari pada tanggl 23 Januari 2019 bertempat di Café Simple Tebas dan Café Goeboex Senturang sepakat menjawab bahwa internet telah menjadi sebuah kebutuhan utama bagi mereka. Dari bangun tidur mereka menghabiskan waktu selama kurang lebih 30 menit hanya untuk mengakses sosial media setelah itu baru melanjutkan aktivitas lainnya seperti mandi, sarapan dan sebagainya. Bahkan mereka mengakui selama belajar di sekolah mereka tak luput dari mengakses internet.
Dalam sehari-hari mereka menghabiskan waktu selama kurang lebih 12 jam untuk bermain game online maupun bermain sosial media. Oleh karena itu, dalam sebulan mereka menghabiskan biaya sebesar kurang Rp. 75.000,- untuk membeli kuota. Untuk menghemat kuota internet yang dibeli melalui provider internet mereka sepakat untuk mengakses internet melalui layanan hotspot gratis yang disediakan dibeberapa café disekitaran Kota Tebas.
Mereka juga paham akan dampak positif maupun negatif dari internet tersebut. Menurut tulisan yang dibuat oleh Rere Handayani yang penulis akses melalui laman acedemia.edu menjabarkan beberapa dampak positif maupun negatif internet bagi remaja.
Berikut beberapa manfaat internet secara umum bagi remaja :
Internet sebagai media mencari informasi;
Media komunikasi;
Media pertukaran data;
Media kemudahan bertransaksi;
Media publikasi.
Media untuk menghasilkan uang
Dan berikut beberapa dampak negatif dari internet secara umum bagi remaja :
Pornografi dan meningkatkan angka kriminalitas
Kecanduan dan ketergantungan sosial media dan game online
Plagiarisme
Kurangnya bersosialisasi
Menurunnya prestasi di sekolah dan minat belajar
Itulah beberapa dampak dari perkembangan dan mudahnya akses internet bagi remaja. Sedangkan sebagian besar dari remaja yang penulis wawancari mengakui bahwa mereka menggunakan internet hanya untuk menghabiskan waktu atau relaksasi dan hanya sebagian kecil dari mereka yang sadar bahwa ternyata dari internet mereka dapat menghasilkan uang sendiri. 3 orang remaja perempuan yang penulis wawancari menyatakan bahwa semenjak berjualan online mereka dapat membiayai hidup sendiri tanpa harus meminta jajan kepada orang tua lagi.
Sesungguhnya mereka mengakui bahwa peluang untuk menghasilkan uang dari internet itu sangat besar, tetapi karena kurangnya motivasi untuk hidup mandirilah mereka hanya menghabiskan waktu mereka untuk bermain game online maupun sosial media.
Referensi
https://www.academia.edu/8055115/DAMPAK_POSITIF_DAN_NEGATIF_INTERNET_BAGI_PELAJAR
https://wiendewani.wordpress.com/2015/06/09/karya-ilmiah-pengaruh-media-sosial-bagi-pelajar/
https://dosenpsikologi.com/pengaruh-internet-terhadap-gaya-hidup-remaja
https://id.wikipedia.org/wiki/Tebas,_Sambas
https://id.wikipedia.org/wiki/Internet#Internet_pada_saat_ini

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, penulis berkesimpulan bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat terutama dikalangan remaja di Kota Tebas dalam menyikapi akan perkembangan internet. Hal ini terbukti dari masih banyaknya remaja yang hanya menghabiskan waktu untuk bermain game online dan sosial media ketika mengakses internet.
Kurangnya kesadaran manfaat dari internet ini dimata remaja karena kurangnya pengetahuan yang diberikan baik itu di lingkungan masyarakat maupun dari pemerintah. Seharusnya dari Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan pemerintah bekerjasama untuk memberikan pelatihan maupun seminar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat dari internet itu sendiri.

Karena internet dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, sudah banyak contoh di Indonesia beberapa orang yang mempunyai penghasilan hingga ratusan juta rupiah perbulan. Era ini merupakan era digital karena peluang kerja lebih besar didunia internet dibandingkan dunia nyata, maka seharusnya dari usia dini sudah ditanamkan akan pengetahuan dunia internet.



KARYA ILMIAH BAHASA INDONESIA

Oleh:  IRWANDI Januari 25, 2019

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA



PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd. Nama   : IRWANDI
Nim     : 302.2018.056



PELESTARIAN LINGKUNGAN DI DESA SERUMPUN BULUH


A.Latar Belakang



Kurangnya perhatian terhadap kebersihan lingkungan sekitar,itu merupakan karakteristik manusia zaman sekarang.Membuang sampah sembarangan tentunya memberi dampak negatif untuk lingkungan sekitar. Apalagi membuang sampah di pinggir sungai dan di dalam sungai. Sampah yang terlalu banyak di dalam sungai dapat membuat aliran sungai tersumbat.
Desa Serumpen buluh merupakan salah satu dari 23 desa/ kelurahan di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas yang terletak di sebelah Timur kota Sambas dengan jarak dengan ibu kota kecamatan  sejauh  6  km  dan  jarak  dengan  ibu  kota  Kabupaten  Sambas  30  km  yang  dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama 50 menit.
Pelestarian lingkungan hidup sungguh sangat-sangatlah perlu,apa lagi pada lingkungan sekirar  kita.Di  Desa  Serumpun  buluh  memang  desa  yang  jumlah  penduduknya  memang sangatlah ramai/padat.dimana pada masyarakatnya masih kurang peduli akan kebersihan lingkungan sekitar.sebagian besar penduduk Desa Serumpun buluh menggunakan air sungai dari aliran Sungai Sebangkau untuk mencuci mandi bahkan jika musim kemarau air dari sungai ini juga di gunakan untuk minum dan memasak.


Pentingnya peran air sungai seharusnya membuat masyarakat lebih sadar dan banyak berfikir untuk menjaga kebersihan sungai. Jangan sampai sungai tercemar oleh sampah-sampah atau limbah yang dibuang secara langsung ke dalam aliran sungai.
Sampah yang dibuang secara langsung ke dalam sungai dapat mencemarkan air sungai. Air sungai akan berbau dan jika dikonsumsi bisa menyebabkan penyakit seperti diare . Apabila digunakan untuk mandi maka bisa menyebabkan penyakit kulit.
Air sungai  yang bersih  tentunya  memberikan  banyak  manfaat  selain  bisa  digunakan untuk keperluan sehari-hari juga bisa dijadikan tempat wisata ,tempat memancing. Sungai yang bebas dari sampah dan limbah kimia dapat memberikan kehidupan yang nyaman untuk hidupan liar yang hidup disungai.


B. Refrensi

Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul ini Pertama,  Ashidiqy,M.R. (2009) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH RUMAH TANGGA DI SUNGAI MRANGGEN(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Kedua, Kamal F. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku pembuangan sampah pada masyarakai beringin di RW 07 kelurahan Wonosari kecamatan Ngaliyan kota Semarang tahun 2009.(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Ketiga sekitar sungai Siahaan,R., Indrawan, A., Soedharma, D., & Prasetyo, L. B. (2011). Kualitas Air Sungai Cisadane, jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2), 268-
273. Ketiga,  Amri, N. (2013). Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Tepian Sungai

Kecamatan Kolaka,Sulawesi Tenggara. JUPITER, 12(1).



C . Metodelogi

Pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan Lingkungan dan dibuat dengan cara observasi. Adapun observasi di lakukan di Desa Serumpun buluh pada tanggal 09
Januari 2019.


D. Pembahasan

Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang. Umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat (Azrul Aswar, 1981 :53).
Jenis  sampah  dikenabeberapa  pembagian.  Pembagian  atas  dasar zat  pembentuknya yaitu sampah organik dan anorganik. Kemudia p emba gi a  a ta  da s a  s ifa t n ya yaitu sampah yan g mudah  membusuk. Sampah yang mudah terbakar dan sampah yang tidak mudah terbakar (Juli Soemirat Slamet, 2002:152).
Sampah organik adalah sampah yang jika dibuang maka akan mudah membusuk. Sehingga  tidak  begitu  cepat  membuat  aliran  sungai  tersumbat.  Berbeda  dengan  sampah anorganik yang butuh waktu lama untuk membusuk atau habis, seperti sampah plastik.
Desa Serumpun buluh pernah mengalami banjir selama   seminggu. Banjir selama seminggu tersebut mengakibatkan masyarakat setempat tidak dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.itu semua dikarenakan karena masyarakatnya yang kurang perhatian dengan parit disekitar, karena banyaknya sampah yg dibuang didalam parit hingga akhirnya kondisi parit pun dangkal.setelah kejadian tersebut,pada tahun berikutnya diadakan penggalian terhadap parit-parit
/ sungai yang dangkal agar tidak mengakibatkan kejadian yang sama dimasa yang akan datang.

Sekarang memang tidak pernah lagi terjadi banjir tapi jika masyarakat mulai kembali membuang sampah di dalam aliran parit. Seperti yang terjadi belakangan ini, banyak ditemukan sampah Pampers, bahkan ada yang membuang bulu ayam yang dimasukan ke dalam plastik kemudian dihanyutkan di aliran parit. Ada juga yang membuang sampah di pinggir parit dengan alasan hal tersebut agar tanah di pinggir parit tersebut tidak runtuh.
Bahkan  saat  sakarang  apabila  masyarakat  sudah  selesai  musim  panen  padi,banyak sampah-sampah  tangkai  padi  /  jerami  padi  didalam  parit.itu  semua  disebabkan  karena masyarakat setempat, apabila musim panen padi tiba mereka merontok padi didekat parit dan jerami padi tersebut dibuang dipinggir parit.
Sebenarnya kalau masyarakat peduli akan kebersihan lingkungan. Sampah-sampah tersebut bisa dibuang jauh atau bisa juga dijadikan pupuk kompos.karena sampah tersebut sangatlah baik apabila dijadikan pupuk kompos,karena Jerami mengandung hara yang lengkap baik berupa hara makro maupun mikro .


E . Kesimpulan


Lingkungan yang bersih dan tertata rapih dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan  ruang publik untuk kehidupan  disekitarnya misalnya tempat tinggal menjadi lebih bersih, rapih, tentram dan lebih nyaman untuk melakukan kegiatan apapun dan bahkan lingkungan akan terasa lebih sehat karena terhindar dari perkembangbiakan segala penyakit yang biasanya rentan teerjadi pada wilayah atau tempat tempat yang tidak mendapat perawatan dan pembersihan dari masyarakatnya misalnya penyakit demam berdarah, malaria, Zakia atau penyakit tifus.



MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER SATU TAHUN AKADEMIK 2018/2019)
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADI,S.Pd.M.Pd

NAMA          : HABDULLAH
NIM              : 302.2018.053
TEMA           : KENAKALAN REMAJA DI DESA SEGEDONG


KENAKALAN REMAJA DI DESA SEGEDONG
Latar Belakang 
                    Kenakalan Remaja adalah salah satu masalah di desa Segedong yang belum teratasi oleh pemerintah desa dikarenakan remajanya tidak memperdulikan himbauan dan sosialisasi yang selama ini yang sering dilaksakan oleh pemerintah desa .
    Desa Segedong terletak disebelah Selatan berbatasan dengan desa Semparuk Kecamatan Semparuk sebelah Utara dengan desa Pusaka dan sebelah Timur dengan desa Maktangguk dan sebelah Barat berbatasan dengan sungai Sambas besar. Jumlah penduduk desa Segedong kurang lebih 2268 jiwa. Dan jumlah remajanya kurang lebih 350 jiwa lelaki dan wanita.
            Ada beberapa factor penyebab terjadinya kenakalan remaja yang ada di desa Segedong diantaranya : Pertama pergaulan yang kurang baik dengan lingkungan. Kedua komunikasi yang kurang baik dengan keluarga. Ketiga Kurangnya pendekatan dengan agama.
                  Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, Peran persepsi keharmonisan keluarga dan konsep diri terhadap kecenderungan kenakalan remaja. Oleh U Maria, S Nuyoto- Tahun 2007. Ulfah Maria Universitas Gadjah Mada.Kedua Remaja dan Masalahnya mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja narkoba,free sex dan pemecahannya. Oleh Willis,S.S tahun 2008. Ketiga Religiusitas, Kontrol diri dan kenakalan remaja Oleh Aviyah,E.,& Farid,M  tahun 2014.
Metodologi.
Artikel ini dibahas dengan Pendekatan Sosial. Data dalam penulisan ini dikumpulkan dengan cara pengambilan sampel yang berjumlah 50 orang remaja menggunakan karatkteristik diantaranya 1) Remaja awal berusia 13-16 tahun, 2) tinggal dengan orang tua, 3) jenis kelamin dengan laki-laki dan perempuan.yang kegiatannya dilakukan selama satu minggu (door to door) di desa Segedong. 
Pembahasan.         
        Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini.Masa remaja sering menimbulkan kekwatiran bagi orang tua dan sering menjadi pembahasan dalam seminar tentang kenakalan masa remaja.   Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa dengan kisaran usia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman-teman sebayanya. Hal ini karena mereka memang sama-sama masih dalam mencari identitas jati dirinya. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut dengan kenakalan remaja.                                 
D.        Kesimpulan.
    Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-narma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang – orang sekitarnya.
Kenakalan remaja pada  zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya factor remaja itu sendiri ( internal) maupun factor dari luar (internal).
Remaja harus bias mendapatkan sebanyak mungkin figure orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga meraka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelunnya gagal dalam tahap ini. 
Adanya motipasi dari keluarga ,guru,teman sebaya merupakan hal-hal yang biasa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja tersebut.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2018/2019)
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY, S. Pd, M.Pd

NAMA : THAYIB
NIM : 302.2018.071
TEMA : TEPUNG TAWAR

TEPUNG TAWAR
Latar Belakang
Tepung tawar yang berbagai macam sku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan keanekaragaman budaya yang terdapat di Desa Serindang merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional, begitupula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah. Akan sangat berpengaruh pula terhadap kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan ciri khas dari suatu daerah dan juga menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah, oleh karena itu kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu kelompok masyarakat dari setiap individu.
Dengan kata lain kebudayaan merupakan kekeayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa  seperti tradisi tepung tawar oleh masyarakat melayu.
Upacara tepung tawar bagi anak bayi yang dilakukan dengan upacara ritual dengan segala persiapan yang disediakan bagi ahli keluarga yang mempunyai hajatan. Adapun perlengkapan alat-alat tersebut yang merupakan adat budaya melayu Sambas antara lain yaitu padi, kelapa, telur, lilin, gula, tebu, pisang, dan lain-lain.
Metodologi
Pelestarian kebudayaan mutlak tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan suatu kompleksitas yang menjadikan pengetahuan, kepercayaan, keseniaan, moral, adat tetapi diwariskan kepada generasi selanjutnya. 
Pembahasan
Tepung tawar adalah salah satu prosesi dalam acara adat melayu yang biasanya dilakukan pada acara anak bayi yang baru dilahirkan  tujuannya untuk meminta keselamatan.
Kebudayaan tepung tawar merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai dan merupakan ciri khas dari suatu daerah yang juga menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.
Kebudayaan merupakan kewajiban dari setiap individu dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa seperti  tradisi tepung tawar oleh masyarakat melayu.
Kesimpulan
Tepung tawar adalah tradisi dan budaya yang berkembang secara turun temurun terkait kehidupan masyarakat setempat memegang teguh adat dan istiadat.
Kegiatan tepung tawar merupakan suatu keyakinan muslim melayu yang ada di desa Serindang,  acara tepung tawar memberikan nilai-nilai agama yang harus dihormati dan dipertahankan sebagai nilai budaya.
Referensi
http://irawidyastuti94.blogspot.com/2014/05/tradisi-tepung-tawar-masyarakat-melayu_9.html?m=1

http://prini1.blogspot.com/2015/08/makalah-budaya-batapung-tawar.html?m=1


TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, FAKULTAS SYARIAH 
(SEMESTER 1 TAHUN 2018/2019)
IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY, S.PD, M.PD

Nama : Ermica
Nim : 302-2018-050


TRADISI BEPAPAS KAMPUNG PADA MASYARAKAT SAMBAS

Latar Belakang

Menurut Aguste Comte bahwa kehidupan Masyarakat dari segi berpikir manusia tertuju pada tiga fase yaitu 1. Theologi, 2. Metavisika. 3. Positivisme. Setiap komunitas manusia pada umumnya memiliki suatu sistem kebiasaan, tradisi ataupun kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun ke dari generasi kegenerasi selanjutnya. Misalnya menyangkut masalah Kebiasaan atau tradisi yang selalu menjadi kepercayaan seseorang atau sebagian sekelompok Masyarakat bahwa peristiwa hal tersebut merupakan  adat yang selalu menjadi kehawatiran apabila tidak dilaksanakan. kemudian mengalami suatu pengaruh berupa pengembangan maupun penyusutan akibat faktor ekternal maupun faktor internal dari kebiasaan itu sendiri. Pengaruh ekternal tersebut antara lain: agama, perkembangan ilmu dan teknologi, maupun arus budaya dari luar. Agama termasuk salah satu faktor eksternal yang mampu memengaruhi perubahan tradisi dalam kehidupan masyarakat yang selalu percaya hal- hal kebiasaan tersebut.

Referensi
Bahidhawy.Z dan Jinan. M. (2002)
Zakiyuddin. Jinan. Muttoharun Agama dan Popularitas Budaya Lokal
Buku Sosiologi SMA, dan Buku Antropologi 


Metodelogi 
Sebagi tujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan wawancara dengan Bapak Mahmudin Yasin. Terjadi pada hari Minggu Tanggal 22 Januari 2019 jam 10.00 WIB s/d Selesai  bertepatan dirumah Nya beliau seorang Amil Kepala. Dan secara depinisi bahwa pendekatan ini juga dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dilapangan sebagai wujud praktek yang terjadi di Masyarakat.

Pembahasan
Masyarakat Melayu Sambas yang terdapat di Provinsi Kalimantan Barat dahulunya berada dalam Kerajaan Sambas. Kerajaan Sambas didominasi oleh suku Melayu yang berasal dari jazirah Malaka atau Semenanjung Melayu. Kedatangan suku Melayu ini merupakan tanda masuknya Islam di wilayah Kalimantan Barat dengan bukti sejarah berupa istana, masjid, dan makam-makam raja. Namun dalam perkembangan lebih lanjut pengaruh Islam sangat memengaruhi kehidupan masyarakat Melayu Sambas. Masyarakat Melayu Sambas masih memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang bertahan hingga saat ini, antara lain: Bepapas Kampung Melayu Sambas merupakan salah-satu sub-etnis melayu yang memiliki kekhasan dari segi bahasa, adat istiadat, sebaginnya. Masyarakat Melayu Sambas menyangkut masalah adat tradisional pada umumnya memiliki sebuah kepercayaan dan praktik yang diyakini oleh manusia (sekelompok masyarakat) bahwa mereka masih kental dengan adat tradisi yang dapat memengaruhi mereka sendiri  bahkan berpengaruh bagi orang lain (sekelompok Masyarakat ) dengan memenipulasi daya-daya yang lebih tinggi yang disebut dengan selalu mudah percaya dengan hal- hal Goib. kepercayaan tersebut masih menjadi kebiasaan. Dan salah satu praktek yang terdapat di Masyarakat Melayu Sambas salah satunya adalah Bepapas Kampung.
Bepapas Kampung  merupakan adat kebiasaan yang masih hidup atau dipraktekan dalam masyarakat Melayu Sambas contohnya bagian Desa-desa tertentu sejak dulu hingga sekarang. Bepapas Kampung  juga merupakan suatu bentuk nilai kebiasaan bagi masyarakat tertentu  yang masih menjaga adat dan tradisi tersebut khususnya kebiasaan sebelum melaksanakan bepapas Kampung perlu diketahui ada hal- hal khusus yang perlu dilaksanakan contohnya pembuatan ketupat Rateh ataupun Ketupat Lontong sebagai sesajian untuk pelaksanaan acara Bepapas Kampung yang nantinya di bawa secara bersama-sama kesuatu tempat dimana acara akan dilaksanakan, Kemudian setelah itu  seperti ketupat yang tadinya di bawa dimakan secara bersama- sama dengan tujuan mengikat talipersaudaraan masyarakat setempat.
Dalam kehidupan Sosial (Masyarakat), Aguste Comte membuat suatu bentuk pemahaman kajian terhadap bentuk penelitin pada kehidupan sosial cendrung masih mengarah ke arah kebijakan dalam hal Theologi, Metafisika, Dan Positifisme.  Dan salah satunya peristiwa ini terjadi pada suatu kehidupan Masyarakat Sambas yang masih percaya tentang kebiasaan yang seharusnya salah satu bentuk kebudayaan “ Bepapas Kampung” tersebut sudah tidak lagi menjadi adat yang kental di laksanakan oleh sebagian masyakat Desa khususnya desa Perdalaman. Bepapas Kampung  itu sebagai suatu keadaan sesuatu yang ada, tetapi tidak dinikmati oleh seluruh Nya (Sosial). sehingga dapat menimbulkan kehawatiran ataupun efek atau ekses negatif berupa “musibah” (sial, malapetaka, dan masalah-masalah lainnya) sebagai wujud bentuk kepercayaan. Bepapas Kampung itu merupakan sebuah tradisi yang berlaku bagi masyarakat Kalimantan Barat khusunya Melayu Sambas. Mereka yang dikelompokkan masyarakat Melayu di Kalimantan Barat bersepakat bahwa tradisi Bepapas Kampung merupakan sebuah penanda yang menjadi kebiasaan, sehingga membentuk petanda berupa mental masyarakat Melayu Sambas yang sudah dijalankan sejak lama secara turun temurun.  Bepapas Kampung dikatakan bahwa sampai sekarang masih dipercaya sebagai hal yang menghawatirkan apabila tidak dilaksanakan tepat pada waktunya dengan kata lain dilaksanakan sesuai dengan kepercayaan  masyarakat tersebut (Melayu Sambas) “desa-desa perdalaman tertentu” kapan akan diadakan adat tersebut, basanya bertepatan pada hari Jum’at Pagi. karena Bepapas Kampung itu adalah suatu adat yang melekat kuat dalam pikiran masyarakat Melayu Sambas (desa-desa tertentu) sebagai sebuah tradisi yang harus dijalankan tanpa bertanya alasannya. Jika Bepapas Kampung tidak dilaksanakan, maka orang tersebut akan mendapatkan “musibah” atau bencana sehingga untuk menghindari hal tersebut, biasanya Masyarakat Melayu Sambas melakukan adat tersebut yang disebut bepapas kampung. 

Kesimpulan

Kebudayaan merupakan adat dan tradisi yang masih melekat dan dilaksanakan sesuai dengan penerapan pada masing-masing budaya suatu daerah, terutama kebudayaan yang terjadi di daerah Kalimantan Barat khusunya pada kebiasaan (Adat – Istiadat) Masyarakat Sambas tentang Bepapas Kampung yang sampai sekarang masih di terapkan / dipraktekan  oleh sebagian masyarakat kalangan tertentu ( Desa Perdalaman).



TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, FAKULTAS SYARIAH 
(SEMESTER 1 TAHUN 2018/2019)
IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY, S.PD, M.PD

Nama : AGUS MINTARTO YULIANSAH

Nim : 302.2018.047


DESA MANDIRI DESA TEBAS KUALA KECAMATAN TEBAS Latar belakang Sejalan dengan adanya otonomi daerah yang menitik beratkan pada upaya pemberdayaan masyarakat maka keberhasilan suatu daerah sangat ditentukan juga oleh keberhasilan pembagunan di pedesaan. Salah satunya desa di Kabupaten Sambas yang berkomitmen untuk memajukan desanya adalah Desa Tebas Kuala.. Desa Tebas kuala terletak dijalur sutra yang berjarak 29 Km dari Ibu kota Kabupaten Sambas, yang termasuk didalam wilayah Kecamatan Tebas.singkat cerita dulu desa Tebas Kuala disebut juga dengan Desa Tebas dan dalam sejara Desa tebas Kuala berdiri pada 27 Zulhijah 1348 H atau tanggal 28 Oktober 1927 M.seiring dengan perjalan waktu Desa Tebas Kuala telah di pimpin oleh bebrapa kepala desa. Sampailah saat ini Desa Tebas Kuala dibawah kepemimpinan periode Bapak Hemi Susanto terus berbenah disegala bidang serta berkomitmen untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam menyelengarakan pemerintahan yang sesuai dengan Per Undang Undangan yang meliputi Administrasi pelaksanaan pembagunan,pelayanan masyarakat, maupun pembagunan regulasi desa.sesuai dengan visi dan misi beliau Tebas Kuala Hebat Tahun 2021.sudah banyak terobosan terobosan yang telah dilakukan oleh Bapak Hemi.S untuk memajukan desanya yang dulunya status Desa Tebas Kuala adalah Maju dan Sekarang Mempromosikan Desa Tebas Kuala menjadi Desa Mandiri. Desa Tebas Kuala mempunyai luas wilayah 382 Ha,dengan batas wilayah sebelah Utara berbtasan dengan Sungai Sambas Besar,sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tebas Sungai,sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mekar Sekuntum dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Makrampai.Saat ini Desa Tebas Kuala terdiri dari 5 Dusun yakni ;Dusun Asam Lakum,Dusun Asam Kanis,Dusun Gerinang,Dusun Kalimbawan Dan Dusun Mangga dengan jumlah 31 Rt 15 Rw.berdasarkan perdesember 2018 jumlah kepala keluarga yang menepati Desa Tebas Kuala adalah sebanyak 1809 kepala keluarga jumlah penduduk 5881 Jiwa. dengan rincian laki-laki 3015 Jiwa,perempuan 2866,pendatang 16 Jiwa,dan yang datang pergi 28 jiwa. Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama dengan judul Desa Tebas Kuala, Sidik,F.(2015).Menggali Potensi Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa.JKAP(Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik),19(2),115-131. Bachrein, S.(2016)Pendekatan desa membagun di Jawa Barat:strategi dan kebijakan pembagunan perdesaan.Analisi Kebijakan Pertanian,8(2),133149.Mulyono,A.(2008) Studi Partisipasi Masyarakat pada Program Desa Mandiri Pangan Didesa Muntuk,Kabupaten Bantul(Doctoral dissertation programPasca Sarjana Universitas Diponegoro). Metodologi Dalam tulisan ini cenderung lebih kebidang pemerintahan dan bidang ekonomi . adabeberapa teknik pengerjaaan data yang digunakan, yakni wawancara dan observasi . wawancara dilakukan bersama Bapak Hemi Susanto diruangan kepala desa pada tanggal 20 Desember 2018 Pukul 09.15 Wib.Observasi dilakukan langsung turun ke lapangan dan melihat langsung kondisi yang sudah ada dilapangan pada tanggal 21 Desember 2018 Pukul 09.00Wib. PEMBAHASAN Sesuai Visi dan Misi kepala Desa Tebas Kuala untuk menjadikan Desa Tebas Kuala Hebat Tahun 2021ini sudah terlihat dari banyaknya pembanguan infrastruktur jalan desa,drainase,dan pelayanan masyrakat yang baik.ini membuktikan Desa Tebas Kuala layak di jadikan Desa Mandiri.banyak faktor yang menunjang dan mendukung Desa tebas Kuala menjadi Desa Mandiri Yaitu; Dari Segi Geografis jelas terletak dipusat Kecamatan menjadikan pusat perekonomian menjadi tujuan masyarakat yang ada di sekitar kecamatan Tebas. Perekonomian desa menjadi aspek penting maka dengan itu kegiatan perdagangan menjadi salah satu potensi yang dapat diandalkan untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat.menurut data ada 136 toko yang masuk wilayah Desa Tebas Kuala hal ini dapat diartikan bahwa pemasukan hasil pajak maupun distribusi menjadi salah satu penunjang untuk pemasukan Desa Tebas Kuala Desa Tebas Kuala hanya mempunyai satu sarana kesehatan yakni Puskesmas dan dikepalai oleh seorang Dokter. yang dalam hal ini untuk Puskesmas sudah terakriditasi oleh tim survey Akriditasi.dan saat ini puskesmas dalam renovasi agar memenuhi standar dan fasilitas yang baik bagi pelayanan kepada masyarakat.sarana pendidikan untuk meningkatkan SDM masyrakat dari tingkat TK,SD,SLTP,dan SLTA juga sudah tersedia di wilayah Desa Tebas Kuala.fasilitas Olahraga seperti Lapangan Bola,Lapangan Voli dan Lapangan Badminton dan saran Transportasi yakni adanya Dermaga penyebarangan Fefy dan Motor air.hal ini sangat membawa dampak positif bagipertumbuhan ekonomi dan sebagai penghubung antara Kecamatan Tebas dan Kecamatan Tekarang serta Kecamatan lainya yang ada didaerah sekitarnya. Hal-Hal diatas adalah faktor yang mendukung Desa Tebas Kuala layak untuk dijadikan sebagai Desa Mandiri karna letak,perekonomian,dan saranan penujang lainya.sampai saat ini kepala desa,perangkat desa serta masyarakat Desa Tebas Kuala mendukung penuh dan menyambut dengan penuh harapan agar apa yang diimpikan masyarakat Desa Tebas Kuala Tercapai sehingga terwujud DESA TEBAS KUALA HEBAT TAHUN 2018. PENUTUP Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa untuk menjadikan Desa Mandiri tidak la mudah dan perlu perjuangan dan berbenah dari segala bidang dan ini perlu waktu dan proses yang cukup panjang.serta ketersediaan anggaran yang benar-benar dirincikan dan dipertanggung jawabkan dalam pengelolaan anggaran tersebut.maka pembaguanan akan tercapai,nyata dan berhasil.hal ini ini tidak luput dari partisipasi masyarakat desa itu sendiri. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya paenulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Demikian sebuah paparan diatas yang bisa dikembangkan. Semoga bisa menjadi referensi yang berguna buat kita dan semua yang membaca tulisan ini. Sekian.

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM  STUDI  HUKUM  TATA NEGARA  FAKULTAS SYARIAH
SEMESTER 1, TAHUN AKADEMIK 2018/2019
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU, HARIES PRIBADI,S.Pd.,M.Pd

NAMA      : FEVI SUPIANTI
NIM : 302.2018.052

TRADISI I MUHARRAM DI DESA SERINDANG
Latar Belakang
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bualan tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah. Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat dibulan ini dosanya dilipatgandakan pula.
Muharram adalah bulan pertama dalam hitungan kalender Islam, atau lebih terkenal dengan “tahun Hijriah”. Berbeda dengan tahun Masehi yang dihitung berdasarkan perputaran Bulan terhadap Bumi. Satu bulan terdiri atas 29 atau 30 hari, dan satu tahun terdiri atas 12 bulan. Tradisi I Muharram ( Tahun Baru Hijriah) di desa Serindang disambut dengan meriah oleh masyarakat.
Pelaksanaan I Muharram pada malam hari dilakukan dengan kegiatan masyarakat berkumpul di Masjid untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah, setelah sholat dilanjutkan dengan membaca surat yasin yang dipimpin oleh bapak Amil kemudian dilanjutkan dengan membaca do’a selamat dan do’a awal tahun.
Pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB, dilanjutkan dengan kegiatan berpepas kampung serta membaca do’a selamat yang dipimpin oleh bapak Amil dan diikuti oleh beberapa orang, adapun perlengkapan yang dibawa berupa daun imbali, daun mentibar, dan daun enjuang, serta kasai langgir yang dicairkan dengan air do’a selamat dan do’a tolak bala yang dimasukan kedalam tempurung atau sejenisnya, adapun proses kegiatannya dilakukan dari rumah ke rumah.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya, serta dengan membacakan do’a bersama merupakan wujud  permohonan dan meminta perlindungan kepada Allah agar diberikan keselamatan kepada masyarakat dan mudah2han Allah menghindarkan segala macam musibah.
Ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan tulisan ini. Pertama, penelitian dengan judul Kebudayaan dan Lingkungan, oleh Poerwanto, pada tahun 2000. Kedua, penelitian dengan judul Peran Tumbuhan Dalam Kehidupan Tradisional Masyarakat, oleh Rahayu, M. & Harada, K., pada tahun 2004. Ketiga, Penelitian dengan judul Bulan Sura Dalam Perspektif Islam, oleh Nurdiani, P.,  pada tahun 2013.
Metodologi
Pendekatan ini dilakukan dengan cara pendekatan Kebudayaan, adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian dengan Dokumentasi dan Observasi  dilakukan di desa Serindang pada tanggal 24 Januari 2019.
Pembahasan
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bualan tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah. Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat dibulan ini dosanya dilipatgandakan pula.
Dalam menghadapi 1 muharram (tahun baru hijriyah), sebagian kaum muslimin terutama  khususnya di daerah Sambas, apabila masuk 1 Muharram ( tahun baru Islam) maka sebagian masyarakat muslim di daerah sambas menyambutnya dengan berbagai macam amaliyah yang sudah menjadi tradisi dari orang tua-tua dulu hingga sekarang ini, masih eksis dilakukan diberbagai desa atau masjid.
Menjelang 1 Muharram (ba’da shalat Asar), biasanya sebagian masyarakat berkumpul di masjid bersama-sama untuk menunggu pergantian tanggal. Sekitar jam 5 sore mereka secara berjama’ah membaca do’a akhir tahun. Ada juga masyarat sebelum membaca do’a akhir tahun, mereka bersama-sama membaca surah yasin 1x , setelah itu baru berdo’a. Dan ada juga yang hanya membaca do’a saja, tanpa membaca surat yasin.
Setelah masuk tanggal 1 Muharram (ba’da maghrib), biasanya sebagian masyarakat berkumpul kembali di masjid beramai-ramai (biasanya setelah mereka shalat berjama’ah maghrib) untuk membaca do’a awal tahun.
Ada juga masyarakat sebelum membaca do’a awal tahun, mereka bersama-sama membaca surah yasin 1x , setelah itu baru berdo’a. Dan ada juga yang hanya membaca do’a saja, tanpa membaca surat yasin. Setelah mereka membaca do’a, biasanya mereka menghidangkan makanan (kue) yang mereka bawa masing-masing dari rumahnya. Dan ada juga di sebagaian masyarakat setelah shalat isya mereka mengadakan /mengundang penceramah untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat yang hadir. Ceramahnya biasanya tentang hikmah hijrahnya nabi saw dari makkah ke madinah.
Kemudian ke esokan harinya, di sebagian desa khususnya di waktu pagi, mereka berkumpul kembali di masjid untuk membaca do’a selamat dan do’a tolak bala. Menurut mereka mudah2an dengan berdo’a bersama, Allah memberikan keselamatan kepada masyarakat dan mudah2han Allah menghindarkan segala macam musibah. Ada juga di sebagian masyarakat di pagi itu, di isinya dengan mengundang ceramah untuk pencerahan kepada masyarakat tersebut.
Ada juga di sebagian desa, mereka di hari tersebut membuat kue di letakkan di meja tamu, seperti hari raya idul fitri dan idul adlha. Karena di hari itu Mereka saling bersilaturrahim dari rumah ke rumah dalam satu hari itu, untuk bersilaturrahim dan saling ma’af mema’afkan antara satu dengan yang lain. Jadi dalam satu hari itu mereka libur untuk berkerja misalnya nelayan, petani, tukang rumah dan lain-lain.
Ada juga di masyarakat untuk memeriahkan tahun baru islam, selain amaliyah yang diseutkan diatas, mereka mengadakan berbagai macam perlombaan untuk anak dan remaja terkadang juga untuk dewasa, misal baca qur’an, azan, hapalan surat pendek, dan lain-lain. Dan bahkan ada juga pawai atau kanaval serta hiburan rakyat. Begitulah tradisi di masyarakat sambas dari dulu hingga sekarang ini.
Kesimpulan
Bulan Muharram adalah bulan yang dimuliakan oleh Allah, salah satunya adalah dengan membacakan do’a bersama merupakan wujud  permohonan dan meminta perlindungan kepada Allah agar diberikan keselamatan kepada masyarakat dan mudah2han Allah menghindarkan segala macam musibah.
Kegiatan memperingati I Muharram merupakan suatu keyakinan bagi masyarakat muslim yang ada di desa Serindang dan di daerah Sambas. Dengan memberikan nilai-nilai agama yang harus dihormati dan dipertahankan sebagai nilai budaya dan tetap dilestarikan agar tidak punah.
Referensi

http://nukhatulistiwa.com/2017/09/%e2%80%8btradisi-masyarakat-sambas-dalam  menyambut-1-muharam-tahun-baru-hijriyah/






Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LABORATORIUM PERADILAN SEMU

LABORATORIUM PERADILAN SEMU
Jl. Raya Sungai Kelambu, Desa Mensere Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kode Pos 79461

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Pages