HUKUM
TATA NEGARA
KELAS
TEBAS
T.A 2018/2019
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
1.
NAMA : AGUS MINTARTO
YULIANSYAH
NIM : 302.2018.047
DESA
MANDIRI DESA TEBAS KUALA
KECAMATAN
TEBAS
A.
Latar belakang
Sejalan dengan adanya
otonomi daerah yang menitik beratkan pada upaya pemberdayaan masyarakat maka
keberhasilan suatu daerah sangat ditentukan juga oleh keberhasilan pembagunan di
pedesaan. Salah satunya desa di Kabupaten Sambas yang berkomitmen untuk
memajukan desanya adalah Desa Tebas Kuala..
Desa Tebas kuala terletak
dijalur sutra yang berjarak 29 Km dari Ibu kota Kabupaten Sambas, yang termasuk
didalam wilayah Kecamatan Tebas.singkat cerita dulu desa Tebas Kuala disebut
juga dengan Desa Tebas dan dalam sejara Desa tebas Kuala berdiri pada 27
Zulhijah 1348 H atau tanggal 28 Oktober 1927 M.seiring dengan perjalan waktu
Desa Tebas Kuala telah di pimpin oleh bebrapa kepala desa.
Sampailah saat
ini Desa Tebas Kuala dibawah kepemimpinan periode Bapak Hemi Susanto terus
berbenah disegala bidang serta berkomitmen untuk menjalankan tugas dan
fungsinya dalam menyelengarakan pemerintahan yang sesuai dengan Per Undang
Undangan yang meliputi Administrasi pelaksanaan pembagunan,pelayanan
masyarakat, maupun pembagunan regulasi desa.sesuai dengan visi dan misi beliau Tebas Kuala Hebat Tahun 2021.sudah
banyak terobosan terobosan yang telah dilakukan oleh Bapak Hemi.S untuk
memajukan desanya yang dulunya status Desa Tebas Kuala adalah Maju dan Sekarang
Mempromosikan Desa Tebas Kuala menjadi Desa Mandiri.
Desa Tebas
Kuala mempunyai luas wilayah 382 Ha,dengan batas wilayah sebelah Utara
berbtasan dengan Sungai Sambas Besar,sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Tebas Sungai,sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mekar Sekuntum dan sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Makrampai.Saat ini Desa Tebas Kuala terdiri dari 5
Dusun yakni ;Dusun Asam Lakum,Dusun Asam Kanis,Dusun Gerinang,Dusun Kalimbawan
Dan Dusun Mangga dengan jumlah 31 Rt 15 Rw. berdasarkan perdesember 2018 jumlah
kepala keluarga yang menepati Desa Tebas Kuala adalah sebanyak 1809 kepala
keluarga jumlah penduduk 5881 Jiwa. dengan rincian laki-laki 3015
Jiwa,perempuan 2866,pendatang 16 Jiwa,dan yang datang pergi 28 jiwa.
Adapun beberapa
penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama dengan judul Desa Tebas
Kuala, Sidik,F.(2015).Menggali Potensi
Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa.JKAP(Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik),19(2),115-131.
Bachrein,
S.(2016)Pendekatan desa membagun di Jawa Barat:strategi dan kebijakan
pembagunan perdesaan.Analisi Kebijakan Pertanian,8(2),133149.Mulyono,A.(2008)
Studi Partisipasi Masyarakat pada Program Desa Mandiri Pangan Didesa Muntuk,Kabupaten
Bantul(Doctoral dissertation programPasca Sarjana Universitas Diponegoro)
B. Metodologi
Dalam tulisan ini
cenderung lebih kebidang pemerintahan dan bidang ekonomi . adabeberapa teknik
pengerjaaan data yang digunakan, yakni wawancara dan observasi . wawancara
dilakukan bersama Bapak Hemi Susanto diruangan kepala desa pada tanggal 20
Desember 2018 Pukul 09.15 Wib.Observasi dilakukan langsung turun ke lapangan
dan melihat langsung kondisi yang sudah ada dilapangan pada tanggal 21 Desember
2018 Pukul 09.00Wib.
C. PEMBAHASAN
Sesuai Visi dan Misi
kepala Desa Tebas Kuala untuk menjadikan Desa Tebas Kuala Hebat Tahun 2021ini
sudah terlihat dari banyaknya pembanguan infrastruktur jalan desa,drainase,dan
pelayanan masyrakat yang baik.ini membuktikan Desa Tebas Kuala layak di jadikan
Desa Mandiri.banyak faktor yang menunjang dan mendukung Desa tebas Kuala
menjadi Desa Mandiri Yaitu; Dari Segi Geografis jelas terletak dipusat
Kecamatan menjadikan pusat perekonomian menjadi tujuan masyarakat yang ada di
sekitar kecamatan Tebas.
Perekonomian desa menjadi
aspek penting maka dengan itu kegiatan perdagangan menjadi salah satu potensi
yang dapat diandalkan untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat.menurut data
ada 136 toko yang masuk wilayah Desa Tebas Kuala hal ini dapat diartikan bahwa
pemasukan hasil pajak maupun distribusi menjadi salah satu penunjang untuk
pemasukan Desa Tebas Kuala
Desa Tebas Kuala hanya
mempunyai satu sarana kesehatan yakni Puskesmas dan dikepalai oleh seorang
Dokter. yang dalam hal ini untuk Puskesmas sudah terakriditasi oleh tim survey
Akriditasi.dan saat ini puskesmas dalam renovasi agar memenuhi standar dan
fasilitas yang baik bagi pelayanan kepada masyarakat.sarana pendidikan untuk
meningkatkan SDM masyrakat dari tingkat TK,SD,SLTP,dan SLTA juga sudah tersedia
di wilayah Desa Tebas Kuala.fasilitas Olahraga seperti Lapangan Bola,Lapangan
Voli dan Lapangan Badminton dan saran Transportasi yakni adanya Dermaga
penyebarangan Fefy dan Motor air.hal ini sangat membawa dampak positif
bagipertumbuhan ekonomi dan sebagai penghubung antara Kecamatan Tebas dan
Kecamatan Tekarang serta Kecamatan lainya yang ada didaerah sekitarnya.
Hal-Hal diatas adalah
faktor yang mendukung Desa Tebas Kuala layak untuk dijadikan sebagai Desa
Mandiri karna letak,perekonomian,dan saranan penujang lainya.sampai saat ini
kepala desa,perangkat desa serta masyarakat Desa Tebas Kuala mendukung penuh
dan menyambut dengan penuh harapan agar apa yang diimpikan masyarakat Desa
Tebas Kuala Tercapai sehingga terwujud DESA
TEBAS KUALA HEBAT TAHUN 2018.
D. PENUTUP
Dari paparan atau
penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa untuk menjadikan Desa
Mandiri tidak la mudah dan perlu perjuangan dan berbenah dari segala bidang dan
ini perlu waktu dan proses yang cukup panjang.serta ketersediaan anggaran yang
benar-benar dirincikan dan dipertanggung jawabkan dalam pengelolaan anggaran
tersebut.maka pembaguanan akan tercapai,nyata dan berhasil.hal ini ini tidak
luput dari partisipasi masyarakat desa itu sendiri.
Menyadari bahwa penulis
masih jauh dari kata sempurna, kedepannya paenulis akan lebih fokus dan details
dalam menjelaskan dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat
dipertanggung jawabkan.
Demikian sebuah paparan
diatas yang bisa dikembangkan. Semoga bisa menjadi referensi yang berguna buat
kita dan semua yang membaca tulisan ini. Sekian.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES
PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
2. NAMA : BAHIDIN
NIM :
302.2018.048
Pengaruh
Pesatnya Perkembangan Internet Terhadap Remaja di Kota Tebas
Latar Belakang
Latar Belakang
Internet
(interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komunikasi yang
menggunakan media elektronik, yang saling terhubung menggunakan standar sistem
global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai
protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk
melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Rangkaian internet yang terbesar
dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan
internetworking (antarjaringan).
Beberapa layanan
populer di Internet yang sering digunakan seperti email (surat elektronik) dan
World Wide Web (WWW) dan lebih banyak layanan yang dibangun berdasarkannya
seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan adanya servis
terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang dapat diakses
di seluruh dunia. Selain itu melalui Internet dimungkinkan untuk berkomunikasi
secara langsung antara dua pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan
instan seperti Facebook, Instagram, Twitter dan lain sebagainya.
Tebas adalah salah satu
kecamatan terbesar daerah dan penduduknya di Kabupaten Sambas, itu terbukti
dengan luas daerah sebesar kurang lebih 624,24 km2 dan jumlah penduduk sebesar
64.200 jiwa (menurut BPS Kabupaten Sambas Tahun 2013). Di kota Tebas khususnya,
sudah banyak terdapat café atau warung kopi yang memberikan fasilitas internet
gratis dan tempat itu didominasi oleh remaja sebagai pelanggannya.
Seiring dengan
perkembangan jaman dan canggihnya ilmu teknologi, membawa kehidupan masyarakat
khususnya kehidupan remaja mengalami banyak perubahan. Dengan semakin mudahnya
dalam mengakses internet melalui berbagai macam fasilitas seperti smartphone
dan juga laptop. Dengan pesatnya perkembangan internet ini maka semakin
dimudahkannya masyarakat khususnya remaja untuk mendapatkan berbagai macam
informasi, baik itu informasi yang bersifat positif maupun negatif.
Gaya hidup remaja juga
sangat dipengaruhi oleh hadirnya internet pada lingkungan kehidupan sosial
mereka. Segala macam jenis informasi mulai dari berita-berita terbaru, sosial
media (Facebook, Instagram, Youtube dll) bahkan berbagai macam jenis permainan
game online yang banyak sekali mulai bermunculan dan sangat mudah diakses
melalui internet. Hal ini menjadikan kehidupan remaja semakin konsumtif. Maka
dari itu, saya menyusun karya tulis ini agar para pembaca dapat lebih memahami
Pengaruh Pesatnya Perkembangan Internet Terhadap Remaja di Kota Tebas.
Metodologi Penelitian
Untuk mendapatkan data
dan informasi yang akurat. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan
teknik wawancara sebagai metode penelitian dan menggunakan pendekatan secara
sosial.
Subyek penelitian
adalah 20 remaja di Kota Tebas usia 16-19 tahun bertempat di café-café
sekitaran Kota Tebas dilakukan selama sehari pada tanggal 23 Januari 2019 pukul
19.00 sampai pukul 22.00.
Pembahasan
Dari 20 remaja di Kota
Tebas terdiri dari 15 orang laki-laki dan 5 orang perempuan yang berhasil
penulis wawancari pada tanggl 23 Januari 2019 bertempat di Café Simple Tebas
dan Café Goeboex Senturang sepakat menjawab bahwa internet telah menjadi sebuah
kebutuhan utama bagi mereka. Dari bangun tidur mereka menghabiskan waktu selama
kurang lebih 30 menit hanya untuk mengakses sosial media setelah itu baru
melanjutkan aktivitas lainnya seperti mandi, sarapan dan sebagainya. Bahkan
mereka mengakui selama belajar di sekolah mereka tak luput dari mengakses
internet.
Dalam sehari-hari
mereka menghabiskan waktu selama kurang lebih 12 jam untuk bermain game online
maupun bermain sosial media. Oleh karena itu, dalam sebulan mereka menghabiskan
biaya sebesar kurang Rp. 75.000,- untuk membeli kuota. Untuk menghemat kuota
internet yang dibeli melalui provider internet mereka sepakat untuk mengakses
internet melalui layanan hotspot gratis yang disediakan dibeberapa café
disekitaran Kota Tebas.
Mereka juga paham akan
dampak positif maupun negatif dari internet tersebut. Menurut tulisan yang
dibuat oleh Rere Handayani yang penulis akses melalui laman acedemia.edu
menjabarkan beberapa dampak positif maupun negatif internet bagi remaja.
Berikut beberapa
manfaat internet secara umum bagi remaja :
Internet
sebagai media mencari informasi;
Media komunikasi;
Media pertukaran data;
Media kemudahan
bertransaksi;
Media publikasi.
Media untuk
menghasilkan uang
Dan berikut beberapa
dampak negatif dari internet secara umum bagi remaja :
Pornografi dan
meningkatkan angka kriminalitas
Kecanduan dan
ketergantungan sosial media dan game online
Plagiarisme
Kurangnya
bersosialisasi
Menurunnya prestasi di
sekolah dan minat belajar
Itulah beberapa dampak
dari perkembangan dan mudahnya akses internet bagi remaja. Sedangkan sebagian
besar dari remaja yang penulis wawancari mengakui bahwa mereka menggunakan
internet hanya untuk menghabiskan waktu atau relaksasi dan hanya sebagian kecil
dari mereka yang sadar bahwa ternyata dari internet mereka dapat menghasilkan
uang sendiri. 3 orang remaja perempuan yang penulis wawancari menyatakan bahwa
semenjak berjualan online mereka dapat membiayai hidup sendiri tanpa harus
meminta jajan kepada orang tua lagi.
Sesungguhnya mereka
mengakui bahwa peluang untuk menghasilkan uang dari internet itu sangat besar,
tetapi karena kurangnya motivasi untuk hidup mandirilah mereka hanya
menghabiskan waktu mereka untuk bermain game online maupun sosial media.
Referensi
https://www.academia.edu/8055115/DAMPAK_POSITIF_DAN_NEGATIF_INTERNET_BAGI_PELAJAR
https://wiendewani.wordpress.com/2015/06/09/karya-ilmiah-pengaruh-media-sosial-bagi-pelajar/
https://dosenpsikologi.com/pengaruh-internet-terhadap-gaya-hidup-remaja
https://id.wikipedia.org/wiki/Tebas,_Sambas
https://id.wikipedia.org/wiki/Internet#Internet_pada_saat_ini
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan
diatas, penulis berkesimpulan bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat
terutama dikalangan remaja di Kota Tebas dalam menyikapi akan perkembangan
internet. Hal ini terbukti dari masih banyaknya remaja yang hanya menghabiskan
waktu untuk bermain game online dan sosial media ketika mengakses internet.
Kurangnya kesadaran
manfaat dari internet ini dimata remaja karena kurangnya pengetahuan yang
diberikan baik itu di lingkungan masyarakat maupun dari pemerintah. Seharusnya
dari Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan pemerintah bekerjasama untuk
memberikan pelatihan maupun seminar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
akan manfaat dari internet itu sendiri.
Karena internet dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat, sudah banyak contoh di Indonesia beberapa
orang yang mempunyai penghasilan hingga ratusan juta rupiah perbulan. Era ini
merupakan era digital karena peluang kerja lebih besar didunia internet
dibandingkan dunia nyata, maka seharusnya dari usia dini sudah ditanamkan akan
pengetahuan dunia internet.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES
PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
3. NAMA : EKO JUNIARTO
NIM :
302.2018.049
JALAN
PELABUHAN SINTETE RUSAK BERAT
A. Latar belakang
Sangat menyulitkan untuk warga dalam bertranportasi
menuju pelabuhan sintete dikarenakan jalan yang rusak berat diakibatkan banyak
nya keluar masuk mobil kendaraan yang bertonase berat akibat muatan yang
diangkut kian berat.
Pelabuhan Sintete berada di Dusun Sintete Desa Singaraya
dari Rt.001 sampai Rt.006 kondisi jalan yang cukup parah sepanjang kurang lebih
2,5 Km Sehingga jalannya belobang sehingga masyarakat pengguna jalan tersebut
sangat mengeluh apabila musim kemarau jalan penuh berdebu, dan dimusim hujan
jalan penuh dengan genangan air.
Setiap pengguna jalan yang rusak ini sering berkeluh
kesah dan menggerutu setiap lewat di jalan tersebut apalagi yang menggunakan
kendaraan roda dua dan roda empat yang bertonase berat sehingga barang yang di
angkut sering berjatuhan sehingga membuat pengangkut barang ini sering mengeluh
dengan kondisi jalan ini.
Teruntuk yang menggunakan kendaraan roda dua sering
mengalami kebocoran ban dan yang lebih parah lagi yang menggunakan roda dua
juga mengalami kerusakan pada kendaraan nya, apalagi pada musim penghujan
seperti saat sekarang ini banyak jalan yang berlobang tersebut di genangi air
sehingga para pengguna jalan banyak terjebak.
Khusus untuk pejalan kaki sangat meresahkan mereka banyak
jalan yang tidak bisa di tuju banyak genangan air apabila hujan dan apabila
kemarau jalan berdebu apabila berpapasan dengan kendaraan bermotor maupun
mobil, sehingga banyak yang pejalan kaki yang menggunakan masker, terlebih lagi
kepada warung-warung yang berada dipinggir jalan terutama warung kopi dan
warung jajanan untuk sarapan pagi sangat berpengaruh pada pendapatan mereka
orang-orang sampai enggan untuk jajan dan minum kopi dikarenakan debu yang
sangat tebal apabila kendaraan yang lewat.
Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan
ini. Pertama, PersepsiDan Sikap Masyarakat Terhadap Manfaat Bantuan PSD-PU
oleh MA Sidik tahun 2011.
Brian Praditya,Hanaldy. Dampak CSR
PT. Indobent Terhadap Perkembangan Ekonomi dan Lingkungan di Kecamatan Punung
Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur .Diss UPN”Veteran “di Yogyakarta Tahun
2015. Sugoro, Irawan “Uji Pencemaran udara oleh pertikulat debu di sekitar
terminal Lebak Bulus berdasarkan Bioindikator stomata pada tanaman Glodogan
(polyalthia logifolia).
B.
Metodologi
Dalam tulisan ini cenderung lebih kebidang ekonomi yang
begitu berpengaruh kepada pendapatan orang-orang yang bermata pencarian
dagangan bahan makanan seperti jajanan makanan jadi dan lebih spesifik lagi
kesehatan yang lebih berpengaruh kepada orang-orang yang berpenyakit Saluran
Pernafasan Akut ( ISPA ).
Tulisan ini berawal dari pengamatan sendiri dikarenakan
menjadi penduduk yang berada di daerah Jalan Pelabuhan Sintete, dan juga pada
saat mengalami sendiri apa yang terjadi seperti yang yang tertulis diatas, pada
hari minggu tanggal 6 Januari 2019 pada saat akan jajan bersama keluarga di
salah satu yang berjualan jajanan di sekitar jalan dengan keluhan dari penjual
jajanan tersebut tentang akibat yang timbul dari rusaknya jalan pelabuhan
sintete sehingga menimbulkan debu yang sangat mempengaruhi dari pendapatan
mereka.
C.
PEMBAHASAN
Melihat keadaan semakin parah jalan yang selalu dilewati
oleh para pamakai jalan menuju Pelabuhan Sintete tentunya yang menjadi
perhatian penting kepada Pemerintah Dareah untuk melihat infrastruktur yang
kurang memadai ini, karena Pelabuhan Sintete merupakan termasuk sumber inkam
bagi pemerintah daerah seharusnya adanya kepedulian dari pihak pemerintah
daerah terkait infrastruktur yang sudah tidak memadai ini.
Kami selaku warga sangat mengharapkan adanya kepedulian
dari pihak Pemerintah Daerah untuk segera membangun sarana dan prasarana
terutama jalan Pelabuhan Sintete yang sudah sangat parah, yang berimbas kepada
masyarakat sekitarnya. Sehingga memutus mata rantai perekonomian dan juga
kesehatan yang berimbas terutama penderita penyakit ISPA.
Sudah beberapa kali kepedulian masyarakat dan para
pemakai jalan tersebut bergotong royong memperbaiki jalan yang sudah sangat
parah tersebut yaitu dengan menutup lobang-lobang dengan swadaya membeli batu
dan pasir demi kenyamanan sesama pemakai jalan dan masyarakat yang bermukim di
pinggiran jalan tersebut.
Sudah segala cara digunakan untuk memohon bantuan kepada
pemerintah daerah agar jalan yang sangat parah itu di bangun, tapi sampai
sekarang jalan tersebut tidak kunjung dibangun bahkan yang melewati jalan yang
rusak parah tersebut sering dilewati kendaraan bertonase berat. Sudah menjadi
pembicaraan serius di setiap warung-warung mengenai rusaknya jalan Pelabuhan
Sintete, sudah berbagai cara sudah di tempuh tapi tidak ada respon sama sekali
dari Pemerintah Daerah.
D. PENUTUP
Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis
menyimpulkan bahwa akibat dari rusaknya jalan Pelabuhan Sintete banyak
merugikan para pemakai jalan dan masyarakat yang bermukim di pinggiran jalan
Pelabuhan Sintete, terutama lagi yang bermata pecarian sebagai pedagang, dan
juga yang mempunyai riwayat penyakit ISPA. Maka dengan ini penulis memberikan
penjelasan diatas agar pihak yang terkait terutama Pemerintah Daerah untuk
dapat respon terhadap infrastruktur yang menjadi inkam dalam Pemerintahan.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya paenulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan dengan
sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Demikian sebuah paparan diatas yang bisa dikembangkan.
Semoga bisa menjadi referensi yang berguna buat kita dan semua yang membaca
tulisan ini. Sekian.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
4.
NAMA : ERMICA
NIM : 302.2018.050
TRADISI BEPAPAS KAMPUNG PADA MASYARAKAT SAMBAS
A.
Latar Belakang
Menurut Aguste Comte bahwa
kehidupan Masyarakat dari segi berpikir manusia tertuju pada tiga fase yaitu 1.
Theologi, 2. Metavisika. 3. Positivisme. Setiap komunitas manusia pada
umumnya memiliki suatu sistem kebiasaan, tradisi ataupun kepercayaan yang
diwariskan secara turun-temurun ke dari generasi kegenerasi selanjutnya.
Misalnya menyangkut masalah Kebiasaan atau tradisi yang selalu menjadi kepercayaan
seseorang atau sebagian sekelompok Masyarakat bahwa peristiwa hal tersebut
merupakan adat yang selalu menjadi
kehawatiran apabila tidak dilaksanakan. kemudian mengalami suatu pengaruh
berupa pengembangan maupun penyusutan akibat faktor ekternal maupun faktor
internal dari kebiasaan itu sendiri. Pengaruh ekternal tersebut antara lain:
agama, perkembangan ilmu dan teknologi, maupun arus budaya dari luar. Agama
termasuk salah satu faktor eksternal yang mampu memengaruhi perubahan tradisi
dalam kehidupan masyarakat yang selalu percaya hal- hal kebiasaan tersebut.
B.
Metodelogi
Sebagi tujuan untuk mendapatkan
data dan informasi yang akurat. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan wawancara
dengan Bapak Mahmudin Yasin. Terjadi pada hari Minggu Tanggal 22 Januari 2019
jam 10.00 WIB s/d Selesai bertepatan
dirumah Nya beliau seorang Amil Kepala. Dan secara depinisi bahwa pendekatan
ini juga dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dilapangan sebagai wujud
praktek yang terjadi di Masyarakat.
C.
Pembahasan
Masyarakat Melayu Sambas yang
terdapat di Provinsi Kalimantan Barat dahulunya berada dalam Kerajaan Sambas.
Kerajaan Sambas didominasi oleh suku Melayu yang berasal dari jazirah Malaka
atau Semenanjung Melayu. Kedatangan suku Melayu ini merupakan tanda masuknya
Islam di wilayah Kalimantan Barat dengan bukti sejarah berupa istana, masjid,
dan makam-makam raja. Namun dalam perkembangan lebih lanjut pengaruh Islam
sangat memengaruhi kehidupan masyarakat Melayu Sambas. Masyarakat Melayu Sambas
masih memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang bertahan hingga saat ini, antara
lain: Bepapas Kampung Melayu Sambas
merupakan salah-satu sub-etnis melayu yang memiliki kekhasan dari segi bahasa,
adat istiadat, sebaginnya. Masyarakat Melayu Sambas menyangkut masalah adat
tradisional pada umumnya memiliki sebuah kepercayaan dan praktik yang diyakini
oleh manusia (sekelompok masyarakat) bahwa mereka masih kental dengan adat
tradisi yang dapat memengaruhi mereka sendiri bahkan berpengaruh bagi
orang lain (sekelompok Masyarakat ) dengan memenipulasi daya-daya yang lebih
tinggi yang disebut dengan selalu mudah percaya dengan hal- hal Goib.
kepercayaan tersebut masih menjadi kebiasaan. Dan salah satu praktek yang
terdapat di Masyarakat Melayu Sambas salah satunya adalah Bepapas Kampung.
Bepapas Kampung merupakan adat kebiasaan yang masih hidup atau
dipraktekan dalam masyarakat Melayu Sambas contohnya bagian Desa-desa tertentu
sejak dulu hingga sekarang. Bepapas Kampung
juga merupakan suatu bentuk nilai kebiasaan bagi masyarakat
tertentu yang masih menjaga adat dan
tradisi tersebut khususnya kebiasaan sebelum melaksanakan bepapas Kampung perlu
diketahui ada hal- hal khusus yang perlu dilaksanakan contohnya pembuatan
ketupat Rateh ataupun Ketupat Lontong sebagai sesajian untuk pelaksanaan acara
Bepapas Kampung yang nantinya di bawa secara bersama-sama kesuatu tempat dimana
acara akan dilaksanakan, Kemudian setelah itu
seperti ketupat yang tadinya di bawa dimakan secara bersama- sama dengan
tujuan mengikat talipersaudaraan masyarakat setempat.
Dalam kehidupan Sosial (Masyarakat), Aguste
Comte membuat suatu bentuk pemahaman kajian terhadap bentuk penelitin pada
kehidupan sosial cendrung masih mengarah ke arah kebijakan dalam hal Theologi,
Metafisika, Dan Positifisme. Dan salah
satunya peristiwa ini terjadi pada suatu kehidupan Masyarakat Sambas yang masih
percaya tentang kebiasaan yang seharusnya salah satu bentuk kebudayaan “ Bepapas Kampung” tersebut sudah tidak
lagi menjadi adat yang kental di laksanakan oleh sebagian masyakat Desa
khususnya desa Perdalaman. Bepapas Kampung itu sebagai suatu
keadaan sesuatu yang ada, tetapi tidak dinikmati oleh seluruh Nya (Sosial). sehingga
dapat menimbulkan kehawatiran ataupun efek atau ekses negatif berupa “musibah” (sial, malapetaka, dan
masalah-masalah lainnya) sebagai wujud bentuk kepercayaan. Bepapas Kampung itu
merupakan sebuah tradisi yang berlaku bagi masyarakat Kalimantan Barat khusunya
Melayu Sambas. Mereka yang dikelompokkan masyarakat Melayu di Kalimantan Barat
bersepakat bahwa tradisi Bepapas Kampung merupakan sebuah penanda yang
menjadi kebiasaan, sehingga membentuk petanda berupa mental masyarakat Melayu
Sambas yang sudah dijalankan sejak lama secara turun temurun. Bepapas
Kampung dikatakan bahwa sampai sekarang masih dipercaya sebagai hal yang
menghawatirkan apabila tidak dilaksanakan tepat pada waktunya dengan kata lain
dilaksanakan sesuai dengan kepercayaan
masyarakat tersebut (Melayu Sambas) “desa-desa perdalaman tertentu”
kapan akan diadakan adat tersebut, basanya bertepatan pada hari Jum’at Pagi. karena
Bepapas Kampung itu adalah suatu adat yang melekat kuat dalam pikiran
masyarakat Melayu Sambas (desa-desa tertentu) sebagai sebuah tradisi yang harus
dijalankan tanpa bertanya alasannya. Jika Bepapas Kampung tidak
dilaksanakan, maka orang tersebut akan mendapatkan “musibah” atau bencana
sehingga untuk menghindari hal tersebut, biasanya Masyarakat Melayu Sambas
melakukan adat tersebut yang disebut bepapas kampung.
D.
Kesimpulan
Kebudayaan merupakan adat dan tradisi yang masih melekat dan
dilaksanakan sesuai dengan penerapan pada masing-masing budaya suatu daerah,
terutama kebudayaan yang terjadi di daerah Kalimantan Barat khusunya pada
kebiasaan (Adat – Istiadat) Masyarakat Sambas tentang Bepapas Kampung yang sampai
sekarang masih di terapkan / dipraktekan
oleh sebagian masyarakat kalangan tertentu ( Desa Perdalaman).
E.
Referensi
Bahidhawy.Z dan Jinan. M. (2002)
Zakiyuddin. Jinan. Muttoharun Agama dan Popularitas
Budaya Lokal
Buku Sosiologi SMA, dan Buku Antropologi
Aly,Abdullah,drs, dan Ir.Eny Rahma,Ilmu
Alamiah Dasar,Jakarta,PT Budi Aksara,2003.
Sujarwa,Drs, M. HUM,Ilmu Sosial Dan Budaya
Dasar,Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2010.
Margono,Drs,dkk,Ilmu Alamiah
Dasar,Surakarta, Universitas Negeri Surakarta,1982.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
5.
NAMA : FERY EFENDY
NIM : 302.2018.051
BEPAPAS
KAMPUNG
A.
Latar
Belakang
Bepapas
Kampung merupakan tradisi adat budaya melayu yang dimiliki sejak zaman dahulu,
masyarakat yang pada mulanya saling menjaga dan menghormati masing-masing
individu merupakan sebuah bentuk anugerah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai
karunia yang paling mendasar dalam hidup manusia yang paling berharga.
Namun
pada kenyataannya tradisi bepapas kampung merupakan suatu keyakinan yang selalu
dilaksankan setiap tahunnya, kegiatan bepapas kampung dilaksankan menyambut 1
Muharram (Tahun Baru Hijriah) salah satu tradisi khususnya pada muslim melayu
di Desa Serindang.
Sebelum
dimulainya bepapas kampung tetua adat
dan Labai serta tokoh masyarakat mengajak warga untuk berkumpul di Masjid
dengan sholat Magrib berjamaah. Setelah sholat, tetua adat dan Labai memimpin
pembacaan surah Yaasin bersama, kemudian dilanjutkan dengan membaca do’a
selamatan.
Pada
pagi harinya menjelang siang, tetua adat membawa air yang disebut Air Tolak
Balla, proses bepapas tersebut dimulai dari rumah ke rumah tetua adat membawa
perlengkapan yang disebut daun imbali, daun mentibar, daun enjuang, dan kasai
langgir. Daun enjuang bermakna hidup ini adalah perjuangan, daun mentibar
bermakna penuh cabaran, daun imbali bermakna cepat bersatu kembali, tempurung
kelapa tempat kasai langgir yang dicairkan dengan air tolak balla, beras yang
di buat kasai langgir bermakna niat suci air tolak ballah bermakna semoga
dijauhkan oleh Allah Swt dari balla. Acara tersebut menghindarkan dari balla,
penyakit hal-hal yang kurang baik semoga dijauhkan oleh Allah dar orang yang
tinggal dirumah atau tempat lainnya.
Bepapas
salah satu sarana media/sarana untuk berdo’a silaturrahim dan sedekah, karena
biasanya acaranya tersebut melakukan suatu ibadah dan kemasyarakatan tidak
lepas dari sumber agama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Maka dapatlah kita lihat
tradisi-tradisi yang ada sekarang ini tentu beracuan pada Kitabullah dan Sunnah
Rasul yang disesuaikan waktu kemasyarakatan.
Bepapas
adalah adat bersandikan syara’-syara’, dan bersandikan Kitabullah apabila balla
telah terjadi semoga tidak terulang kembali balla.
B.
Metodologi
Pelestarian kebudayaan
mutlak tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan suatu kompleksitas yang
menjadikan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, dan hanya
cukup dengan dilestarikan tetapi harus diwariskan kepada generasi selanjutnya.
C.
Pembahasan
Bepapas kampung adalah
asas-asas dasar yang menyatakan kebebasan dasar manusia, sebagai nilai budaya
yang harus dipertahankan dan dilindungi, dihormati. Bepapas kampung tidak dapat
dipisahkan sudah menjadi tradisi dan budaya yang berkembang secara turun
menurun.
Tradisi dan budaya
suatu kompleksitas yang menjadikan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat, dan tidak terlepas dari sumber aama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
Tradisi-tradisi yang
ada pada saat ini tentu beracuan pada Kitabullah dan Sunnah yang disesuaikan
waktu kemasyarakatan.
D.
Kesimpulan
Bepapas adalah tradisi
dan budaya yang berkembang secara turun temurun, terkait tentang hakikat
kehidupan masyarakat setempat sangat memegang teguh adat dan istiadat.
Kegiatan bepapas
kampung merupakan suatu keyakinan muslim melayu yang ada di Desa Serindang
dengan menyambut tahun baru Hijriah (1 Muharram) acara bepapas kampung
memberikan nilai-nilai agama yang harus dihormati dan dipertahankan sebagai
nilai budaya.
Maka dapatlah kita
lihat tradisi-tradisi yang ada bersandikan syara’-syara’ berdasarkan Kitabullah
semoga balla tidak terulang kembali.
E.
Referensi
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2018/2019)
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES
PRIBADY, S. Pd, M.Pd
6.
NAMA : FEVI SUPIANTI
NIM :
302.2018.052
TRADISI I MUHARRAM DI DESA SERINDANG
A.
LatarBelakang
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat
bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah bulan
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan,
sehingga bulan ini disebut bulan Allah. Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipat
gandakan dan bermaksiat dibulan ini dosanya dilipat gandakan pula.
Muharram adalah bulan pertama dalam hitungan
kalender Islam, atau lebih terkenal dengan “Tahun Hijriah”. Berbeda dengan tahun
Masehi yang dihitung berdasarkan perputaran Bulan terhadap Bumi. Satu bulan terdiri
atas 29 atau 30 hari, dan satu tahun terdiri atas 12 bulan. Tradisi I Muharram
(TahunBaruHijriah) di desa Serindang disambut dengan meriah oleh masyarakat.
Pelaksanaan I Muharram pada malam hari dilakukan dengan kegiatan masyarakat
berkumpul di Masjid untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah, setelah sholat
dilanjutkan dengan membaca surat yasin yang dipimpin oleh bapak Amil kemudian dilanjutkan
dengan membaca do’as elamat dan do’a awal tahun.
Padapagiharisekitarpukul 06.00 WIB,
dilanjutkan dengan kegiatan berpepas kampung serta membaca do’a selamat yang
dipimpin oleh bapak Amil dan diikuti oleh beberapa orang, adapun perlengkapan
yang dibawa berupa daun imbali, daun mentibar,
dan daun enjuang, serta kasai langgir yang dicairkan dengan air do’a selamat dan
do’a tolak bala yang dimasukan kedalam tempurung atau sejenisnya, adapun proses
kegiatannya dilakukan dari rumah kerumah.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah
dan menangkal datangnya marabahaya, serta dengan membacakan do’a bersama merupakan wujud permohonan dan agar diberikan keselamatan kepada masyarakat
dan mudah-mudahanhan Allah menghindarkan segala macam musibah.
Ada beberapa penelitian yang berhubungan
dengan tulisan ini. Pertama, penelitian dengan judul Kebudayaan dan Lingkungan, oleh Poerwanto, pada tahun 2000.Kedua,penelitian
dengan judul Peran Tumbuhan Dalam Kehidupan
Tradisional Masyarakat, oleh Rahayu, M. & Harada, K., pada tahun 2004. Ketiga,
Penelitian dengan judul Bulan Sura Dalam Perspektif
Islam, oleh Nurdiani, P., pada tahun 2013.
B.
Metodologi
Pendekatan ini dilakukan dengan cara pendekatan
Kebudayaan, adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian dengan
Dokumentasi dan Observasi dilakukan di desa Serindang pada tanggal 24 Januari
2019.
C.
Pembahasan
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat
bulan haram ataubulan yang dimuliakan Allah. Empat bualan tersebut adalah bulan
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan,
sehingga bulan ini disebut bulan Allah. Beribadah pada bulan
haram pahalanya dilipat gandakan dan bermaksiat dibulan ini dosanya dilipat gandakan
pula.
Dalam menghadapi 1 muharram (tahun baru hijriyah), sebagian kaum
muslimin terutama khususnya di daerah Sambas, apabila masuk 1 Muharram ( tahun baru
Islam) maka sebagian masyarakat muslim di daerah sambas menyambutnya dengan berbagai
macam amaliyah yang sudah menjadi tradisi dari orang tua-tua dulu hingga
sekarang ini, masih eksis dilakukan diberbagai desa atau masjid.
Menjelang 1 Muharram (ba’da shalat Asar), biasanya sebagian masyarakat
berkumpul di masjid bersama-sama untuk menunggu pergantian tanggal. Sekitar jam
5 sore mereka secara berjama’ah membaca do’a akhir tahun. Ada juga masyarat sebelum
membaca do’a akhir tahun, mereka bersama-sama membaca surah yasin1x ,setelah itu
baru berdo’a. Dan ada juga yang hanya membaca do’a saja, tanpa membaca surat
yasin.Setelah masuk tanggal 1 Muharram (ba’damaghrib), biasanya sebagian masyarakat
berkumpul kembali di masjid beramai-ramai (biasanya setelah mereka shalat berjama’ah
maghrib) untuk membaca do’a awal tahun.
Ada juga masyarakat sebelum membaca do’a awal tahun, mereka bersama-sama
membaca surah yasin 1x ,setelah itu baru berdo’a. Dan ada juga yang hanya membaca
do’a saja, tanpa membaca surat yasin. Setelah mereka membaca do’a, biasanya mereka
menghidangkan makanan (kue) yang mereka bawa masing-masing dari rumahnya. Dan
ada juga di sebagaian masyarakat setelah shalat isya mereka mengadakan
/mengundang penceramah untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat yang
hadir. Ceramahnya biasanya tentang hikmah hijrahnya nabi saw dari makkah kemadinah.
Kemudian keesokan harinya, di sebagian desa khususnya di waktu pagi,
mereka berkumpul kembali di masjid untuk membaca do’a selamat dan do’a tolak bala.Menurut
mereka mudah2an dengan berdo’a bersama, Allah memberikan keselamatan kepada masyarakat
dan mudah2han Allah menghindarkan segala macam musibah.Ada juga di sebagian masyarakat
di pagi itu, di isinya dengan mengundang ceramah untuk pencerahan kepada masyarakat
tersebut.
Ada juga di sebagian desa, mereka di hari tersebut membuat kue
di letakkan di meja tamu, seperti hari raya idulfitri dan idul adlha. Karena di
hari itu Mereka saling bersilaturrahim darirumah kerumah dalam satu hari itu,
untuk bersilaturrahim dan saling ma’af mema’afkan antara satu dengan yang lain.
Jadi dalam satu hari itu mereka libur untuk berkerja misalnya nelayan, petani,
tukang rumah dan lain-lain.
Ada juga di masyarakat untuk memeriahkan tahun baru islam,
selain amaliyah yang disebutkan diatas, mereka mengadakan berbagai macam perlombaan
untuk anak dan remaja terkadang juga untuk dewasa, misal baca qur’an, azan,
hapalan surat pendek, dan lain-lain. Dan bahkan ada juga pawai atau karnaval serta
hiburan rakyat. Begitulah tradisi di masyarakat sambas dari dulu hingga sekarang
ini.
D.
Kesimpulan
Bulan Muharram adalah bulan yang
dimuliakan oleh Allah,salah satunya adalah dengan membacakan do’a bersama merupakan
wujud permohonan dan meminta perlindungan kepadaAllah
agar diberikan keselamatan kepada masyarakat dan mudah2han Allah menghindarkan segala
macam musibah.
Kegiatan memperingati I Muharram merupakan suatu keyakinan bagi masyarakat muslim
yang ada di desa Serindang dan di daerah Sambas. Dengan memberikan nilai-nilai
agama yang harus dihormati dan dipertahankan
sebagai nilai budaya dan tetap dilestarikan agar tidak punah.
E.
Referensi
http://nukhatulistiwa.com/2017/09/%e2%80%8btradisi-masyarakat-sambas-dalammenyambut-1-muharam-tahun-baru-hijriyah/
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
7.
NAMA :HABDULLAH
NIM : 302.2018.053
KENAKALAN REMAJA DI DESA SEGEDONG
Latar Belakang
Kenakalan Remaja adalah salah satu masalah di desa Segedong yang
belum teratasi oleh pemerintah desa dikarenakan remajanya tidak memperdulikan
himbauan dan sosialisasi yang selama ini yang sering dilaksakan oleh pemerintah
desa .
Desa
Segedong terletak disebelah Selatan berbatasan dengan desa Semparuk Kecamatan
Semparuk sebelah Utara dengan desa Pusaka dan sebelah Timur dengan desa
Maktangguk dan sebelah Barat berbatasan dengan sungai Sambas besar. Jumlah
penduduk desa Segedong kurang lebih 2268 jiwa. Dan jumlah remajanya kurang
lebih 350 jiwa lelaki dan wanita.
Ada beberapa factor penyebab terjadinya
kenakalan remaja yang ada di desa Segedong diantaranya : Pertama pergaulan yang
kurang baik dengan lingkungan. Kedua komunikasi yang kurang baik dengan
keluarga. Ketiga Kurangnya pendekatan dengan agama.
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, Peran
persepsi keharmonisan keluarga dan konsep diri terhadap kecenderungan kenakalan
remaja. Oleh U Maria, S Nuyoto- Tahun 2007. Ulfah Maria Universitas Gadjah
Mada.Kedua Remaja dan Masalahnya mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja
narkoba,free sex dan pemecahannya. Oleh Willis,S.S tahun 2008. Ketiga
Religiusitas, Kontrol diri dan kenakalan remaja Oleh Aviyah,E.,&
Farid,M tahun 2014.
Metodologi.
Artikel ini dibahas
dengan Pendekatan Sosial. Data dalam penulisan ini dikumpulkan dengan cara
pengambilan sampel yang berjumlah 50 orang remaja menggunakan karatkteristik
diantaranya 1) Remaja awal berusia 13-16 tahun, 2) tinggal dengan orang tua, 3)
jenis kelamin dengan laki-laki dan perempuan.yang kegiatannya dilakukan selama
satu minggu (door to door) di desa Segedong.
Pembahasan.
Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses
kehidupan ini.M
asa remaja sering menimbulkan kekwatiran bagi orang tua dan
sering menjadi pembahasan dalam seminar tentang kenakalan masa remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa dengan kisaran usia
antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.
Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman-teman
sebayanya. Hal ini karena mereka memang sama-sama masih dalam mencari identitas
jati dirinya. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah
yang sering disebut dengan kenakalan remaja.
E.
Kesimpulan.
Pada
dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari
norma-narma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang – orang sekitarnya.
Kenakalan remaja pada zaman sekarang ini disebabkan
oleh beberapa factor diantaranya factor remaja itu sendiri ( internal) maupun
factor dari luar (internal).
Remaja harus bias mendapatkan sebanyak mungkin figure
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga meraka
yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelunnya gagal dalam tahap ini.
Adanya motipasi dari
keluarga ,guru,teman sebaya merupakan hal-hal yang biasa dilakukan untuk
mengatasi kenakalan remaja tersebut.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
8.
NAMA : HAMDANI
NIM : 302.2018.054
UPAYA PEMBANGUNAN
MASJID AR-RAHMAN
DESA PANGKALAN KONGSI
A. Latang Belakang
Masjid merupakan tempat beribadah umat islam. Sebagai
tempat ibadah masjid haruslah memenuhi beberapa persyaratan agar terlaksananya
shalat jamaah yang khusu’. Diantara syarat tersebut adalah bangunan fisik yang
memadai baik ukuran maupun ketahanan atau layak pakai.
Masjid Ar-Rahman terletak di Rt. 10 Rw. 05 dusun Tumpak
Jawai desa Pangkalan Kongsi Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas.
Maksud dibangunnya
Masjid Ar-Rahman dusun Tumpak Jawai adalah untuk memberi kenyamanan kepada
jama’ah untuk beribadah, karna bangunan masjid yang lama sudah tidak
memungkinkan untuk menampung jama’ah yang akan beribadah seiring dengan laju
pertumbuhan penduduk di dusun Tumpak Jawai desa Pangkalan Kongsi.
Masjid Ar-Rahman Dusun
Tumpak Jawai yang berdiri pada tanggal 21 April 1973 dan mempunyai jamah 798
orang adalah merupakan satu-satunya masjid yang berdiri di dusun Tumpak Jawai
desa Pangkalan Kongsi,sebagai masjid dusun, masjid tersebut telah mengalami
beberapa kali perbaikan yang dilakukan secara gotong-royong yaitu dengan meminta
sumbangan kepada masyarakat dengan pengumpulan padi setiap kali setelah panen.
Walaupun telah
mengalami beberapa kali renovasi, masjid Ar-Rahman Tumpak Jawai masih mengalami
kerusakan sehingga masjid tersebut sangat perlu untuk dibangun kembali.
Sampai saat ini
penggalangan dana terus dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat Pembangunan
Masjid Ar-Rahman tersebut.
Adapun beberapa penelitian yang
relevan dengan tulisan ini. Pertama, “Islamisasi Sains dan Saintifikasi Islam”: Model Manajemen
Pemberdayaan di Masjid Salman ITB Bandung. Harmoni, 13(1),
36-51 oleh Farida, A. (2014). Kedua,Manajemen Masjid. Gema Insani oleh Ayub, M. E. (1996). Ketiga, Pemberdayaan Ekonomi Potensial Masjid Sebagai Model
Pengentasan Kemiskinan. Al-IQTISHADIYAH:
Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah (e-Journal), 2(2) oleh Erziaty,
R. (2015). Keempat, Studi
Fenomenologi Peranan Manajemen Masjid At-Taqwa dalam Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Bangkalan. Kompetensi
(Competence: Journal of Management Studies), 8(1) oleh Auliyah, R.
(2014).
B. Metodologi
Dalam tulisan ini
cenderung lebih kebidang ekonomi yang meneliti cara Panitia Pembangunan Masjid
untuk mengupayakan pembiayaan pembangunan masjid dan memotivasi warga
masyarakat desa untuk beramal semampunya dan juga melihat upaya Panitia
Pembangunan Masjid untuk mengumpulkan dana dari pihak-pihak ketiga yang
berkeinginan untuk mengimfaqkan rezekinya untuk digunakan pada jalan yang di
ridhoi Allah SWT.
Tulisan ini berawal dari pengamatan
sendiri, bagaimana kegigihan Panitia Pembangunan Masjid bersama masyarakat
untuk mengumpulkan dana secara swadaya masyarakat dan pihak ketiga baik itu
para Dermawan secara pribadi dan pihak Pemerintah.
C. Pembahasan
Masjid Ar-Rahman pertama kali dibangun pada tahun 1973,
terletak di dusun Tumpak Jawai Rt. 09 Rw. 05 desa Pangkalan Kongsi Kecamatan
Tebas dan didirikan pada tanah Wakaf keluarga Amil Jama’ani. Pembangunan
bangunan masjid tersebut murni swadaya masyarakat di dusun Tumpak Jawai dan
sumbangan pihak hamba Alllah SWT yang dermawan.
Pada tahun 1988, dibangun kembali dan dipindahkan di Rt. 11
Rw. 06 dusun Tumpak Jawai desa Pangkalan Kongsi Kecamatan Tebas disebabkan
bangunan masjid lama sudah tidak memungkinkan untuk digunakan buat kepentingan
ibadah dan sosial kemasyarakatan dan status tanah wakaf yang dipermasalahkan
oleh pihak keluarga Amil Jama’ani.
Berdasarkan
hasil musyawarah dikala itu, tokoh agama dan masyarakat dusun Tumpak Jawai
sepakat untuk membeli tanah baru dan sekaligus membangun masjid baru dengan
cara swadaya masyarakat dan pihak ketiga.
Pada proses
penggalangan dana diupayakan dengan jalan masyarakat menyumbangkan tenaga dan
harta secara keikhlasan masing-masing warga masyarakat dan alhamdulillah selama
lebih kurang 2 tahun bangunan masjid tersebut bisa digunakan untuk ibadah dan
kepentingan sosial kemasyarakatan di dusun Tumpak Jawai.
Alhamdulillah
pada tahun 1996, masjid Ar-Rahman mendapat bantuan bangunan baru dari sumbangan
PP Muhammadiah dengan besar dana Rp. 18.000.000,00 (Delapan Belas Juta Rupiah)
dan pengerjaan bangunan masjid tersebut selesai dalam tempo 3 sampai 4 bulan
atas gotong-royong masyarakat setempat, sampai sekarang masih dipergunakan
masyarakat.
Pada proses
pembangunan sangat disayangkan masih belum teliti dalam menentukan arah kiblat
yang benar sehingga menimbulkan polemik dimasyarakat karena setelah diteliti
oleh pihak Kantor Urusan Agama kecamatan Tebas atas permintaan jamaah masjid
Ar-Rahman, ternyata melenceng hampir 42 derajat.
Setelah melihat
keadaan tersebut diatas, diadakan musyawarah pada tanggal 18 Februari 2018 di
masjid Ar-Rahman dihadiri oleh Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua Rt, Ketua Rw,
Ketua Amil, Pengurus Masjid dan seluruh warga masyarakat dusun Tumpak Jawai dan
disepakati untuk membangun bangunan masjid baru yang letaknya dibelakang
bangunan masjid yang telah ada sekarang dan membeli tanah milik keluarga H
Tayib. Tanah tersebut dengan panjang 12 meter dan lebar 18 meter dibeli seharga
Rp. 15 juta rupiah.
Pada saat itu
dana yang tersimpan di Buku Kas Pengurus Majid sudah mecapai Rp. 87.253.000,00
(Delapan Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah). Dana Tersebut
diperoleh dari sumbangan wajib masyarakat yang dikumpulkan pada setiap setelah
panen padi dan juga sumbangan pihak ketiga.
Pengurus Masjid
Ar-Rahman juga mengajukan proposal kepada pihak Pemerintah Daerah Kabupaten
Sambas dan disetujui pada tahun anggaran 2018 lewat Program Bansos sebesar Rp.
50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah). Sampai pada saat ini dana sudah
terkumpul Rp.257.000.000,00 (Dua Ratus Lima Puluh Tujuh Juta Rupiah) dan sudah
di keluarkan untuk pembangunan Masjid tersebut Rp. 253.500.000,00 (Dua Ratus
Lima Puluh Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).
Masjid Ar-Rahman
pada saat sekarang masih pada proses perampungan pembangunan yang direncanakan
menghabiskan dana total Rp. 645.000.000,00 (Enam Ratus Empat Puluh Lima Juta
Rupiah) dan masih memerlukan bantuan masyarakat dan para dermawan yang dihimpun
oleh Pengurus Masjid tersebut.
D.
Kesimpulan
Dari paparan atau
penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Masjid merupakan tempat beribadah umat islam. Sebagai
tempat ibadah masjid haruslah memenuhi beberapa persyaratan agar terlaksananya
shalat jamaah yang khusu’. Diantara syarat tersebut adalah bangunan fisik yang
memadai baik ukuran maupun ketahanan atau layak pakai. Dan menggambarkan
kegigihan Pengurus Masjid bersama masyarakat untuk mengumpulkan dana secara
swadaya masyarakat dan pihak ketiga baik itu para Dermawan secara pribadi dan
pihak Pemerintah.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan dengan
sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Demikian sebuah
paparan diatas yang bisa dikembangkan. Semoga bisa menjadi referensi yang
berguna buat kita dan semua yang membaca tulisan ini. Sekian.
E. Referensi
Farida, A. (2014). “Islamisasi
Sains dan Saintifikasi Islam”: Model Manajemen
Pemberdayaan di Masjid Salman ITB Bandung. Harmoni, 13(1), 36-51.
Ayub, M. E. (1996).Manajemen Masjid. Gema Insani.
Erziaty, R. (2015).Pemberdayaan Ekonomi Potensial Masjid
Sebagai Model Pengentasan
Kemiskinan. Al-IQTISHADIYAH: Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi
Syariah (e-Journal), 2(2).
Auliyah, R. (2014).Studi
Fenomenologi Peranan Manajemen Masjid At-Taqwa dalam
Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Bangkalan. Kompetensi (Competence:
Journal of Management Studies), 8(1).
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
9.
NAMA
: HUSNI
NIM : 302.2018.055
TAMAN EDEN DI DESA SEBERKAT
Latar
Belakang
Taman adalah keindahan alam yang di buat manusia dan akan
indah jika di jaga dan di pelihara dengan baik.Taman Eden memiliki keindahan
tersendiri. Terdapat batu- batu yang di ukir sedemikian rupa serta berbagai
bentuk hingga menambah keunikan taman ini dan terdapat sebuah kolam yang di
hiasi bunga teratai.
Taman eden Terdapat di Desa Seberkat, tepatnya
diperbatasan gunung cengal yang diantara hutan gunung peresak dan gunung
cengal. Jaraknya sekitar 6 km dari kecamatan dan dapat di tempuh
menggunakan sepeda motor sekitar 30 menit. Daerahnya sangat indah dan asri
dengan di kelilingi hutan lindung, setelah ini di kelola oleh seorang pengusaha
daerah ini kemudian di sulap menjadi sebuah taman yang sangat indah,
sehingga menarik perhatian pengunjung dari berbagai daerah.
Tahun 2017 taman tersebuat siap dibuka dan mendapat sambutan
yang sangat hangat dari berbagai golongan masyarakat. Disana terdapat
hamparan tanaman bunga-bunga yang sangat indah, berbagai bentuk pahatan
batu yang berbentuk kurcaci-kurcaci penjaga taman bunga tersebut.
Karna kurangnya managemen terjadi Kekacauan yang meresahkan
masyarakat setempat. Dan pemilik taman tidak ingin mengambil resiko yang
terjadi ditempatnya. Karena tidak ada etikat baik dari pemilik
taman dengan daerah setempat akhirnya dengan terpaksa taman tersebut
harus ditutup sementara dengan alasan ekonomi yang kurang baik.
Karna tempatnya yang jauh dari permukiman warga sehingga
banyak remaja yang menjadikan taman tersebut sebagai tempat untuk pacaran.
Sehingga banyak taman yang rusak dan mengakibatkan kerugian kepada pemilik
taman tersebut.
Akhirnya pemilik taman tidak melanjutkan kerja sama dengan
pihak desa. Izin taman di cabut dan taman eden pun di tutup untuk sementara
waktu menunggu adanya itikat baik dari pihak taman tersebut.
Adanya beberapa penelitian yang relevan dengan tujuan ini
pertama penelitian dengan judul ( Pemilihan Tempat Wisata Yogyakarta ) oleh (
Linda Marlinda tahun 2016), Nilai ( Ekonomi Wisata Pulau Situ ) 0leh (
Trifrandari tahun 2009 ) di Universitas Bogor, Tour ( tempat wisata ) Alam di
Sulawesi Utara oleh ( Steven Sentinuo tahun 2015)
Metodologi
Pendekatan
dalam tulisan ini adalah ekonomi, adapun pengumpulan data dengan cara observasi di Taman Eden Desa Seberkat. Pada
hari tanggal 03 tahun 2018.
Pembahasan
Pembahasan
Taman eden memberi warna yang baru untuk Desa Seberkat.
Dengan adanya taman ini Desa Seberkat banyak dikunjungi oleh masyarakat dari
luar desa. Hal tersebut tentunya memberi dampak positif, terutama dari segi
ekonomi dulu nya di desa ini hanya dilalui oleh orang setempat, orang
orang yang pegi berkerja ke kebun. Pada awal pembukaan, pertama dibuka nya
tempat wisata ini, orang berbondong bondong, tidak hanya anak-anak remaja yang
pergi kesana orang yang sudah berkeluarga pun pergi bersama untuk berwisata
keluarga.
Dari segi ekonomi Taman ini berperan menjadi sumber
pendapatan untuk pemiliknya .Masyarakat sekitar pun terkena dampak
positifnya, seperti meningkat nya daya beli makanan ,minuman dan beraneka
cemilan oleh orang-orang yang berwisata,bahkan untuk pedagang eceran
bahan bakar seperti bensin pun merasakan dampak positif dari adanya taman eden
tersebut.
Taman eden saat ini sudah sangat berbeda. Tidak seperti saat
pertama dibuka. Saat pertama dibuka setiap orang yang masuk diberi tarif Rp.
5.000.,00 pun orang masih mau berkunjung walaupun hanya sekedar untuk
berfoto-foto. Saat ini karena faktor keamanan jadi taman ini ditutup
sementara.
Kesimpulan
Pada awalnya Taman Eden merupakan Tempat wisata yang
menarik. Tapi karena kurang nya kematangan ide dari pemilik taman, sehingga
tidak tau harus menggunakan konsep wisata taman yang seperti apa? Akhirnya
keberlangsungan taman ini tidak lama.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
10. NAMA : IRWANDI
NIM :
302.2018.056
PELESTARIAN LINGKUNGAN
DI DESA SERUMPUN BULUH
A.Latar
Belakang
Kurangnya perhatian terhadap kebersihan lingkungan
sekitar,itu merupakan karakteristik manusia zaman sekarang.Membuang sampah sembarangan tentunya memberi dampak negatif
untuk lingkungan sekitar. Apalagi membuang sampah di pinggir sungai dan di
dalam sungai. Sampah yang terlalu banyak di dalam sungai dapat membuat aliran
sungai tersumbat.
Desa Serumpen buluh merupakan salah
satu dari 23 desa/ kelurahan di Kecamatan Tebas Kabupaten
Sambas yang terletak di sebelah Timur kota Sambas dengan jarak dengan ibu kota
kecamatan sejauh 6 km dan jarak dengan ibu kota Kabupaten
Sambas 30
km yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama 50
menit.
Pelestarian lingkungan hidup sungguh sangat-sangatlah
perlu,apa lagi pada lingkungan sekirar kita.Di Desa Serumpun buluh memang desa
yang jumlah penduduknya memang sangatlah ramai/padat.dimana pada masyarakatnya
masih kurang peduli akan kebersihan lingkungan sekitar.sebagian besar penduduk Desa Serumpun buluh
menggunakan air sungai dari aliran Sungai Sebangkau untuk mencuci mandi bahkan
jika musim kemarau air dari sungai ini juga di gunakan untuk minum dan memasak.
Pentingnya
peran air sungai seharusnya membuat masyarakat lebih sadar dan banyak berfikir
untuk menjaga kebersihan sungai. Jangan sampai sungai tercemar oleh
sampah-sampah atau limbah yang dibuang secara langsung ke dalam aliran sungai.
Sampah
yang dibuang secara langsung ke dalam sungai dapat mencemarkan air sungai. Air
sungai akan berbau dan jika dikonsumsi bisa menyebabkan penyakit seperti diare
. Apabila digunakan untuk mandi maka bisa menyebabkan penyakit kulit.
Air
sungai yang bersih tentunya memberikan banyak manfaat selain bisa digunakan
untuk keperluan sehari-hari juga bisa dijadikan tempat wisata ,tempat
memancing. Sungai yang bebas dari sampah dan limbah kimia dapat memberikan
kehidupan yang nyaman untuk hidupan liar yang hidup disungai.
B. Refrensi
Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul ini Pertama, Ashidiqy,M.R. (2009) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH RUMAH TANGGA DI
SUNGAI MRANGGEN(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang).
Kedua, Kamal F. (2009). Hubungan antara
tingkat pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah
dengan perilaku pembuangan sampah pada masyarakai beringin di RW 07 kelurahan
Wonosari kecamatan Ngaliyan kota Semarang tahun 2009.(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Ketiga
sekitar sungai Siahaan,R., Indrawan, A., Soedharma, D., & Prasetyo, L. B.
(2011). Kualitas Air Sungai Cisadane, jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Sains,
11(2), 268-273. Ketiga, Amri, N. (2013).
Karakteristik
Lingkungan Permukiman Kumuh Tepian Sungai Kecamatan Kolaka,Sulawesi Tenggara.
JUPITER, 12(1).
C . Metodelogi
Pendekatan
yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan Lingkungan dan dibuat dengan
cara observasi. Adapun observasi di lakukan di Desa Serumpun buluh pada tanggal 09 Januari 2019.
D. Pembahasan
Sampah
adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang harus dibuang. Umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia
(termasuk kegiatan industri tetapi bukan biologis (karena human waste tidak
termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat (Azrul Aswar, 1981 :53).
Jenis sampah dikenal beberapa pembagian. Pembagian atas
dasar zat pembentuknya yaitu sampah organik dan anorganik. Kemudian pembagia n atas das a r
s ifa t n ya yaitu sampah
yang
mudah membusuk. Sampah yang mudah terbakar dan sampah yang tidak mudah terbakar (Juli Soemirat Slamet, 2002:152).
Sampah organik adalah
sampah yang jika dibuang maka akan mudah membusuk. Sehingga tidak begitu cepat
membuat aliran sungai tersumbat. Berbeda dengan sampah anorganik yang butuh
waktu lama untuk membusuk atau habis, seperti sampah plastik.
Desa Serumpun buluh pernah mengalami banjir selama
seminggu. Banjir selama seminggu
tersebut mengakibatkan masyarakat
setempat tidak dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.itu semua
dikarenakan karena masyarakatnya yang kurang perhatian dengan parit disekitar, karena banyaknya sampah yg dibuang didalam parit hingga akhirnya kondisi
parit pun dangkal.setelah kejadian tersebut,pada tahun berikutnya diadakan
penggalian terhadap parit-parit / sungai yang dangkal agar tidak mengakibatkan
kejadian yang sama dimasa yang akan datang.
Sekarang memang tidak
pernah lagi terjadi banjir tapi jika masyarakat mulai kembali membuang sampah
di dalam aliran parit. Seperti yang terjadi belakangan ini, banyak ditemukan
sampah Pampers, bahkan ada yang membuang bulu ayam yang dimasukan ke dalam
plastik kemudian dihanyutkan di aliran parit. Ada juga yang membuang sampah di
pinggir parit dengan alasan hal tersebut agar tanah di pinggir parit tersebut
tidak runtuh.
Bahkan
saat sakarang apabila masyarakat sudah selesai musim panen padi,banyak
sampah-sampah tangkai padi / jerami padi didalam parit.itu semua disebabkan
karena masyarakat setempat, apabila musim panen padi tiba mereka merontok padi
didekat parit dan jerami padi tersebut dibuang dipinggir parit.
Sebenarnya kalau masyarakat peduli akan
kebersihan lingkungan. Sampah-sampah tersebut bisa dibuang
jauh atau bisa juga dijadikan pupuk kompos.karena sampah tersebut sangatlah
baik apabila dijadikan pupuk kompos,karena Jerami mengandung hara yang lengkap
baik berupa hara makro maupun mikro .
E . Kesimpulan
Lingkungan yang bersih dan tertata rapih dengan sendirinya
akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan ruang publik untuk kehidupan disekitarnya misalnya
tempat tinggal menjadi lebih bersih, rapih, tentram dan lebih nyaman untuk
melakukan kegiatan apapun dan bahkan lingkungan akan terasa lebih sehat karena
terhindar dari perkembangbiakan segala penyakit yang biasanya rentan teerjadi
pada wilayah atau tempat tempat yang tidak mendapat perawatan dan pembersihan
dari masyarakatnya misalnya penyakit demam berdarah, malaria, Zakia atau
penyakit tifus.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
11. NAMA : JAMALUDIN
NIM : 302.2018.057
PENTINGNYA PERAN POSKAMLING DI DESA BEKUT
A.
Latar belakang
Poskamling
merupakan istilah dari pos keamanan lingkungan. Bila kita perhatikan keamanan
dan ketertiban lingkungan sangat penting adanya. Untuk mewujudkannya lingkungan
yang aman dan nyaman maka perlu diaktifkan kembali pos sistem keamanan
lingkungan atau Poskamling dan pos jaga di sejumlah wilayah dalam hal ini di
Desa Bekut Kecamatan Tebas.
Desa Bekut
adalah desa yang terdapat
di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Desa ini memiliki
luas 5,43 km2. Desa Bekut terdiri dari 2 (dua) dusun, 8 (delapan) rukun warga (RW), 16 (enam belas) rukun tetangga (RT) dan 2 (dua)
Poskamling. Poskamling tersebut terletak di Dusun Senja 1 (satu) buah
dan Dusn Surya 1 (satu) buah.
Meskipun
terlihat sederhana poskamling keberadaannya sangat penting. Melalui pengadaan
poskamling keamanan lingkungan perumahan dan pemukiman penduduk akan lebih
terjaga dari tindakan kejahatan. Sistem keamanan lingkungan di daerah perumahan
dan pemukiman penduduk perlu untuk diberdayakan.
Hal ini
bisa dilakukan melalui penjadwalan untuk menjaga lingkungan perumahan mereka. Peran
serta masyarakat untuk menjaga keamanan wilayah sangat penting. Tujuan
diadakannya poskamling itu sendiri adalah untuk menjaga keamanan.
Aparat
tanpa didukung peran serta masyarakat juga hasilnya tidak akan bisa maksimal
dan efektif. Lingkungan yang aman merupakan dambaan seluruh warga masyarakat. Dengan
peran serta warga maka akan lebih mudah menciptakan lingkungan yang aman,
tertib dan nyaman.
Adapun
beberapa kajian relevan yang terkait dalam topic ini antara lain : Peran Pemerintah Dalam
Meminimalisir Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Di Kelurahan Lewet
Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, WV
Gahansa, M
Mantiri, J
Kairupan - Jurnal Eksekutif, 2018, Peranan Kepala Kampung Dalam Pelaksanaan Siskamling, AD Lestari, I Suntoro, Y Nurmalisa - Jurnal
Kultur Demokrasi, 2017, Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat terhadap Partisipasi dalam
Pelaksanaan Kegiatan Siskamling, A Aditama, A Hasyim, MM
Adha - Jurnal Kultur Demokrasi, 2013.
B.
Metodologi
Adapun
pendekatan dalam pembahasan artikel ini didapat berdasarkan dari hasil
wawancara dengan Kepala Desa Bekut Kecamatan Tebas Suzarnadi, ST bertempat di
Kantor Desa Bekut pada hari Senin tanggal 7 Januari 2019 sekira pukul 10.00
Wib.
C.
Pembahasan
Pos Kamling
atau biasa juga disebut bejagan atau pos ronda adalah pusat atau pos yang
dipergunakan sebagai tempat singgah para penjaga disetiap rt atau rw ditiap
tiap dusun dan atau tempat bertemunya anggota masyarakat dikala senggang dan
tidak ada aktivitas rutin.
Baik
sekedar untuk menikmati rokok dan atau minuman kopi / teh maupun hidangan umbi
- umbian atau gorengan dengan percakapan kecil penting maupun senda gurau
maupun percakapan dewasa yang lebih penting.
Fungsi
utama poskamling pada dasarnya adalah merupakan tempat singgah para penjaga
malam baik hansip maupun warga kampung yang secara kebetulan mendapat giliran
jaga pada waktu tertentu sesuai dengan giliran mereka. Pada peletakkannya pos
kamling lebih cenderung kepada penjagaan Rukun Tetangga dan atau Rukun Warga
dibandingkan sebagai pos untuk menjaga dusun atau desa, jadi didalam satu dusun
bisa terdapat beberapa pos kamling tergantung kebutuhan warga dusun dan
biasanya terletak diposisi yang stragis dan memiliki posisi pandang yang luas.
Pos Kamling
kini sudah banyak ditinggalkan oleh warga kampong dan desa karena fungsinya
sudah tidak lagi diperlukan, selain itu kegiatan Pos Kamling juga banyak
menyita waktu dan mengganggu aktivitas warga khususnya bagi warga yang bekerja
dipagi hari.
Di era
modern ini Pos Kamling sudah jarang lagi dipakai dan juga fungsinya tidak lagi
seperti awal pembuatan dimana warga masyarakat sudah mulai merasakan keamanan
yang cukup karena lapangan pekerjaan yang semakin terbuka lebar bagi para warga
masyarakat yang menganggur dan mengisi aktivitas mereka dimalam hari untuk
mencuri atau merampok.
Terdapat
dua buah pos kamling di Desa Bekut Kecamatan Tebas dimana masing-masing
terletak di tiap Dusun diantaranya yaitu pos kamling satu terletak di Dusun
Senja dengan nomor Kontak Pos Jaga 085393080980 dan pos kamling dua terletak di Dusun Surya dengan nomor Kontak
Pos Jaga 082251782536.
D.
Kesimpulan
Poskamling merupakan istilah dari pos keamanan lingkungan. Fungsi utama poskamling pada dasarnya adalah merupakan
tempat singgah para penjaga malam baik hansip maupun warga kampung yang secara
kebetulan mendapat giliran jaga pada waktu tertentu sesuai dengan giliran
mereka. Pada peletakkannya pos kamling lebih cenderung kepada penjagaan Rukun
Tetangga dan atau Rukun Warga dibandingkan sebagai pos untuk menjaga dusun atau
desa, jadi didalam satu dusun bisa terdapat beberapa pos kamling tergantung
kebutuhan warga dusun dan biasanya terletak diposisi yang stragis dan memiliki
posisi pandang yang luas.
Terdapat dua buah pos
kamling di Desa Bekut Kecamatan Tebas dimana masing-masing terletak di tiap
Dusun diantaranya yaitu pos kamling satu terletak di Dusun Senja dengan nomor
Kontak Pos Jaga 085393080980 dan pos kamling dua terletak di Dusun Surya dengan nomor Kontak
Pos Jaga 082251782536.
Salah satu
bagian terpenting dalam pemeliharaan keamanan lingkungan adalah peran serta
masyarakat. Dalam hal ini bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan
lingkungan diwujudkan dalam bentuk Sistem Keamanan Lingkungan. Siskamling
dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan moral dan disiplin warga.
Sebagai
makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari interaksinya dengan manusia
lain. Dalam interaksinya dengan manusia lain, maka tercipta suatu masyarakat
dan suatu peradaban serta kebudayaan manusia yang didalamnya terdapat
nilai-nilai yang mendasari dan menuntun tindakan-tindakan dalam hidup
bermasyarakat. Kegiatan siskamling adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara
bersamasama dan bersifat suka rela agar masyarakat mendapatkan perlindungan
serta keamanan untuk masyarakat itu sendiri.
Sistem
keamanan lingkungan merupakan bentuk-bentuk swakarsa, yang merupakan suatu
kesatuan komponen yang saling bergantung dan berhubungan, saling mempengaruhi
untuk mendapatkan hasil daya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan
ketertiban masyarakat dalam upaya mendukung terwujudnya masyarakat madani yang
adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Semangat
dan malasnya mengikuti kegiatan siskamling akan menentukan hasil yang diperoleh
dalam kegiatan siskamling tersebut. Adanya kegiatan siskamling akan memberikan
perlindungan dan keamanan bagi masyarakat, kegiatan siskamling juga akan
menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Sejalan
dengan fakta atau kenyataan berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa
hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan
kegiatan siskamling ini antara lain kurangnya sikap dan motivasi masyarakat
terhadap kegiatan siskamling, kesadaran berpartisipasi masyarakat akan
pentingnya kegiatan siskamling masih sangat rendah, masyarakat hanya
mementingkan pekerjaan yang hanya menghasilkan materi saja, sifat malas-malasan
yang selalu diterapkan olehnya bisa menghambat tujuan dari kegiatan siskamling.
E.
Referensi
Gahansa, Windy Valentine, Michael Mantiri, and Josef Kairupan.
"Peran Pemerintah dalam Meminimalisir Gangguan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat di Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa
Selatan." Jurnal Eksekutif 1.1 (2018).
Lestari, Atika Dwi, Irawan Suntoro, and Yunisca Nurmalisa. "Peranan
Kepala Kampung Dalam Pelaksanaan Siskamling." Jurnal Kultur
Demokrasi 5.1 (2017).
Aditama, Aditama, Adelina Hasyim, and Muhammad Mona Adha. "Pengaruh
Sikap dan Motivasi Masyarakat terhadap Partisipasi dalam Pelaksanaan Kegiatan
Siskamling." Jurnal Kultur Demokrasi 1.6 (2013).
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
12. NAMA : JEMI
NIM : 302.2018.058
USAHA TERNAK KAMBING DI DESA PUSAKA
A. Latar Belakang
Mengingat pesatnya dan cepat pertumbuhan jumlah penduduk maka semakin pesat pula persaingan ekonomi masyarakat di dunia wirausaha atau bisnis. Salah satu usaha yang mempunyai peluang bisnis yang bagus yaitu dibidang perternakan dengan usaha pengembangbiakan dan penggemukkan kambing.
Usaha ternak kambing sangatlah mudah karena sumber daya alam yang sangat mendukung dengan memfaatkan lahan perkebunan jeruk yang banyak dengan rumput hijau sebagai bahan pakan ternak. Kebutuhan akan kambing lebih banyak dari pada peternakan kambing yang artinya pemotongan ataupun konsumsi kambing lebih banyak daripada persediaan daging kambing.
Produk kambing menjadi salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat diandalkan mengingat usaha ternak kambing sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan usaha tani di Indonesia. Selain sebagai upaya dalam memenuhi permintaan dalam negeri, usaha ternak kambing memiliki peluang ekspor yang sangat besar antara lain ke Malaysia, Brunei Darussalam dan negara-negara Tirnur Tengah (MAKKA, 2004).
Referensi
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, prospek dan arah pengembangan komoditas peternakan: unggas, sapi dan kambing-domba oleh kusuma diwyanto, atien priyanti dan ismeth inounu tahun 2005 Bogor. Kedua, pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha ternak kambing dengan laserpunktur oleh ida ayu putu parwati tahun 2007 Bali. Ketiga, Buku Penggemukan Kambing Potong oleh S Mulyono tahun 2008.
B. Metodologi
Artikel ini dibahas dengan pendekatan ekonomi. Penelitian data didalam artikel ini di kumpulkan dengan beberapa cara yaitu pendekatan secara Observasi dan Wawancara. Penelitian ini di lakukan di Rt. 018 Rw. 007 Dusun Sekadim Desa Pusaka Kecamatan Tebas, Adapun pendekatan cara observasi yaitu melalui pengamatan beberapa kandang ternak dan pengusaha ternak di Desa Pusaka sedangkan pendekatan cara wawancara yaitu saya langsung menemui bapak Asnan pada tanggal 22 Januari 2019 dari jam 09.00 wib. s/d 11.25 wib. Kegiatan ini dilakukan agar data lebih akurat tentang usaha tersebut.
C. Pembahasan
Peternak biasanya memelihara ternaknya secara sederhana dan menggantungkan pada 'keramahan' alam. Pada siang hari ternak digembalakan di perkebunan, di pinggir jalan atau daerah pertanian dan pada sore hari diburu kembali ke kandang. Pakan yang dikonsumsi biasanya hanya berasal dari sekitar, seperti: rerumputan, limbah pertanian, atau hijauan lain yang dapat disediakan peternak secara gratis. Hal ini yang membuat usaha ini tetap bertahan, walaupun terjadi gejolak harga dan perubahan lingkungan yang kurang kondusif.
Dari berbagai hasil kajian yang ada, pengembangan ternak kambing pola integrasi di kawasan perkebunan mempunyai prospek yang sangat baik. Di kebun lada, ternak dapat memanfaatkan cover crop berupa Arachis pintoi; di kebun karet, sawit, jeruk dan kelapa, ternak dapat merumput dengan bebas tanpa mengganggu tanaman utama; di perkebunan kakao dan kopi, ternak dapat dipelihara dengan pola intensif; sedangkan di kebun salak, ternak dapat berfungsi sebagai penghasil kompos. Akan tetapi untuk di Desa Pusaka ternak Kambing kebanyakan di kandangkan tidak dilepas karena akan merusak tanaman-tanaman yang lain.
Arah pengembangan ternak kambing dapat dilakukan melalui peningkatan populasi dan kualitas ternak, antara lain:
(a). memanfaatkan ternak lokal yang prolifik secara optimal, dengan disertai dengan aplikasi inovasi untuk mengurangi kematian anak;
(b). mempercepat umur beranak pertama dan memperpendek jarak beranak sehingga ternak dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun,
(c). memanfaatkan bibit unggul, disertai perbaikan pakan dan manajemen pemeliharaan,
(d). mengurangi pemotongan ternak produktif dan waktu penjualan temak yang tepat,
(e). mendorong perkembangan usaha pembibitan,
(f). menambah populasi temak produktif melalui penyebaran ternak.
Sedangkan pada penelitian yang sama Astuti dkk ( 1984) menambahkan bahwa dengan perbaikan mutu pakan pada induk kambing pasca melahirkan akan memperbaiki kualitas anak yang dihasilkan. Demikian juga dengan penggunaan teknologi sesuai dengan pendapat Mosher dalam Guntoro, dkk (2001) dimana untuk meningkatkan produksi diperlukan teknologi dalam hal ini laser untuk penyerempakan birahi, dengan meningkatnya produksi otomatis pendapatan peternak juga akan bertambah. Sejalan dengan itu penelitian yang dilakukan oleh Sutama, dkk (1998) mendapatkan bahwa dengan Sinkronisasi atau penyerempakkan birahi pada ternak merupakan suatu upaya untuk dapat memudahkan manajemen pemeliharaan, karena dapat mengefisienkan waktu dan tenaga kerja, pemberian pakan, perkawinan, kelahiran dan pemasaran. Selain itu sinkronisasi birahi merupakan bagian yang terpenting untuk menunjang keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) dan transfer embrio. Jadi dengan teknologi penyerempakan birahi dengan laser input dapat ditekan dan output dapat ditingkatkan sehingga produksi meningkat akibatnya pendapatan menjadi lebih tinggi.
Harga jual anak juga memberikan pengaruh yang nyata pada pendapatan pada tingkat kesalahan 5%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subandriyo,dkk ( 1997) kualitas anak yang dihasilkan akan menentukan harga jual ternak tersebut, semakin bagus kualitas maka harga jualnya pun akan semakin tinggi dengan harga yang semakin tinggi otomatis produksi yang akan diperoleh juga akan semakin meningkat.
Harga bibit berpengaruh nyata pada tingkat kesalahan 10% pada produksi ternak kambing. Harga bibit menunjukkan kualitas dari bakalan, semakin tinggi harga bibit maka kualitas bakalan juga semakin bagus, kwualitas bakalan ditentukan dengan penampakan luar seperti perambingan, bentuk badan dan kebersihan ternak. Semakin bagus kualitas bakalan diharapkan produksi yang akan dihasilkan juga akan semakin bagus seperti anak yang akan dihasilkan, demikian juga terhadap produksi susu yang akan dihasilkan akan semakin tinggi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Guntoro dkk (1999) yang menyatakan untuk mempercepat peningkatan produksi dapat dilakukan dengan peningkatan daya reproduksi, perbaikan mutu genetik, pakan dan manajemen lebih lanjut dikatakan bahwa untuk meningkatkan daya reproduksi berbagai teknologi telah diperkenalkan pada kambing antara lain melalui pemilihan induk kambing yang prolifik (Guntoro dkk, 1999). Untuk jumlah ternak, harga HMT, umur induk dan upah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata. Hal ini menunjukkan nilai koefisien variabel-variabel tersebut tidak bermakna, artinya bahwa kenaikan atau penurunan penggunaan variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap produksi ternak kambing.
Dari berbagai penelitian menurut para ahli yang diduga mempengaruhi produksi ternak kambing ternnyata ada lima variabel yang bermakna yaitu harga konsentrat, harga jual anak, harga bibit dan dummy metode penyerempakan birahi berpengaruh positif. Sedangkan litter size berpengaruh negatif. Ini berarti kebijakan peningkatan produksi ternak kambing dapat dilakukan dengan meningkatkan pemberian pakan tambahan pada induk pasca melahirkan, mempertahankan kualitas produksi dalam hal ini berupa anak kambing, untuk mendapatkan harga jual yang lebih tinggi.
Namun daripada itu kelemahan atau kesulitan harus juga kita perhatikan karena akan mempengaruhi produksi kambing, terutama penyakit kambing, ada beberapa hal yang sering di alami ternak kambing yakni: kambing kembung/sakit perut, kambing kurap, sakit mata, cacingan dan penyakit lainnya. Untuk meminalisir penyakit kambing, kandang haruslah bersih, pakan rumput jangan sering basah dan terlalu muda dan pemberian obat cacing dalam 3 bulan sekali. Apabila hal tersebut selalu dilakukan insyaallah ternak kambing akan sehat dan produksi kambing akan meningkat.
D. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pendapatan petani dari pengembangan usaha ternak kambing dengan metode laserpunktur lebih tinggi dari pada tanpa laserpunktur.
2. Harga Konsentrat, harga jual anak, harga bibit dan dummy penyerempakan birahi berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi ternak dalam usaha ternak kambing.
3. Litter size berpengaruh negatif terhadap produksi ternak kambing.
A. Latar Belakang
Mengingat pesatnya dan cepat pertumbuhan jumlah penduduk maka semakin pesat pula persaingan ekonomi masyarakat di dunia wirausaha atau bisnis. Salah satu usaha yang mempunyai peluang bisnis yang bagus yaitu dibidang perternakan dengan usaha pengembangbiakan dan penggemukkan kambing.
Usaha ternak kambing sangatlah mudah karena sumber daya alam yang sangat mendukung dengan memfaatkan lahan perkebunan jeruk yang banyak dengan rumput hijau sebagai bahan pakan ternak. Kebutuhan akan kambing lebih banyak dari pada peternakan kambing yang artinya pemotongan ataupun konsumsi kambing lebih banyak daripada persediaan daging kambing.
Produk kambing menjadi salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat diandalkan mengingat usaha ternak kambing sudah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan usaha tani di Indonesia. Selain sebagai upaya dalam memenuhi permintaan dalam negeri, usaha ternak kambing memiliki peluang ekspor yang sangat besar antara lain ke Malaysia, Brunei Darussalam dan negara-negara Tirnur Tengah (MAKKA, 2004).
Referensi
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, prospek dan arah pengembangan komoditas peternakan: unggas, sapi dan kambing-domba oleh kusuma diwyanto, atien priyanti dan ismeth inounu tahun 2005 Bogor. Kedua, pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usaha ternak kambing dengan laserpunktur oleh ida ayu putu parwati tahun 2007 Bali. Ketiga, Buku Penggemukan Kambing Potong oleh S Mulyono tahun 2008.
B. Metodologi
Artikel ini dibahas dengan pendekatan ekonomi. Penelitian data didalam artikel ini di kumpulkan dengan beberapa cara yaitu pendekatan secara Observasi dan Wawancara. Penelitian ini di lakukan di Rt. 018 Rw. 007 Dusun Sekadim Desa Pusaka Kecamatan Tebas, Adapun pendekatan cara observasi yaitu melalui pengamatan beberapa kandang ternak dan pengusaha ternak di Desa Pusaka sedangkan pendekatan cara wawancara yaitu saya langsung menemui bapak Asnan pada tanggal 22 Januari 2019 dari jam 09.00 wib. s/d 11.25 wib. Kegiatan ini dilakukan agar data lebih akurat tentang usaha tersebut.
C. Pembahasan
Peternak biasanya memelihara ternaknya secara sederhana dan menggantungkan pada 'keramahan' alam. Pada siang hari ternak digembalakan di perkebunan, di pinggir jalan atau daerah pertanian dan pada sore hari diburu kembali ke kandang. Pakan yang dikonsumsi biasanya hanya berasal dari sekitar, seperti: rerumputan, limbah pertanian, atau hijauan lain yang dapat disediakan peternak secara gratis. Hal ini yang membuat usaha ini tetap bertahan, walaupun terjadi gejolak harga dan perubahan lingkungan yang kurang kondusif.
Dari berbagai hasil kajian yang ada, pengembangan ternak kambing pola integrasi di kawasan perkebunan mempunyai prospek yang sangat baik. Di kebun lada, ternak dapat memanfaatkan cover crop berupa Arachis pintoi; di kebun karet, sawit, jeruk dan kelapa, ternak dapat merumput dengan bebas tanpa mengganggu tanaman utama; di perkebunan kakao dan kopi, ternak dapat dipelihara dengan pola intensif; sedangkan di kebun salak, ternak dapat berfungsi sebagai penghasil kompos. Akan tetapi untuk di Desa Pusaka ternak Kambing kebanyakan di kandangkan tidak dilepas karena akan merusak tanaman-tanaman yang lain.
Arah pengembangan ternak kambing dapat dilakukan melalui peningkatan populasi dan kualitas ternak, antara lain:
(a). memanfaatkan ternak lokal yang prolifik secara optimal, dengan disertai dengan aplikasi inovasi untuk mengurangi kematian anak;
(b). mempercepat umur beranak pertama dan memperpendek jarak beranak sehingga ternak dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun,
(c). memanfaatkan bibit unggul, disertai perbaikan pakan dan manajemen pemeliharaan,
(d). mengurangi pemotongan ternak produktif dan waktu penjualan temak yang tepat,
(e). mendorong perkembangan usaha pembibitan,
(f). menambah populasi temak produktif melalui penyebaran ternak.
Sedangkan pada penelitian yang sama Astuti dkk ( 1984) menambahkan bahwa dengan perbaikan mutu pakan pada induk kambing pasca melahirkan akan memperbaiki kualitas anak yang dihasilkan. Demikian juga dengan penggunaan teknologi sesuai dengan pendapat Mosher dalam Guntoro, dkk (2001) dimana untuk meningkatkan produksi diperlukan teknologi dalam hal ini laser untuk penyerempakan birahi, dengan meningkatnya produksi otomatis pendapatan peternak juga akan bertambah. Sejalan dengan itu penelitian yang dilakukan oleh Sutama, dkk (1998) mendapatkan bahwa dengan Sinkronisasi atau penyerempakkan birahi pada ternak merupakan suatu upaya untuk dapat memudahkan manajemen pemeliharaan, karena dapat mengefisienkan waktu dan tenaga kerja, pemberian pakan, perkawinan, kelahiran dan pemasaran. Selain itu sinkronisasi birahi merupakan bagian yang terpenting untuk menunjang keberhasilan Inseminasi Buatan (IB) dan transfer embrio. Jadi dengan teknologi penyerempakan birahi dengan laser input dapat ditekan dan output dapat ditingkatkan sehingga produksi meningkat akibatnya pendapatan menjadi lebih tinggi.
Harga jual anak juga memberikan pengaruh yang nyata pada pendapatan pada tingkat kesalahan 5%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subandriyo,dkk ( 1997) kualitas anak yang dihasilkan akan menentukan harga jual ternak tersebut, semakin bagus kualitas maka harga jualnya pun akan semakin tinggi dengan harga yang semakin tinggi otomatis produksi yang akan diperoleh juga akan semakin meningkat.
Harga bibit berpengaruh nyata pada tingkat kesalahan 10% pada produksi ternak kambing. Harga bibit menunjukkan kualitas dari bakalan, semakin tinggi harga bibit maka kualitas bakalan juga semakin bagus, kwualitas bakalan ditentukan dengan penampakan luar seperti perambingan, bentuk badan dan kebersihan ternak. Semakin bagus kualitas bakalan diharapkan produksi yang akan dihasilkan juga akan semakin bagus seperti anak yang akan dihasilkan, demikian juga terhadap produksi susu yang akan dihasilkan akan semakin tinggi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Guntoro dkk (1999) yang menyatakan untuk mempercepat peningkatan produksi dapat dilakukan dengan peningkatan daya reproduksi, perbaikan mutu genetik, pakan dan manajemen lebih lanjut dikatakan bahwa untuk meningkatkan daya reproduksi berbagai teknologi telah diperkenalkan pada kambing antara lain melalui pemilihan induk kambing yang prolifik (Guntoro dkk, 1999). Untuk jumlah ternak, harga HMT, umur induk dan upah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata. Hal ini menunjukkan nilai koefisien variabel-variabel tersebut tidak bermakna, artinya bahwa kenaikan atau penurunan penggunaan variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap produksi ternak kambing.
Dari berbagai penelitian menurut para ahli yang diduga mempengaruhi produksi ternak kambing ternnyata ada lima variabel yang bermakna yaitu harga konsentrat, harga jual anak, harga bibit dan dummy metode penyerempakan birahi berpengaruh positif. Sedangkan litter size berpengaruh negatif. Ini berarti kebijakan peningkatan produksi ternak kambing dapat dilakukan dengan meningkatkan pemberian pakan tambahan pada induk pasca melahirkan, mempertahankan kualitas produksi dalam hal ini berupa anak kambing, untuk mendapatkan harga jual yang lebih tinggi.
Namun daripada itu kelemahan atau kesulitan harus juga kita perhatikan karena akan mempengaruhi produksi kambing, terutama penyakit kambing, ada beberapa hal yang sering di alami ternak kambing yakni: kambing kembung/sakit perut, kambing kurap, sakit mata, cacingan dan penyakit lainnya. Untuk meminalisir penyakit kambing, kandang haruslah bersih, pakan rumput jangan sering basah dan terlalu muda dan pemberian obat cacing dalam 3 bulan sekali. Apabila hal tersebut selalu dilakukan insyaallah ternak kambing akan sehat dan produksi kambing akan meningkat.
D. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pendapatan petani dari pengembangan usaha ternak kambing dengan metode laserpunktur lebih tinggi dari pada tanpa laserpunktur.
2. Harga Konsentrat, harga jual anak, harga bibit dan dummy penyerempakan birahi berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi ternak dalam usaha ternak kambing.
3. Litter size berpengaruh negatif terhadap produksi ternak kambing.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
13.
NAMA : JIMMI PRATOMO
NIM :
302.2018.059
PEMUDA DESA MEMBANGUN DESA
A. LatarBelakang
Desa Tebas Sungai Kecamatan
Tebas, kampung kelahiran saya adalah desa terbesar yang ada di Kecamatan Tebas.
Desa merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari ramahnya sebuah lingkungan yang asri,
masyarakat yang kultural dan wajah dari kebhinekaan negara Indonesia. Masyarakat
yang beragam tentunya akan melahirkan nilai-nilai kearifan lokal dimana terdapat
sebuah dimensi yang tidak bisa kita temui di kota-kota besar yang menjadi
magnet bagi para generasi muda.
Kemajuan desa adalah menjadi
tanggung jawabs eluruh komponen yang ada di dalamnya, mulai dari aparat desa sebagai
tangan penguasa, tokoh agama, adat dan pemuda. Semua berkesinambungan saling berkaitan
untuk memajukan desa. Kemajuan desa bisa terlihat dari wajah pemuda hari ini,
bagaimanapunjugapemudahariiniadalahcalonpemimpinmasadepan,
jikakitainginmelihatkondisisebuahdesamajutidaknyamakalihatlahpemudahariini,
pemudasekarangadalahwajahdesa 10 tahunkedepan.
Pemudadewasaini,
lebihmenghabiskanwaktunyauntukmemikirkanbajumerekaatauhandphonemerk yang lebih
fashionable, daripadamemikirkanpermasalahandantantangan yang ada didesa.Perlunyadibangunsebuahketokohanpemudadalamrangkamenyiapkanperadabandesa
yang berkemajuansebagaicalongenerasipemimpin, segalasesuatuperludisiapkansejakdini,
makaakanadasaatnyapemudaharusmengambilperankepemimpinan.
Ada beberapapenelitian yang relevandengantulisanini.Pertama,
penelitian yang berjudulPeranPemudaDalamMengelolaKawasanEkowisatadanImplikasinyaTerhadapKetahananMasyarakatDesayang
ditulisolehSri Haryatipadatahun 2016dariPW IPPNU Jawa Tengah,
danArmaidyArmawidariUniversitasGadjahMada, kemudian Muhammad
SuprajadariUniversitasGadjahMada.Kedua, penelitiandenganjudulPartisipasiPemudaDalamPengembanganKawasanEkowisatadanImplikasinyaTerhadapKetahananMasyarakatDesa
yang ditulisolehIdahRosidapadatahun 2014 dariBPK RI.Ketiga,
artikeldenganjudulPartisipasiPemudadalamMengembangkanPariwisataBerbasisMasyarakatUntukMeningkatkanKetahananSosialBudaya
Wilayah yang ditulisolehGina Lestaripadatahun 2016 dariMahasiswa
Program StudiKetahananNasional.
B. Metodologi
Pendekatan yang
digunakandalamtulisaniniadalahpendekatansosialdanekonomidenganmemperhatikanlatarbelakangpemuda-
pemudi yang ada di DesaTebas Sungai KecamatanTebas.Teknikpengumpulan data dilakukanpenulisdengancaraobservasilangsungdanwawancara.
Observasidilakukan di DesaTebas Sungai
KecamatanTebasdenganmemperhatikanaktifitasanakmudadalamkesehariannyadanwawancaralangsungkepada
Bang Azman yang merupakantokohpemuda di DesaTebas Sungai.KemudianwawancarajugadilakukankepadaKepalaDesaTebas
Sungaisambilmenikmati kopi di
warungdekatkediamanbeliausambilmelakukanobservasidengankegiatananakmuda-mudipada
sore hari.
C. Pembahasan
Kita
mengetahuibersamabahwaGenerasimudamenjadiharapanbangsa, lantasbagaimanakitamelihatpemudadesadewasaini?Jikasekiranyasaatinitelahmemasuki
era global, sungguhbanyak yang telahberubah, khususnyagenerasipemudadesa.Kita
telahkehilangantaringnya.Identitaspemudasebagaikaumprogresif,
sebagaipeloporperubahan, seakantelahhanyutditelanmasajustruidentitaspemudasaatinilebihbanyakterkontruksiolehkebudayaanpopuler.
Dalammembangundesa,
ketulusancita-citadankesungguhanniatkitadiuji..Karenadisinidibutuhkanjiwa-jiwa
yang besardalamrangkaperbaikankondisidesa, sehinggapujiantidakmembuatnyalalai.
Kita perlunya “menyiapkan“
keresahanatausejeniskondisidimanaketidaknyamananituada.
Karenakeresahanadalahsumberperubahan.Lantasdarimanakitabisamelakukannya?Kita
bisamemulaidaridiskusi, ngobrol di warung kopi sambilberbicaratentangrealitasdesa
yang kitahadapi.Yang kitakaitkandengansebuahharapan, cita-citadantujuan yang
inginkitalahirkanbersama.Pemudahariinimengalamikrisisteladanmakakitaharusmemulainyasejakdinidenganpeduliterhadappermasalahan-
permasalahan yang ada didesa.
Setidaknnyakitamelakukannyadenganbeberapacarayaitumelaluiketerampilan,
peluangdanpanggilanjiwa. Berbicaratentangketerampilan, anakmudadesapadaumumnyamemilikiketerampilan
yang samasatusamalain, sehinggainibisamenjadipeluangbagikitauntukmenggerakkannya,
selainitumasihbanyakpeluang lain yang bisakitalakukandenganmemberikaninovasicaraberpikirkreatifmaupungebrakan.
Berbicaramengenaipenggerakataukepemimpinan
di desa, adasatuungkapan“ kebijakan orang tuadansemangatanakmuda”. Makasepertiitulahsabaiknyakita,
terusmelakukankomunikasidanbergandengantangandengan orang tua, jikakesejahteraaan
yang menjaditujuannya, makasiapapunpemimpinannyaitumenjadihal yang
sangatpenting.Karenatujuankitalebihkuatdaritujuandanpelaksaannnya.Sejakdulusayapercayadengankekuatancita-citadankerjanyatasemuabisaterwujud,
sebagaimana yang sering di katakanparapendahulu. Kita
tidakbisamemilihdarimanatanahkitaakandilahirkan, ataudarisukuapakitaini,
tapikitabisamemilihmenjadiapakitadimasa yang datang,
jadiiniadalahsebuahkeyakinan yang perlukitapupukdalamdiri.
D. Kesimpulan
Kontribusipemudadalammembangundesanantinyaakanmemberikankemajuanwalaupunhanyasedikit,
namununtukmenujumanfaat yang lebihbanyakharusdimulaidarisedikitterlebihdahulu.
Salah satuindikatormembangundesaadalahmenggerakkanpemudasebagaikunciperubahandisetiaplini.
Membangundesamemangbanyaktantangannya.Gengsimenjadisebabutamapesimismekitauntukmembangundesa.Olehkarenaitu,
hilangkankegengsianitudenganstrategibagaimanamembangunsemangatperubahan di
desa. Dari sanakemudiankitaberkontribusi, mulailahdaridesa, untuknegerikitadanuntuk
Indonesia.
E. Referensi
Abdullah, T.1994. PemudadanPerubahanSosial.
Jakarta: PT. Pustaka LP3ES
Adisasmita, Rahardjo. 2006. MembangunDesaPartisipatif. GrahaIlmu.
Yogyakarta.
Satries, WI. 2009. Peran Serta PemudaDalam Pembangunan
Masyarakat. Surabaya:
JurnalMadaniEdisi 1 Mei
2009 UniversitasWijayaKusuma.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
14. NAMA : KURNIADI
NIM : 302.2018.060
JAJANAN DI DESA MEKAR SEKUNTUM
Latar Belakang
Semakin berkembangnya jaman ,
dimana banyak problematika dan kebutuhan hidup di masyarakat Desa Mekar
Sekuntum. Selain kesejahteraan , Kesehatan menjadi masalah utama untuk di
selesaikan. Dimana di Desa Mekar Sekuntum banyak terdapat penyakit silent
Killer seperti Diabetes dan Stroke serta banyak lagi jenis penyakit berbahaya
lainnya.
Menjadi sebuat trend di Mekar
Sekuntum, menjamurnya tempat jualan dan jajanan yang tidak memperhatikan
menjual makanan sehat. Sehingga banyak sekali penikmat jajanan tidak memilih
mana yang baik dan tidak untuk kesehatannya. Terutama jenis jajanan cepat saji
yang bisa berakibat fatal jika dikonsumsi sehari-hari.
Berkembangnya tempat usaha dan
jajanan di Desa Mekar Sekuntum menjadi keuntungan yang sangat besar bagi
masyarakatnya. Namun menjadi kerugian pula saat masyarakat berpola acuh tak
acuh terhadap apa yang mereka pilih untuk dimakan setiap harinya. Sebuah pola
hidup yang perlu diubah kearah yang lebih baik untuk kedepannya. Dimana
pertumbuhan ekonomi sejalan dengan tingkat kesehatan penduduk Desa Mekar
Sekuntum.
Pentingnya kesadaran masyarakat
Desa Mekar Sekuntum dalam memilih jenis jajanan yang dikonsumsi setiap hari,
merupakan sebuah pola pikir yang harus dikembangkan dalam menjawab kecepatan
pertumbuhan jenis jajanan yang tidak sehat. Kebutuhan hidup bukan hanya untuk
makan saja namun memenuhi kebutuhan kesehatan menjadi kebutuhan primer
masyarakat jaman sekarang. Denga kesehatan yang baik maka akan terbangun
masyarakat yang produktif.
Diawali kesadaran pribadi
masing-masing , dan untuk menyebar luaskan pola pikir ini harus dibantu dengan
dukungan dari Pemerintah Desa Mekar Sekuntum. Baik itu dengan penambahan
wawasan berpikir jauh kedepan ataupun pelatihan bagaimana mempertahankan
kesehatan. Dampak akan terlihat dengan menurunnya jumlah penderita penyakit
Silent Killer . Penyakit ini bahaya dan bisa mengakibatkan perawatan kesehatan
untuk pulih kembali menjadi sangat tinggi.
Ada beberapa penelitian yang
relevan dengan tulisan ini, pertama penelitian dengan judul (Hubungan Pola
Makan Dengan Tingkat Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Dusun 14 Sungapan
Tirtorahayu Kulon Progo Yogyakarta)Oleh(Wijaya, S.A)Tahun(2011)di(Stikes
Aisyiyah Yogyakarta. Kedua, (Pola Prilaku Sehat Dan Model Pelayanan
Kesehatan Remaja)Oleh(Ekowarni, E.)Tahun(2001)di(Jurnal Psikologi)
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
15.
NAMA : MARNI
NIM :
302.2018.061
BUDAYA BARTER
DI DESA DUNGUN
PERAPAKAN
A. Latang Belakang
Transaksi tukar menukar barang yang
dilakukan manusia sebelum mengenal uang sebagai alat pembayaran umumnya manusia
pada saat itu menukarkan komoditi yang berasal dari hasil tanaman. Barter
adalah sistem perdagangan tradisional yang menggambarkan transaksi tukar
menukar barang yang dilakukan manusia sebelum mengenal uang sebagai alat
pembayaran.
Pada umumnya, manusia pada saat itu
menukarkan komoditi yang berasal dari hasil tanam maupun hasil buruan
mereka.Munculnya uang sebagai alat pembayaran serta beragamnya kebutuhan
manusia saat ini menjadikan sistem barter sudah jarang ditemui , karena
sulitnya menentukan nilai suatu komoditi yang akan ditukar menjadi alasan
populer jarangnya budaya barter ini.
Kesadaran untuk memelihara, membina,
dan mengembangkan Budaya yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan kekayaan
bangsa dalam bukti kepedulian terhadap kelangsungan proses kehidupan
berbudaya,dengan berbagai suku,yang perlu mendapat perhatian agar
tetap terjaga dan terpelihara, baik itu
budaya bangsa maupun budaya lokal yang
tidak akan hilang
di telan oleh
zaman.
Dilandasi dengan kekeluargaan yang
saling mendukung,saling tolong – menolong,serta Berat Sama dipikul, ringan sama
dijinjing, berdiri sama tinggi duduk sama rendah adalah masyarakat yang majemuk yang memiliki
berbagai macam suku dan budaya yang tersebar di tanah air,yang harus kita jaga
bersama-sama dari berbagai ancaman musuh yang akan merusakkan budaya yang telah
diwariskan di muka bumi ini.
Kesatuan Bhineka Tunggal Ika dan
kemajemukan itulah menjadikan kita masyarakat yang maju dan begitu indah dalam
bermasyakat,bergotong-royong,menjalin persamaan yang merata saling melengkapi
kebutuhan masing-masing tanpa ada paksaan dan keraguan satu sama lainnya,demi
untuk suatu kebersamaan yang merata.
Masyarakat Desa
Dungun Perapakan yang selalu mengutamakan kebersamaan di atas kepentingan
pribadi. Begitu bangganya saya karena berada di tengah-tengah masyarakat yang
aman dan damai dengan luas tanah 6000 HA
dengan jumlah penduduk -+ 2.684 jiwa yang mempunyai pekerjaan sebagian besar
adalah petani dan pekebun.Yang pertama yang ditulis oleh TAMBOEN,P.Adat-Istiadat Karo terbitan Balai
Pustaka Tahun 1952.Yang ke dua di tulis oleh HARAPAN,H.M.D Adat Istiadat Tapanuli Selatan.Penerbit Grafindo Utama.Yang ketiga
ditulis oleh HARDJOWIROGO Adat Istiadat
Jawa pada Tahun 1980.
B.
Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam
artikel ini adalah pendekatan ilmu Antropologi dengan memperhatikan latar
belakang masyarakat Desa Dungun
Perapakan yang ada di Kecamatan Tebas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara wawancara dan observasi.Wawancara
di lakukan pada hari Jumat Tanggal 11 Januari 2019 dengan seorang ibu bernama
Hj.Hajibah ,umur 68 Tahun, alamat rumah,Dusun Kemuning,RT.03.RW.02 Desa
Dungun Perapakan Kecamatan
Tebas.
C.
Pembahasan
Barter adalah kegiatan tukar-menukar
barang yang terjadi tanpa perantaraan uang. Tahap selanjutnya menghadapkan
manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat
dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang
dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya.
Akibatnya barter, yaitu barang ditukar
dengan barang. Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam
pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan
mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan.
Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal
pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Sampai
sekarang barter masih dipergunakaan pada saat terjadi krisis ekonomi di mana
nilai mata uang mengalami devaluasi akibat hiperinflasi. Barter merupakan salah
satu bentuk awal perdagangan. Sistem ini memfasilitasi pertukaran barang dan
jasa saat manusia belum menemukan uang. Sejarah barter dapat ditelusuri kembali
hingga tahun 6000 SM.
Tradisi
barter memang
sudah ada sejak
lama, akan tetapi
orang-orang tidak tahu betul
kapan sejarah masuknya tradisi barter di Desa Dungun Perapakan,menurut
ibu Hj.Hajibah , mereka menyebutkan
bahwa sejarah masuknya
tradisi barter itu
di Desa Dungun Perapakan
Kecamatan Tebas Kabupaten
Sambas memang sudah
ada sejak jaman
nenek moyang ,entah kapan
waktunya tidak tahu
betul kebenarannya.
Bagi masyarakat di lingkungan Desa
,hidup ini penuh dengan adat dan kebudayaan,yang berkaitan dengan lingkungan
hidup manusia itu sendiri sejak masih dalam kandungan
ibu,lahir,kanak-kanak,remaja,dewasa bahkan sampai kematian,hal kebudaan yang
telah diwariskan oleh nenek moyang,mengalir ke anak cucu secara turun- temurun,sehingga
membudaya dengan sendirinya.
Sampai saat ini budaya untuk
mengadakan tukar menukar kebutuhan sehari-hari
dengan barter di lingkungan
masyarakat di lakukan dengan ikhlas yang
dilandasi dengan kekeluargaan yang saling mendukung,saling tolong –
menolong,serta berat Sama dipikul, ringan sama dijinjing, dengan masyarakat
yang majemuk yang memiliki berbagai macam suku dan budaya yang tersebar di
tanah air.
Saat bulan Romadhan,saat itulah
masyarakat di Desa saling berlomba-lomba
untuk saling berbagi dan saling memberikan rezeki yang mereka
peroleh,baik itu dari hasil kebun maupun dari hasil olahan sendiri.Untuk
merasakan betapa indahnya kebersamaan barter.
Saat ini barter yang sangat-sangat
dirasakan oleh masyarakat di jaman sekarang ini hanya di bulan
Romadhan.Kesatuan Bhineka Tunggal Ika dan kemajemukan itulah menjadikan kita
masyarakat yang maju dan begitu indah dalam
bermasyakat,bergotong-royong,menjalin persamaan yang merata saling melengkapi
kebutuhan masing-masing tanpa ada paksaan dan keraguan satu sama lain.
D.
Kesimpulan
Kesimpulannya adalah indahnya
kebersamaan dalam masyarakat sangatlah penting,
saling membantu satu sama lain,tolong – menolong,saling melengkapi agar
terjadi suatu kerukunan untuk menciptakan masyarakat yang damai. Maka dari itu,
tradisi ini memang sangat kental dengan adat dan budaya melayu yang perlu kita
lestarikan bersama sebagai generasi penerus, karena saling tukar menukar barang barter dan semangat gotong royong dalam
budaya memang satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Kalau semangat gotong royongnya memudar, maka kebudayaan juga akan hilang dengan sendirinya .
E.
Referensi
-------,https:id.m.wikipedia.org>wiki>Barter-
------,wawancara ibu Hj.Hajibah/Dungun
Perapakan 11 januari 2019
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
16. NAMA : NURASIKIN
NIM : 302.2018.062
TRADISI
BUNGAS SETAHUN DI DESA SERUMPUN BULUH
A. Latar
Belakang
Di desa saya Desa Serumpun Buluh Kecamatan Tebas Kabupaten Samabas,yang
umum masyarakatnya adalah petani. Setiap menjelang panen
sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat khususnya para petani melakukan suatu acara sebagai bentuk syukur
para petani atas hasil panennya pada saat itu,yang dikenal dengan sebutanBungas Setahun.
Tradisi seperti ini
masih kita temui disuatu desa di Kecamatan Tebas khususnya desa Serumpun
Buluh.Desa Serumpun Buluh yang yang terletak di Kecamatan Tebas,Kabupaten
Sambas,Kalimantan Barat. Desa ini memiliki luas wilayah lebih kurang 562ha, dengan jumlah penduduk kurang lebih 2.677 jiwa dan akses ke Kecamatan kira-kira 7 km dari desa, masih memiliki budaya
turun- temurun yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Bungas
Setahun dilakukan
masyarakat setempat saat kondisi sawah dengan hamparan padi yang hampir siap
panen dan belum di mulai proses panen (pra panen) dalam baistilah kampung “Padi sudah Ampingan”.
Dalam Tradisi ini jugadapat menumbuhkan rasa gotong –royong dan kebersamaan
yang tinggi masyarakat di desa Serumpun Buluh.Salah satu contoh
gotong-royong yang dilakukan pada tradisi adalah saat pembuatan olahan padi
yang disebut dengan emping,dimana para ibu-ibu
membuat emping dengan cara membuatnya beramai-ramai bersama ibu lainnya dan ditambah dengan ketupat.
Tradisi Bungas setahun lazimnya dilaksanakan di Masjid Al- Mujahidin dan terkadang di perbatasan Desa
yang merupakan muara aliran sungai di Dusun Buluh Parit DesaSerumpun
Buluh,pagi hari Jum’at saat
masyarakat belum memulai aktivitas kerja. Bapak-bapak, Ibu-ibu bahkan anak-anak
ikut meramaikan dalam acara ini.Acara
mulai dari penandaan dan pemasangan bendera bepapas di batas Desa sebelah Utara
dan berakhir padabatas desa disebelah Selatan dan kembali ke masjid yang
merupakan tempat pertemuan acara tersebut. Masyarakat tidak diperbolehkan untuk
bekerja ataw pergi kesawah sebelum sholat zuhur
Masyarakat sangat menjaga dan melestarikan tradisi
ini,nilai gotong-royong dan kebersamaan tergambar saat melaksanakn acara ini
dan mereka meyakini dengan tradisi Bungas
setahunhasil panennya akan menjadi berkah kemudian melalui informasi dariDukun Kampung, Kepala Dusun, Ketua Gapoktan/Kelompok
serta dari PPL WKPP, mereka dapat merembukkan untuk jadwal memulai musim semai benih pagi
dan jenis padi yang aakan ditaman untuk musim berikutnya. Di Desa Serumpun
Buluh, penanaman padi sudah banyak yang menggunakan padi benih unggul lokal
sehingga dalam setahun dapat 2 kali musim semi.
Ada beberapa penelitian
yang relepan dengan tulisan ini.Pertama,penelitian ini dengan judul Pengembangan event Seren Taun Sebagai Daya
Tarik Wisata Budaya Di Kecamatan Cigugur,ditulis oleh D. Romalia pada tahun
2013 pada Universitas Pendidikan Indonesia.Kedua, penelitian dengan judul Kesenian Dot-Dot Pada Acara Syukuran Panen(Rasulan)Di Kampung Pamatang Kecamatan
Saketi Kabupaten Pandeglang,ditulis oleh P.S,Lestari pada tahun 2013 pada
Universitas Pendidikan Indonesia.Ketiga, penelitian ini dengan judul Nyanyian Syukuran Panen Dalam Ibadah Gereja
Toraja Jemaat Hermon Manggasa’Makale Tana Toraja”ditulis oleh D. DARTY pada
tahun 2012 pada tesis (Doctoral dissertation,FSD).
B. Metodologi
Pendekatan yang
digunakan pada artikel ini adalah
pendekatan ilmu Antropologi, dan ada dua teknik yang digunakan untuk
menggumpulkan data yaitu melalui wawancara dengan pemuka masyarakat Serumpun
Buluh pada tanggal 10 Januari 2019,adapun metode pengumpulan data yang kedua
adalah melalui observasi yang dilakukan
pada awal panen dilokasi Mesjid Al-MUjahidin
dalam kegiatan tradisi Bungas
Setahun.
C. Pembahasan
Tradisi Bungas Setahun di desa Serumpun Buluh
Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas merupakan gelar tradisi masyarakat petani saat
menjelang panen,Bungas artinya
kondisi dimana padi masih utuh disawah dan Setahundimana
hitungan satu kali musim
tanam.Bungas Setahun merupakan
tradisisaat belum dimulai proses panen dalam satu periode tanam padi.Di desa
Serumpun Buluh tradisi ini dilakukanhampir
setiap
akan musim panen.Sehari sebelum
acaranya, para petani bergotong royong mempersiapkan olahan hasil panen,salah
satunya yaitu emping.Emping dibuat melalui proses pemilihan buah padi yang
tidak terlalu tua, yang, kemudian
dirontok lalu di sangrai selanjutnya di tumbuk.Semua alat yang digunakan dalam
pembuatannya juga masih banyak ditemui alat tradisional seperti lesung dan
alu.Emping dibuat untuk dihidangkan saat tradisi diadakan, menurut masyarakat
setempat sebagai simbol bisa berbagi dengan sesama merasakan hasil panen secara
bersama-sama.
Selain emping, ketupat
juga dihidangkan saat acara ini tidak lengkap jika hidangan ketupat tidak
disertai dengan parutan kelapa muda yang dicampur manisnya gula kelapa atau
mereka sebut dengan gula merah.Dengan keberagaman aneka olahan hasil panen
sangat menarik untuk hadir dalam tradisi ini.
Tradisi
Bungas Setahun merupakan tradisi turun-temurun nenek
moyang terdahulu.Tradisi ini merupakan acara suka cita petani saat menyambut
panen tiba.Tradisi ini juga merupakan syukuran akan keberhasilannya selama
proses bertani hinggalah padi menguning,pada acara ini juga mereka memanjatkan
doa memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT untuk dilancarkan selama
proses panen hingga selesai panen dan memohon keberkahan untuk tahun yang akan
datang.
Dalam proses
pelaksanaan tradisi ini. Salah satu pemuka masyarakat atau ketua adat di desa
ini menyampaikan petuah-petuah atau arahan kepada masyarakat dalam melaksanakan
tanam padi tahun berikutnya. Dilanjutkan dengan baca doa bersama dalam kata
lain doa untuk tolak bala, dengan
hikmat masyarakat mendengarkan apa yang disampaikan ketua adat dan mereka patuh
dalam menjalankan arahan dan petuah ketua adat atau dukum kampong dengan harapan mereka
selalu kompak dalam memulai kegiatan pasca panen dan proses penanaman padi
tahun berikutnya. Setelah itu mereka
tutup dengan menyantap
berbagai sajian emping dan makanan
lainnya yang mereka bawa bersama.
D.Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil
pengamatan dapat penulis simpulkan bahwa kegiatanBungas Setahunmerupakan tradisi turun temurun yang diwariskan oleh
nenek moyang sebagai warisan budaya yang masih terjaga sampai sekarang.
Sepanjang tidak mengandung unsur yang melanggar norma agama dan norma sosial di
tengah masyarakat, tradisi ini sangatlah perlu untuk dijaga dan
dilestarikan.Ini merupakan salah satu kekayaan budaya di Kabupaten Sambas.
E. Referensi
Penulisan artikel ini
bersumber dari beberapa tulisan dan literatur berbagai jurnal antara lain:
D.
Romalia, 2013. Pengembangan event Seren Taun Sebagai Daya Tarik Wisata
Budaya Di Kecamatan Cigugur. Universitas Pendidikan Indonesia.
Lestari,
P.S. 2013.Kesenian Dot-Dot Pada Acara
Syukuran Panen(Rasulan)Di Kampung
Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang. Universitas Pendidikan
Indonesia.
Darty,
D. 2012.Nyanyian Syukuran Panen Dalam
Ibadah Gereja Toraja Jemaat Hermon Manggasa’Makale Tana Toraja”.Doctoral
Dissertation, FSD.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
17.
NAMA : NUR’AIN
NIM :
302.2018.063
SAMPAH DI DESA SUNGAI KELAMBU
A.
Latar Belakang
Membuangan
sampah sembarangan tentunya memberi dampak negatif untuk lingkungan sekitar.
Apalagi membuang sampah Plastik dan sampah-sampah yang memerlukan waktu lama
untuk terurai langsung kedalam sungai. Bahkan terkadang jika di parit, tumbuhan
atau rumput liar terlalu tinggi juga bisa menyebabkan air tidak bisa mengalir
dengan cepat.
Desa Sungai Kelambu merupakan salah satu
dari 23 desa di Kecamatan
Tebas Kabupaten Sambas yang terletak di sebelah Timur kota Sambas dengan jarak
dengan ibu kota kecamatan sejauh 6 km dan jarak dengan ibu kota Kabupaten
Sambas 30 km yang
dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama 40 menit.
Jumlah penduduk Desa Sungai Kelambu sebanyak 3.408 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 1.535 jiwa , perempuan 1.513 jiwa. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga ada
sebanyak 824 Kepala keluarga dengan
kepadatan penduduk 6 jiwa/km.
Penduduk Desa Sungai Kelambu menggunakan air sungai dari aliran Sungai
Sebangkau untuk mencuci mandi bahkan jika musim kemarau air dari sungai ini
juga di gunakan untuk minum dan memasak.
Pentingnya
peran air sungai seharusnya membuat masyarakat lebih sadar dan banyak berfikir
untuk menjaga kebersihan sungai. Membuang limbah atau sampah secara
mentah-mentah sama seperti meracun diri kita sendiri. Karena kita sendiri yang
mencemarkan dan kita juga yang memanfaatkan air sungai itu.
Sampah
itu jika dibuang langsung ke dalam sungai dapat membuat air sungai atau air
parit tercemar. Air menjadi berbau, jika dikonsumsi bisa menyebabkan penyakit
dan lama- lama bisa merusak organ tubuh. Mungkin awalnya hanya akan diare biasa
tapi dalam kurun waktu yang lama bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Jangan kan di
Konsumsi digunakan untuk mandi juga bisa membuat kulit kita kotor dan akhirnya
menjadi penyakit kulit.
Air
sungai yang bersih tentunya memberikan banyak manfaat selain bisa digunakan
untuk keperluan sehari-hari juga bisa dijadikan tempat wisata ,tempat
memancing. Bahkan masyarakat yang bermukim di sekitar sungai atau parit desa
dapat memiliki pendapatan tambahan dengan membuat keramba ikan.
B.
Metodelogi
Pendekatan
yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan Lingkungan dan dibuat dengan
cara observasi. Adapun observasi di lakukan di Desa Sungai Kelambu pada tanggal
14 Januari 2019.
Adapun
beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul ini Pertama, Ashidiqy,M.R. (2009) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH RUMAH TANGGA DI
SUNGAI MRANGGEN(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang).
Kedua, Kamal F. (2009). Hubungan antara
tingkat pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah
dengan perilaku pembuangan sampah pada masyarakai beringin di RW 07 kelurahan
Wonosari kecamatan Ngaliyan kota Semarang tahun 2009.(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Ketiga
Siahaan, R., Indrawan, A., Soedharma, D., & Prasetyo, L. B. (2011). Kualitas
Air Sungai Cisadane, jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2),
268-273. Keempat, Amri, N. (2013). Karakteristik
Lingkungan Permukiman Kumuh Tepian Sungai Kecamatan Kolaka,Sulawesi Tenggara.
JUPITER, 12(1).
C.
Pembahasan
Sampah
adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang harus dibuang. Umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia
(termasuk kegiatan industri tetapi bukan biologis (karena human waste tidak
termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat (Azrul Aswar, 1981 :53).
Jenis sampah dikenal beberapa pembagian. Pembagian atas dasar
zat pembentuknya yaitu sampah organik dan anorganik. Kemudian pembagia n atas dasar
sifatnya yaitu sampah
yang
mudah membusuk. Sampah yang mudah terbakar dan sampah yang tidak mudah terbakar (Juli Soemirat Slamet, 2002:152).
Sampah organik adalah sampah yang jika dibuang maka akan mudah
membusuk. Sehingga tidak begitu cepat membuat aliran sungai tersumbat. Berbeda
dengan sampah anorganik yang butuh waktu lama untuk membusuk atau habis,
seperti sampah plastik.
Pada tahun 2006 Desa Sungai Kelambu mengalami banjir selama 2
minggu. Banjir selama 2 minggu tersebut mengakibatkan jalan raya desa ini
menjadi rusak total,karena sebelumnya daerah ini memamg sudah sering banjir.
Banjir ini terjadi disebabkan oleh aliran parit yang dangkal, karena banyaknya
sampah yg dibuang dan kemudian mengendap di aliran parit belum lagi pohon besar
yang ditanam dipinggir jalan ranting-rantingnya berjatuhan dan menahan sampah.
Lalu pada tahun 2010 di dilakukan penggalian kembali parit desa sungai kelambu
dan Jalan Raya nya pun diperbaiki dan dibuat lebih tinggi dari sebelumnya.
Sekarang memang tidak pernah lagi terjadi banjir tapi jika
masyarakat mulai kembali membuang sampah di dalam aliran parit. Seperti yang
terjadi belakangan ini, banyak ditemukan sampah Pampers, bahkan ada yang
membuang bulu ayam yang dimasukan ke dalam plastik kemudian dihanyutkan di
aliran parit. Ada juga yang membuang sampah di pinggir parit dengan alasan hal
tersebut agar tanah di pinggir parit tersebut tidak runtuh.
Sebenarnya ada beberapa sampah yang bisa menghasilakan uang.
Contohnya botol plastik, kardus,aluminium dan besi. Sisanya sampah- sampah yang
lain mungkin saja dibakar di halaman belakang rumah.
Di desa ini ada 2 tempat pengepul barang bekas . Mereka membeli
botol –botol kaca sampah plastik seperti bekas tempat air minum, kertas,
kardus, besi, dan juga alminium. Adanya pengepul seperti itu sangat memberi
dampak yang baik untuk masyarakat. Sebahagian orang tua ada yang mengajarkan
anaknya untuk mengumpulkan sampah-sampah yang bisa disulap menjadi uang.
D.
Kesimpulan
Dalam pengelolaan sampah memang menjadi sebuah pekerjaan rumah
untuk kita semua. Hal yang tersulit adalah membuat setiap individu masyarakat
sadar akan penting nya menjaga aliran parit atau sungai. Apalagi air parit atau
sungai tersebut digunakan untuk MCK. Adanya pengepul disetiap daerah tentunya
memberi manfaat untuk mengurangi sampah. Sayang nya di Desa ini belum ada orang
yang kreatif untuk mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi.
E.
Referensi
Ashidiqy,M.R. (2009) ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH
RUMAH TANGGA DI SUNGAI MRANGGEN(Doktoral dissertation,Universitas
Negeri Semarang).
Kamal F. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap
ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku pembuangan sampah
pada masyarakai beringin di RW 07 kelurahan Wonosari kecamatan Ngaliyan kota
Semarang tahun 2009.(Doktoral
dissertation,Universitas Negeri Semarang).
Siahaan,R., Indrawan, A.,
Soedharma, D., & Prasetyo, L. B. (2011). Kualitas Air Sungai Cisadane,
jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2), 268-273.
Amri, N. (2013). Karakteristik
Lingkungan Permukiman Kumuh Tepian Sungai Kecamatan Kolaka,Sulawesi Tenggara.
JUPITER, 12(1).
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
18. NAMA
: NURUL HAFIZH
NIM : 302.2018.064
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
19. NAMA :
PAHRUDIN
NIM : 302.2018.065
A.
Judul “TRADISI BUANG ABU BUDAYA
SAMBAS”
B.
LatarBelakang
Pada awal permulaan datangnya
agama Islam yang dibawa Rasulullah Saw pada dasarnya bertujuan untuk meluruskan akidah masyarakat Arab yang
masih menjadi penganut animisme dan dinamisme. Sehingga perlu diluruskan
akidahnya hanya kepada Allah SWT sebagai zat
yang patut disembah dan dimintai pertolongan. Begitu pula ketika kedatangan
Islam ke Nusantara, yang mana pada masa awal kedatangannya sebagian masyarakat
Indonesia merupakan pemeluk kepercayaan animisme dan dinamisme. Hal itulah yang
menyulitkan Islam untuk dapat diterima sebagai agama oleh sebagian masyarakat
Indonesia. Apalagi Islam membawa risalah yang tidak hanya mengurusi kehidupan
agama pemeluknya, bahkan Islam mengatur segala urusan kehidupan dari hal yang
terkecil hingga yang terbesar, termasuk di dalamnya memberikan batasan mengenai‘Urf atau adat istiadat yang ada.
C.
Metodologi
Menurut Denys
Lombard kaum muslimin sebagai suatu kebulatan adalah sesuatu yang
mustahil. Islam di Indonesia memang tampak berbeda dengan Islam di berbagai
belahan dunia lain, terutama dengan tata cara yang dilakukan di jazirah
Arab. Persentuhanantaratigahubungankepercayaanpra
Islam (animisme, Hindu danBudha) tetaphidupmewarnai Islam
dalampengajarandanaktivitas ritual pemeluknya.KarenaitumenurutMartin
Van Bruinessen10, Islam khususnya di Jawa,
sebenarnyatidaklebihdarilapisan tipis yang
secaraesensialberbedadengantransendentalismeorientasihukum Islam di
wilayahTimurTengah.Hal inidisebabkankerenapraktekkeagamaan orang-orang
Indonesia banyakdipengaruhioleh agama India (Hindu danBudha) yang telah lama
hidup di kepulauan Nusantara, bahkanlebihdariitudipengaruhi agama-agama
penduduk asli yang memujanenekmoyangdandewa-dewasertaroh-rohhalus.
Hal ini dapat dipahami karena
setiap agama tak terkecuali Islam, tidak lepas dari realitas dimana ia berada.
Islam bukanlah agama yang lahir dalam ruang yang hampa budaya. Antara Islam dan
realitas, meniscayakan adanya dialog yang terus berlangsug secara dinamis.
Ketika Islam menyebar ke Indonesia, Islam tidak dapat terlepas dari budaya
lokal yang sudah ada dalam masyarakat. Antara keduanya meniscayakan adanya
dialog yang kreatif dan dinamis, hingga akhirnya Islam dapat diterima sebagai
agama baru tanpa harus menggusur budaya lokal yang sudah ada. Dalam hal ini
budaya lokal yang berwujud dalam tradisi dan adat masyarakat setempat, tetap
dapat dilakukan tanpa melukai ajaran Islam, sebaliknya Islam tetap dapat
diajarkan tanpa mengganggu harmoni tradisi masyarakat.
Islam datang bukan untuk
menghapus kebudayaan yang telah melekat pada diri masyarakat, melainkan hanya
memberikan batasan-batasan yang dikehendaki dalam hukum agama Islam.
Di sini penulis ingin memaparkan
salah satu ‘Urf yakni adat kebudayaan melayu yang memang
berciri khas melayu Sambas mengenai masalah “TRADISI BUANG ABU MASYARAKAT
MELAYU SAMBAS” dimana perlu ditekankan bahwa penulis bukan ingin memberikan
peniliai atau judgment terhadap kebudayaan atau adat istiada
suku tertentu, melainkan hanya ingin memberikan masukan bahwa Islam ialah agama
yang sangat mencintai keindahan, keberagaman suku dan budaya.
Telah jelas disebutkan di atas
bahwa Allah yang menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dan dari
suku-suku itu terciptalah kebudayaan, dan adat istiadat. Oleh karena itu,
sebagai umat Islam kita harus membalikkan kebudayaan itu kepada Allah,
maksudnya ialah kebudayaan yang telah dibentuk oleh nenek moyang hendaknya
ditransformasikan kepada aturan-aturan Allah Swt. Dengan begitu, antara agama
dan kebudayaan dapat berjalan beriringan bersama.
D.
Pembahasan
1.
TradisiBuang
Abu MasyarakatMelayu Sambas
a.
SejarahTradisiBuang
Abu MasyarakatMelayu Sambas
Pada jaman dahulu
masyarakat Paloh itu ketika setelah tiga
hari sunatan/khitanan pasti mengadakan sebuah acara yang sangat unik dan aneh.
Mereka setiap selesai melakukan penyunatan, orang yang disunat harus
mendekatkan kemaluannya itu kepada tempat yang berisikan abu dapur untuk menampung
darah bekas sunat/khitan tersebut, karena dahulu orang sunatan tidak memiliki
alat seperti yang ada pada zaman sekarang ini, dan apabila kemaluan orang yang
disunat itu berdarah maka darah itu harus dimasukan ke dalam tempat yang
berisi abu tersebut, karena abu dapat menghilangkan aroma bau darah.
Karena pada zaman dahulu
orang-orang sangat mempercayai hal-hal yang mistik, seperti apa bila darah
diletakkan ke tempat yang sembarangan maka aroma sedap dari bau
darah tersebut akan menyebar kemana mana dan hantu-hantu yang suka makan
darah, akan mendatanginya dan memakan
darah tersebut. Jadi, pada saat darah itu berhenti maka abu tersebut
akan dibuang. Jadi, begitulah asal muasal penamaan tradisiBuang Abu.
b.
Tahapan-Tahapan Tradisi Buang Abu
1)
Nyarrok merupakan sebuah istilah dalam masyarakat
Sambas sebagai surat undangan yang disampaikan melalui mulut ke mulut ketika
hendak mengundang kerabat atau tetangga. Biasanya orang yang
ditugaskanuntukmenjadipenyampaiundanganmelaluilisaninidarikalangankeluargadekatdanmemangsudahbiasadalamhalberkomunikasi.
Jikatidakada yang bisadaripihakkeluarga, makadisuruhlah orang lain yang
biasaditugaskanuntuk nyarrok tetangga. Adapun orang yang
disuruhuntukmenyampaikanundanganlisanitudisebutsebagai Tukang Sarrok.
2)
Bepapas, yaitu sesuatu yang berisikan beras
yang telah dihaluskan, dicampur dengan kunyit, kemudian diberi air yang telah
dibacakan doa penolak bala. Terdapat juga alat untuk memercikkan beras yang
telah dihaluskan, dicampur dengan kunyit, kemudian diberi air yang telah
dibacakan doa penolak bala itu dengan dedaunan seperti daun ribu, daun salam,
daun juang, daun pandan wangi dan sebagainya,
lalu dipercikkan ke tubuh orang yang disunat tersebut dimulai dari kepala
terlebih dahulu, kemudian pundak terus menuju tangan sampai ujung jari,
kemudian dilanjutkan ke punggung, lalu menuju paha sampai lutut hingga ujung
kaki. Kemudian apabila ada orang yang
ingin juga ikut maka akan dipersilahkan untukbersama-sama Bepappas untukmenolakbala yang
akanterjadipadadirinya. Pada saat selesai Bepappas inilah
tradisi Buang Abu dilaksanakan.Tradisi
buang abu ini mempunyai keunikan tersendiri, dimana tempurung kelapa yang diisi
dengan abu dapur yang kemudian menjadi tempat darah ketika selesai
besunat/khitan itu disimpan, kemudian setelah tiga hari dan diadakan acara
buang abu maka biasanya sang anak ketika selesai Bepappas diminta
untuk keluar rumah sambil membawa tempurung yang berisikan abu dapur yang
dimilikinya.Kemudianmenujukesisirumahsebelahkiri,
lalusetelahitumerekadisuruhuntukmelempartempurungabunyamelewatiataprumah (Bumbongan).
Dalam proses inibahwasanyakepercayaanmasyarakat Sambas jikaTempurung Abu
tersebutjatuhketanahdanposisinyatertungkupkebawah (Titungkup)
makadikatakananaktersebut lama menikahatau lama barudapatpasanganhidup. Dan
begitujugasebaliknya, jika sang anakmelempartempurungkemudiantempurung yang
ialemparjatuhketanahdalamposisiterbuka (Tilantang)
makakepercayaanmasyarakatanaktersebutdikatakancepatmenikahataudapatpasanganhidup.Dari
tradisi di atasnampaklahbahwasanyatradisibuangabuinimemangagaksedikitanehnamunsangatunik.
Karenahanyaada di masyarakatMelayu Sambas.
Olehsebabitusangatdisayangkansekalijikakekayaanbudayalokalmasyarakatmelayu
sambas inilenyapdanpupusditelanolehperkembanganZaman.
3)
Besaprah ini merupakan tradisi menikmati jamuan atau hidangan makanan dengan cara bersama-sama
dengan membentuk kelompok makan. Pada masyarakat melayu sambas satu saprah itu
terdiri dari enam orang dan tidak boleh lebih, karena piring yang disediakan
hanya enam. Adapun tradisi menyantap hidangannya menggunakan lima jari artinya
ketika memasukan makanan kedalam mulut tidak menggunakan sendok dan garpu, di
acara Makan Besaprah ini lah kebersamaan benar-benar terasa. Sementara
untuk membentuk kelompok ini biasanya kita bisa mengajak teman dekat atau ada
juga bersama orang-orang yang kita tidak akrab sebelumnya. Untuk hidangan Makan
Besaprah ini sudah tersaji lengkap bersama air minumnya, piring serta air untuk
basuh tangan serta lap tangan. Untuk Makan Besaprah ini setelah menikmati hidangan
biasanya bisa lansung meninggalkan tempat karena untuk hidangan yang sudah
disantap sudah ada yang menanganinya untuk membersihkannya. Karena "Tamu
adalah Raja" maka tamu yang hadir benar-benar dilayani seperti raja.Tetapi
pada saat buang abu, saprahannya agak sedikit berbeda dari yang lainnya. Di
dalam saprahan tersebut bukannya nasi lengkap dengan lauk-pauknya, tetapi hanya
ketupat dan biasanya diberi lauk ayam yang berisikan kuahnya dan juga biasa
ditambah dengan parutan kelapa.
4)
Berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh seorang
pemuka agama di kampung (Pak Labbai) setelah makan-makan
bersamatersebut. Biasanyadoa yang
dibacakanmemangdoa yang berisipermohonana agar terhindardaribaladanbahaya yang
manaseringdikenaldenganistilah DoaTulakBalla.
5)
Setelah memakan kutupat dan juga selesai membacakan
doa tersebut, maka kulit tersebut
harus dibuang ke jalan. Pada acara membuang bala orang yang tadi bersunat itu
dan juga kulit itu harus dibuang oleh tuan rumahnya atau orang tua yang disunat
itu.Di dalam acara buang abu banyak yang membuktikan bahwa buang abu itu ada
kaitannya dengan keislamannya, membacakan doa-doa penolak bala, seperti
mempererat silaturahmi dan juga bermusyawarah. Karena sebelum mengadakan acara
tersebut masyarakat pasti akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu untuk
menentukan siapa-siapa yang akan diberi tugas dalam acara tersebut, seperti
yang memasak nasi, membuat mumbu, membuat lauk-pauknya dan juga
mengatur/menyusun saprahan/makanan yang akan disajikan.
E.
Kesimpulan
Mengenaldaridalam merupakan proses
penghayatan, pemasukan dan penanaman pemikiran kepada individu maupun suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kaitannya dengan nilai-nilai pendidikan Islam
ialah penanaman nilai-nilai yang sesuai dengan ketentuan syariat agama Islam
sebagaimana yang tertulis di dalam Al-Qur’an maupun Hadis Nabi SAW.
Proses mengenal Budaya Lokal
dari sisi dalamnya dengan pendekatan komunikasi tentu merupakan suatu cara yang
tepat untuk mendapatkan hati masyarakat Sambas yang pada dasarnya lebih
terbiasa pada komunikasi bentuk kelompok dibanding dengan menggunakan
komunikasi media massa. Mereka sudah terbiasa belajar atau menerima informasi
dari guru di dalam suasana musyawarah, duduk di suatu tempat dan berkumpul
bersama yang lain.
F.
Daftar Pustaka
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
20.
NAMA : REDY RISARDI
NIM :
302.2018.066
TRADISI SATU MUHARRAM PADA MASYARAKAT SAMBAS
F.
Latar Belakang
Bulan Muharram merupakan salah satu peringatan hari besar
Islam ( Umat Islam )pada umumnya. Warga Sambas menyambut Tahun Baru dengan tak
hanya melaksanakan pawai taaruf, tapi juga disertai dengan peristiwa lain
seperti makan bersama atau kumpul bersama dengan keluarga besar seperti
menyambut hari raya, keluarga akan kumpul. Jadi kita masak untuk dimakan
bersama di hari pertama Tahun Baru Hijriah atau 1 Muharam
Sementara
itu, Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan atau tiap kecamatan menggelar
pawai taaruf yang sengaja diselenggarakan difokuskan pada satu titik / tempat
untuk senagaja dipertontonkan kepada
masyarakat dengan tujuan mempererat silaturahmi sesama umat, banyak masyarakat
yang menyaksikan bahkan jumlahnya mencapai kurang lebih seribuan lebih warga
turun ke jalan dalam kegiatan tersebut. Berbagai kreativitas ditampilkan
peserta, dengan mengusung nuansa islami. Hal tersebut pun mengundang ketertarikan
warga, sehingga sepanjang rute yang dilalui selalu disesaki warga yang
menonton.
Datangnya
tahun baru Islam perlu menjadi renungan bagi kita, agar di tahun yang baru kita
semuanya menjadi lebih baik dan menambah keimanan. Dalam kesempatan tersebut,
"Mari kita maknai pergantian tahun untuk semakin meningkatkan berbagai hal
positif. Hadapi tahun dengan hati yang bersih dan ikhlas. Mari kita jaga
keamanan dan ketertiban dengan saling menjaga dan menghormati diantara
sesamanya.
G.
Metodelogi
Sebagai tujuan untuk mendapatkan
data informasi yang akurat. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan hasil
wawancara dengan Bapak Bahni, hal ini dilakukan atas dasar informasi yang
sesungguhnya yaitu pada tanggal 10 Februari 2019 Jam 10.00 s/d selesai WIB.
Yang terjadi dirumah bapak Bahni.
H.
Pembahasan
Dalam menghadapi
1 muharram (tahun baru hijriyah), sebagian besar kaum muslimin di negara lainnya (Muslim), terutama Indonesia
khususnya di daerah Sambas, apabila masuk 1 Muharram ( tahun baru Islam) maka
sebagian masyarakat muslim di daerah sambas menyambutnya dengan berbagai macam
amaliyah yang sudah menjadi tradisi dari orang tua-tua dulu hingga sekarang
ini, masih marak/eksis di lakukan di berbagai Desa atau Masjid. Menjelang 1
Muharram (ba’da shalat Asar), biasanya sebagian masyarakat berkumpul di masjid
beramai-ramai untuk menunggu pergantian tanggal. Sekitar jam 5 sore mereka
secara berjama’ah membaca do’a akhir tahun. Ada juga masyarat sebelum membaca
do’a akhir tahun, mereka bersama-sama membaca surah yasin, setelah itu baru
berdo’a. Dan ada juga yang hanya membaca do’a saja, tanpa membaca Surah Yasin.
Setelah masuk tanggal 1 Muharram (ba’da maghrib), biasanya sebagian masyarakat
berkumpul kembali di masjid beramai-ramai (biasanya setelah mereka shalat
berjama’ah maghrib) untuk membaca do’a awal tahun. Ada juga masyarakat sebelum
membaca do’a awal tahun, mereka bersama-sama membaca surah yasin , setelah itu baru berdo’a. Dan ada juga yang
hanya membaca do’a saja, tanpa membaca surat yasin. Setelah mereka membaca
do’a, biasanya mereka menghidangkan makanan (kue) yang mereka bawa
masing-masing dari rumahnya. Dan ada juga di sebagaian masyarakat setelah
shalat isya mereka mengadakan /mengundang penceramah untuk memberikan
pencerahan kepada masyarakat yang hadir. Ceramahnya biasanya tentang hikmah
hijrahnya nabi saw dari makkah ke Madinah. Kemudian ke esokan harinya, di
sebagian desa khususnya di waktu pagi, mereka berkumpul kembali di masjid untuk
membaca do’a selamat dan do’a tolak bala. Menurut mereka mudah2an dengan berdo’a
bersama, Allah memberikan keselamatan kepada masyarakat dan mudah2han Allah
menghindarkan segala macam musibah. Ada juga di sebagian masyarakat di pagi
itu, di isinya dengan mengundang ceramah untuk pencerahan kepada masyarakat
tersebut.
Ada juga di
sebagian desa, mereka di hari tersebut membuat kue di letakkan di meja tamu,
seperti hari raya idul fitri dan idul adlha. Karena di hari itu Mereka saling
bersilaturrahim dari rumah ke rumah dalam satu hari itu, untuk bersilaturrahim
dan saling ma’af mema’afkan antara satu dengan yang lain. Jadi dalam satu hari
itu mereka libur untuk berkerja misalnya nelayan, Petani, dan aktivitas
lainnya.Ada juga di masyarakat untuk memeriahkan tahun baru Islam, selain
amaliyah yang diseutkan diatas, mereka mengadakan berbagai macam perlombaan
untuk anak dan remaja terkadang juga untuk dewasa, misal baca qur’an, azan,
hapalan surat pendek, dan lain-lain. Dan bahkan ada juga pawai atau kanaval
serta hiburan rakyat. Begitulah tradisi di masyarakat sambas dari dulu hingga
sekarang ini. ,,,,,,,Wallahu a’lam,,,,,,
I.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan 1 Muharram bukan hanya
merupakan Adat Istiadat yang ada didaerah Sambas tetapi merupakan hari/
peringatan pergantian datangnya Tahun Baru Islam. Dan dari peristiwa tersebut
banyak yang dapat kita pelajari dan ambil hikmah dan mudah mudahan kita
tergolong orang yang selalu bersukur dan menjadi orang yang Taqwa.
J.
Referensi
Bahidhawy.Z dan Jinan. M. (2002)
Zakiyuddin. Jinan. Muttoharun Agama dan Popularitas
Budaya Lokal
Margono,Drs,dkk,Ilmu Alamiah
Dasar,Surakarta, Universitas Negeri Surakarta,1982.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
21.
NAMA : RIMA .M
NIM : 302.2018.067
Tradisi Bungas Setahun Di Desa Sejiram
A. Latar Belakang
Setiap menjelang panen sudah menjadi kebiasaan masyarakat
setempat khususnya para petani melakukan
suatu acara sebagai bentuk syukur para petani atas hasil panennya pada saat
itu, yang dikenal dengan sebutan Bungas
Setahun.
Tradisi seperti ini masih kita temui disuatu desa di Kecamatan
Tebas khususnya desa Sejiram. Desa Sejiram yang yang terletak di Kecamatan
Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Desa ini memiliki luas wilayah
lebih kurang 4.50 km2 dengan jumlah
penduduk kurang lebih 1.563 jiwa dan akses
ke Kecamatan kira-kira 6 km dari desa, masih memiliki budaya turun- temurun
yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Bungas Setahun diartikan masyarakat setempat saat kondisi sawah dengan
hamparan padi yang hampir siap panen dan belum di mulai proses panen (pra
panen). Dalam Tradisi ini juga dapat menumbuhkan rasa gotong –royong dan
kebersamaan yang tinggi masyarakat di desa Sejiram. Salah satu contoh
gotong-royong yang dilakukan pada tradisi adalah saat pembuatan olahan padi
yang disebut dengan emping, dimana para ibu-ibu
membuat emping dengan cara membuatnya beramai-ramai bersama ibu lainnya.
Tradisi Bungas setahun
lazimnya dilaksanakan di Mesjid Al-ikhsan
Sejiram, pagi hari saat masyarakat belum memulai aktivitas kerja.
Bapak-bapak, Ibu-ibu bahkan anak-anak ikut meramaikan dalam acara ini.
Masyarakat sangat menjaga
dan melestarikan tradisi ini, nilai gotong-royong dan kebersamaan tergambar
saat melaksanakn acara ini dan mereka
meyakini dengan tradisi Bungas setahun
hasil panennya akan menjadi berkah kemudian melalui informasi dari ketua
adatnya mereka dapat menanam padi pada tahun berikutnya akan lebih baik.
Ada beberapa penelitian yang relepan dengan tulisan ini.
Pertama, penelitian ini dengan judul Pengembangan event Seren Taun Sebagai Daya Tarik Wisata
Budaya Di Kecamatan Cigugur, ditulis oleh D. Romalia pada tahun 2013 pada
Universitas Pendidikan Indonesia. Kedua, penelitian
dengan judul Kesenian Dot-Dot Pada Acara Syukuran Panen (Rasulan)Di Kampung Pamatang Kecamatan
Saketi Kabupaten Pandeglang, ditulis oleh P.S, Lestari pada tahun 2013 pada
Universitas Pendidikan Indonesia. Ketiga, penelitian ini dengan judul Nyanyian Syukuran Panen Dalam Ibadah Gereja
Toraja Jemaat Hermon Manggasa’ Makale Tana Toraja” ditulis oleh D. DARTY
pada tahun 2012 pada tesis (Doctoral dissertation, FSD).
B. Metodologi
Pendekatan yang digunakan
pada artikel ini adalah pendekatan ilmu Antropologi, dan ada dua teknik
yang digunakan untuk menggumpulkan data yaitu melalui wawancara dengan pemuka
masyarakat Sejiram pada tanggal 10 Januari 2019, adapun metode pengumpulan data yang kedua
adalah melalui observasi yang dilakukan
pada awal panen dilokasi Mesjid Al-ikhsan dalam kegiatan tradisi Bangas
Setahun.
C. Pembahasan
Tradisi Bungas Setahun
di desa Sejiram Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas merupakan gelar tradisi
masyarakat petani saat menjelang panen, Bungas
artinya kondisi dimana padi masih utuh disawah dan Setahun dimana hitungan satu kali periode tanam. Bungas Setahun merupakan tradisi saat
belum dimulai proses panen dalam satu periode tanam padi. Di desa Sejiram
tradisi ini dilakukan setiap tahunnya. Sehari sebelum acaranya, para petani
bergotong royong mempersiapkan olahan hasil panen, salah satunya yaitu emping.
Emping dibuat melalui proses pemilihan buah padi yang tidak terlalu tua, yang
kemudian dirontok lalu di sangrai selanjutnya di tumbuk. Semua alat yang
digunakan dalam pembuatannya juga masih banyak ditemui alat tradisional seperti
lesung dan alu. Emping dibuat untuk dihidangkan saat tradisi diadakan, menurut
masyarakat setempat sebagai simbol bisa berbagi dengan sesama merasakan hasil
panen secara bersama-sama.
Selain emping, ketupat juga dihidangkan saat acara ini tidak
lengkap jika hidangan ketupat tidak disertai dengan parutan kelapa muda yang
dicampur manisnya gula kelapa atau mereka sebut dengan gula merah. Dengan
keberagaman aneka olahan hasil panen sangat menarik untuk hadir dalam tradisi
ini.
Tradisi Bungas Setahun merupakan tradisi turun-temurun nenek moyang
terdahulu. Tradisi ini merupakan acara suka cita petani saat menyambut panen
tiba. Tradisi ini juga merupakan syukuran akan keberhasilannya selama proses
bertani hinggalah padi menguning, pada acara ini juga mereka memanjatkan doa
memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT untuk dilancarkan selama
proses panen hingga selesai panen dan memohon keberkahan untuk tahun yang akan
datang.
Dalam proses pelaksanaan tradisi ini. Salah satu pemuka
masyarakat atau ketua adat di desa ini menyampaikan petuah-petuah atau arahan
kepada masyarakat dalam melaksanakan tanam padi tahun berikutnya. Dilanjutkan
dengan baca doa bersama dalam kata lain doa untuk tolak bala, dengan hikmat masyarakat mendengarkan apa yang
disampaikan ketua adat dan mereka patuh dalam menjalankan arahan dan petuah
ketua adat dengan harapan mereka selalu
kompak dalam memulai kegiatan pasca panen dan proses penanaman padi tahun
berikutnya. Setelah itu mereka tutup dengan menyantap berbagai sajian emping dan makanan lainnya yang mereka bawa bersama.
D.Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil
pengamatan dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan Bungas Setahun merupakan tradisi turun temurun yang diwariskan oleh
nenek moyang sebagai warisan budaya yang masih terjaga sampai sekarang.
Sepanjang tidak mengandung unsur yang melanggar norma agama dan norma sosial di
tengah masyarakat, tradisi ini sangatlah perlu untuk dijaga dan dilestarikan.
Ini merupakan salah satu kekayaan budaya di Kabupaten Sambas. Keberagaman budaya diharapkan dapat memicu hadirnya
wisata budaya yang dapat dijadikan objek wisata bagi masyarakat baik dalam
maupun luar daerah. Keunikan tradisi Bungas
setahun sangat menarik penulis untuk mengetahui bahkan mengikuti kegiatan
tersebut dari proses penyiapan olahan makanan hingga mendengar petuah-petuah
yang disampaikan oleh ketua adat.
E. Referensi
Penulisan artikel ini bersumber dari beberapa tulisan dan
literatur berbagai jurnal antara lain:
D. Romalia, 2013. Pengembangan event Seren Taun Sebagai Daya Tarik Wisata
Budaya Di Kecamatan Cigugur. Universitas Pendidikan Indonesia.
Lestari, P.S. 2013. Kesenian Dot-Dot Pada Acara Syukuran
Panen (Rasulan)Di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten
Pandeglang. Universitas Pendidikan Indonesia.
Darty, D. 2012. Nyanyian
Syukuran Panen Dalam Ibadah Gereja Toraja Jemaat Hermon Manggasa’ Makale Tana
Toraja”. Doctoral Dissertation, FSD.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
22. NAMA:
RISKO
NIM : 302.2018.068
“Tugu Limau” Ikon
Kebangkitan Jeruk
Di Kecamatan Tebas
A.
Latang Belakang
Komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Sambas, khususnya di
Kecamatan Tebas salah satunya adalah Jeruk atau dalam bahasa melayu Sambas
dikenal dengan istilah Limau
dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini mulai melemah. Pada tahun 1995
petani Jeruk di Kecamatan Tebas mengalami kegagalan serentak dimana hampir
seluruh tanaman Jeruk terserang hama penyakit yang mengakibatkan produksi buah
Jeruk menurun drastis. Sebagai bentuk bukti bahwa di Kecamatan Tebas adalah
salah satu daerah penghasil buah Jeruk yang di Kabupaten Sambas, maka Camat
Tebas bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (FORKOMPIMCAM) dan
tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Tebas membangun sebuah tugu di
halaman Kantor Camat Tebas yang dikenal dengan nama Tugu Limau.
Alasan artikel ini ditulis adalah sebagai usaha untuk
memperkenalkan Tugu Limau Tebas kepada masyarakat karena secara umum masyarakat tidak
mengetahui maksud, tujuan dan makna dari pembangunan tugu tersebut khususnya
masyarakat di Kecamatan Tebas. Harapannya bahwa tugu tersebut dapat menjadi
ikon identitas daerah sebagaimana Tugu Monas yang ada di DKI Jakarta, Tugu
Khatulistiwa di Kota Pontianak, Menara Eifel di Paris, Twin Tower
di Kuala Lumpur dan lain sebagainya.
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama,
penelitian yang berjudul Taman Wisata Kulminasi Khatulistiwa Pontianak yang ditulis oleh Prihadi Wibowo pada tahun 2017 dari Universitas
Tanjungpura. Kedua, penelitian dengan judul Monumen Lingga Di Sumedang
Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet) yang
ditulis oleh S. Dwi Utari pada tahun 2014 dari Universitas Pendidikan
Indonesia. Ketiga, artikel dengan judul Jatidiri Arsitektur Monumen
Bajra Sandhi yang ditulis oleh Ni Nyoman Sri Rahayu dan Ni Wayan
Ardiarani Utami pada tahun 2018 di Seminar Nasional Desain dan Arsitektur
(SENADA).
B.
Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan
sosial dan ekonomi dengan memperhatikan latar belakang sosial masyarakat yang
ada di Kecamatan Tebas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi
langsung dan wawancara. Observasi dilakukan di Desa Mak Tangguk Kecamatan Tebas
dan wawancara kepada Bapak Farhamni, salah satu warga masyarakat setempat.
Disamping itu, wawancara juga dilakukan kepada Camat Tebas yang merupakan salah
satu tokoh penggagas ide pembangunan Tugu Limau tersebut.
C.
Pembahasan
1.
Gambaran Umum
Kecamatan Tebas
Kecamatan Tebas merupakan salah satu kecamatan dari 19 kecamatan
yang ada di Kabupaten Sambas yang terdiri dari 23 Desa, 68 Dusun, 167 Rukun
Warga dan 374 Rukun Tetangga dengan luas kurang lebih 395,64 KM2
atau sekitar 6,19 % dari luas wilayah Kabupaten Sambas. Jumlah penduduk yang
ada di Kecamatan Tebas sekitar 66.872 jiwa, dan rata-rata mata pencaharian
pokok masyarakatnya adalah petani.
Selain Padi yang merupakan tanaman pokok masyarakat di Kecamatan
Tebas pada umumnya, sebagian besar masyarakat juga menanam Jeruk atau Limau
sebagai sumber penghasilan pendukung ekonomi yang sampai saat ini masih sangat
dominan bahkan luas lahan tanaman Jeruk meskipun ada juga beberapa
tanaman-tanaman lain yang ditanam seperti Lada, Karet, Sawit dan lain-lain.
Oleh karena itu, Kecamatan Tebas merupakan penghasil buah Jeruk terbesar di
Kabupaten Sambas.
2.
Maksud dan
Tujuan Pembangunan
Jeruk Tebas sudah dikenal sampai ke daerah-daerah diluar Kabupaten
Sambas bahkan diluar Provinsi Kalimantan Barat karena ciri khas rasa manisnya
jeruk lokal yang tidak ada di daerah lain. Kejayaan Jeruk Tebas sempat padam
beberapa tahun dikarenakan serangan hama yang tidak bisa dikendalikan, sehingga
beberapa tanaman jeruk milik masyarakat mati.
Untuk kembali membangkitkan semangat petani dan mengingatkan bahwa
di Kecamatan Tebas pernah dijuluki Kota Jeruk, maka dibawah pimpinan
FORKOMPIMCAM di Kecamatan Tebas menggelar sayembara untuk membangun sebuah tugu
atau monumen yang menggambarkan ciri khas tersebut. Disepakatilah pembangunan
tugu yang dikenal dengan Tugu Limau. Meskipun sebelumnya pernah dibangun tugu
yang sama yang terletak di wilayah Desa Mekar Sekuntum, namun tugu terserbut
terpaksa dirobohkan karena proyek pelebaran jalan pada tahun 2016 yang lalu.
Gagasan pembangunan kembali tugu tersebut muncul dari Camat Tebas, Bapak
Marianis, SH.,MH. berasama tokoh-tokoh masyarakat Tebas yang kemudian
disepakati letak pembangunannya di halaman Kantor Camat Tebas.
3.
Sumber
Pendanaan Pembangunan
Pada tahun 2017 pembangunan tugu tersebut dimulai dengan
menggunakan dana yang diperoleh dari bantuan CSR Bank Kalbar. Pelaksanaan
pembanguan dilakukan secara swakelola yang didesain oleh Pendamping Desa Teknik
Infrastruktur, Edi Sudianto, ST. bersama
Pendamping Desa yang lain. Proses pengajuan pendanaan untuk pembangunan tugu
tersebut dilakukan bersama-sama dengan mengajukan proposal yang ditujukan
kepada PT. Bank Kalbar.
Selain dari dana tersebut, Camat Tebas juga mengajukan proposal
bantuan pembangunan dana kepada PT. KSUP dan perusahaan-perusahaan lain yang
ada di wilayah Kecamatan Tebas sebagai bentuk kepedulian terhadap tanggung
jawab sosialnya kepada masyarakat serta beberapa sumbangan dari masyarakat yang
peduli terhadap pembangunan tugu tersebut.
4.
Filosofi Bentuk
dan Desain Tugu Limau
Tugu
Limau Tebas didesain sedemikian rupa berdasarkan hasil kesepakatan semua pihak.
Atas beberapa usul, masukan dan saran, harapannya Tugu Limau tersebut
mengandung makna dan filosofi yang dapat dijadikan identitas dan karakter
Kecamatan Tebas pada umumnya, sehingga mudah dikenal dan diingat ketika orang
luar berkunjung ke Kecamatan Tebas belum sah jika belum datang langsung dan
melihat Tugu Limau ini.
Desain
Tugu Limau sangat minimalis dan sederhana tanpa ada embel-embel sentuhan mewah
sedikitpun. Tugu Limau terdiri dari 3 (tiga) buah tiang yang saling berhadapan
dengan memiliki warna dan panjang yang berbeda dimasing-masing pilarnya. Warna
tiang tugu terdiri dari warna merah, biru dan putih yang menggambarkan
keberagaman suku, etnis dan agama yang ada di Kecamatan Tebas. Namun meskipun
dengan perbedaan tersebut, dalam segala hal selalu mengedepankan kebersamaan
dan persatuan.
Kemudian
pada bagian ujung paling atas dari ketiga tiang tersebut terdapat tiga buah
replika buah Jeruk dengan ukuran besar yang menggambarkan bentuk dan ciri khas
Jeruk lokal yang ada di Kecamatan Tebas. Replika buah Jeruk tersebut bermakna
besarnya harapan dan semangat masyarakat Kecamatan Tebas agar kejayaan tanaman
Jeruk kembali bangkit.
Sebagian
besar masyarakat di Kecamatan Tebas kurang memahami makna dan filosofi dari
bentuk desain Tugu Limau ini. Ketika penulis melakukan observasi dan wawancara
singkat kepada salah satu warga yang ada di Desa Mak Tangguk, Bapak Farhamni
mengaku tidak mengetahui makna yang tersirat dari bentuk desain dan tujuan
dibangunnya tugu tersebut. Menurutnya, pembangunan tugu tersebut hanyalah
bagian dari penataan kota Tebas secara umum.
Pemerintah
Daerah sangat mendukung pembangunan Tugu Limau ini, hal tersebut dibuktikan
pada saat peresmian Tugu dilakukan langsung oleh Bupati Sambas, H. Atbah Romin
Suhaili, Lc bersama Wakil Bupati, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Kabupaten Sambas, dan pejabat-pejabat lain yang ikut bersama rombongan. Namun
penandatangan prasasti Tugu Limau tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri
Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Eko
Putro Sandjojo, BSEE., M.BA di Aula Kantor Bupati Sambas pada tanggal 17 Maret
2018.
D.
Kesimpulan
Sebagai ciri khas daerah Kecamatan Tebas, Tugu Limau merupakan ikon
kebanggaan masyarakat Tebas yang digagas langsung oleh FORKOMPIMCAM dibawah
pimpinan Camat Tebas. Tugu Limau Tebas dibangun sebagai upaya untuk
membangkitkan kembali semangat petani Jeruk yang ada di Kecamatan Tebas yang
sempat padam.
Selain itu, Tugu Limau Tebas diharapkan dapat menjadi salah satu
objek tujuan para pengunjung dari luar Kecamatan Tebas minimal untuk berswafoto
sebagai bukti bahwa mereka sudah pernah datang ke Tebas.
E.
Referensi
Wibowo, Prihadi. Taman Wisata Kulminasi Khatulistiwa Pontianak.
Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN 5.2.
Dwi Utari, Sari. (2014). Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide
Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet. (Doctoral
dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
Rahayu, N. N. S., & Utami, N. W. A. (2018, November). Jatidiri
Arsitektur Monumen Bajra Sandhi. In SENADA (Seminar Nasional Desain dan
Arsitektur) (Vol. 1, pp. 367-374).
-----------, https://id.wikipedia.org/wiki/Tebas,_Sambas (online),
Diakses pada tanggal 31 Januari 2018.
-----------, https://sambas.go.id/tebas/1324-peta-kecamatan-tebas.html
(online), Diakses pada tanggal 31 Januari 2018.
-----------, https://kalbar.antaranews.com/berita/358107/bank-kalbar-bangun-tugu-limau-tebas
(online), Diakses pada tanggal 31 Januari 2018.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES
PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
23.
NAMA : SALAM
NIM : 302.2018.069
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
24.
NAMA : SURIYANSAH
NIM :
302.2018.070
USAHA INTERNET
DESA (HOTSPOT)
DI DESA SERUMPUN
A. LatarBelakang
Di zaman yang moderen saat ini, sudah
banyak perkembangan yang kita lihat di sekitar kita, salah satu nya adalah
internet. Penggunaan internet yang semangkin diminati oleh masyarat baik itu
orang tua, remaja maupun anak – anak. Dengan adanya internet masyarakat bisa
mendapatkan informasi dengan lebih mudah.
Usaha Internet Desa sangat lah mudah karena
bisa diakses melalui Smartphone, Komputer PC, mau pun Laptop. Kebutuhan akan
internet sangat lah dibutuhkan karena hampir setiap orang membutuhkan akses
internet tersebut.
Mengingat semangkin kurangnya lapangan
kerja serta semangkin pesatnya pesaing bisnis di masyarakat baik itu di bidang
wirausaha maupun bisnis lainnya, maka Usaha Internet Desa ini bisa dikembangkan
di desa-desa karena masih minimnya usaha tersebut, sehingga peluang keuntungan
Usaha Internet Desa lebih besar.
Referensi
Berdasarkan hasil dari penelitian dan
perancangan jaringan HotSpot di, dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1.
Dengan adanya jaringan HotSpot akan mempermudah masyarakat untuk
mengakses internet.
2.
Sistem keamanan yang digunakan pada jaringan wireless (access
point)ini sudah diatur oleh server, sehingga saat ingin mengakses internet,
user harus memasukan username dan password.
3.
Jaringan ini menggunakan DHCP server, sehingga server membagi IP
Address sebanyak mungkin yang mengakibatkan loading yang lama
padasaat banyak user yang aktif.
B. Metodologi
Artikelinidibahasdenganpendekatanekonomi.Penelitian data didalamartikelini di kumpulkandenganbeberapacarayaitupendekatansecaraObservasidanWawancara. Penelitianini di lakukan di Rt. 007Rw. 003 DusunParit Lintang DesaSerumpun KecamatanSalatiga, Adapunpendekatancaraobservasiyaitumelaluipengamatanbeberapatitik Usaha Internet Desa pendekatancarawawancarayaitusayalangsungmenemuibapakIskandar padatanggal26 Januari 2019 dari jam 09.00 wib. s/d11.00 wib. Kegiataninidilakukan agar data lebihakurattentangusahatersebut.
C. Pembahasan
Usaha Internet Desa (Hotspot) adalah usaha yang menjual voucer internet yang
telah di setting limit waktu nya mulai dari 1, 2, 5 hingga 24 jam, harga mulai dari 2000 rupiah hingga 10.000
rupiah. Dengan harga yang sangat terjangkau sehingga masyarakat golongan bawah
sekalipun bisa menikmati layanan internet tersebut. Selain dari voucer tersebut
langganan bulanan juga bisa di lakukan mulai dari kecepatan 1 mbps hingga 10 mbps.
Bisnis internet wifi, akan semakin berkembang apabila kita bisa
menjalin kemitraan. Semakin banyak mitra maka akansemakinbanyakkeuntungan.Untuk
system bagihasil bisa kita diskusikan dengan mitra tersebut agar memperoleh
kesepakatan, bisa 50:50 atau bahkan 60% lebihbuatkita.
Cobakitabayangkanjika dari satu mitra saja kita bisa memiliki
penghasilan bersih Rp.3.000.000,-/bulan, tentu Rp. 30.000.000,-/bulan bukan hal
yang mustahil jika kita memiliki 10 mitra .Hal ini bukanlah hal yang sulit
terutama bagi yang tinggal di desa, karena bisnis ini hampir bisa dipastikan
sangat langka bahkan banyak desa yang tidak ada satu orangpun yang
menggelutinya.Inilah kesempatan luar biasa untuk kita terus bisa mengembangkan
bisnis internet wifisebanyak-banyaknya.
Untuk promosipun sangat mudah,
kita tinggal menuliskan sedia voucer wifi di tempat usaha mitra maka
customerpun akandatangberbondong-bondonguntukmembelinya.Penting untuk diingat,
karena mitra juga menggunakan layanan internet maka setiap bulan harus tetap
membayar setoran bulanan wifi kepada kita.Ini tidak memberatkan, buktinya di
desasayapundemikian.
Bahkan mitra merasa sangat
beruntung, karena selain bisa mengurangi pengeluaran akan kebutuhan kuota juga
ia diuntungkan dari hasil penjualan pulsa. Selain itu bagi mitra yang memiliki
usaha penjualan pulsa elektrik ia bisa menggunakan fasilitas internet untuk
transaksi pulsanya.
D.
Kesimpulan
Dari
hasilanalisisdanpembahasan,
dapatdisimpulkanbahwa :
1.
PendapatanPengusaha Internet desa Hotspot tidak jauh
beda dengan bisnis lainnya.
2.
Daya beli yang disediakan
sangat lah murah, sehingga masyarakat golongan bawah bisa membeli voucer
tersebut
3.
Resiko kerugian lebih minim
karena usaha tersebut masih sangat jarang.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
25.
NAMA : THAYIB
NIM :
302.2018.071
TEPUNG TAWAR
A.
Latar Belakang
Tepung
tawar yang berbagaimacam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering
kita sebut kebudayaan keaneka ragaman budaya yang terdapat di Desa Serindang
merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Kebudayaan
daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang
biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan
nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah. Akan sangat berpengaruh pula
terhadap kebudayaan lokal salah satunya di Desa Serindang Kecamatan Tebas
Kabupaten Sambas.
Kebudayaan
merupakan ciri khas dari suatu daerah dan juga menjadi lambang dari kepribadian
suatu bangsa atau daerah, oleh karena itu kebudayaan merupakan kekayaan serta
ciri khas suatu kelompok masyarakat dari setiap individu.
Dengan
kata lain kebudayaan merupakan kekeayaan yang harus dijaga dan dilestarikan
oleh setiap suku bangsa seperti tradisi tepung tawar oleh masyarakat melayu.
Upacara
tepung tawar bagi anak bayi yang dilakukan dengan upacara ritual dengan segala
persiapan yang di sediakan bagi ahli keluarga yang mempunyai hajatan. Adapun
perlengkapan alat-alat tersebut yang merupakanadatbudayamelayu Sambas
antaralainyaitupadi, kelapa, telur, lilin, gula, tebu, pisang, dan lain-lain.
Ada
beberapa penelitian yang berhubungan dengan dibuatnya tulisan ini. Pertama,
penelitian dengan judul Tradisi Potong Rambut Goron talo oleh Rahmat, A. padatahun 2015. Kedua dengan judul Analisis Semiotik Ritual Tradisi “Haroa”
Potong Rambut (Aqiqah) pada Masyarakat Suku Buton di Kecamatan Kendari Barat
Kota Kendari oleh Jumaidin, B. A. B. L. O, pada tahun 2018, ketiga dengan judul Nilai Budaya Mappano’dalam Pelaksanaan Aqiqah Pada Masyarakat Bulisu Kecamatan
Batulappa oleh Marhani, M., pada tahun2018.
B.
Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini
adalah pendekatan Kebudayaan, adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian
dengan Observasi langsung dan wawancara dengan Bapak Sunardi salah satu Amil desa
setempat, yang dilakukan di Dusun Rindang Rt. 05 Rw. 03 Desa Serindang pada tanggal
27 Januari 2019.
C.
Pembahasan
Tepung tawar
adalah salah satu prosesi dalam acara adat melayu yang biasanya dilakukan pada acara
anak bayi yang baru dilahirkan tujuannya untuk meminta keselamatan.
Tepung tawar
adalah salah satu kekayaan yang sangat bernilai
dan merupakan salah satu ciri khas dari suatu daerah di kabupaten sambas
yang juga menjadi lambang dari kepribadian suatu daerah.
Kebudayaan
merupakan kewajiban dari setiap individu dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan
yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa seperti tradisi tepung
tawar oleh masyarakat melayu.
D.
Kesimpulan
Tepung tawar
adalah tradisi dan budaya yang berkembang secara turun temurun terkait kehidupan
masyarakat setempat memegang teguh adat dan istiadat.
Kegiatan tepung
tawar merupakan suatu keyakinan muslim melayu yang ada di desa Serindang, acara tepung tawar memberikan nilai-nilai
agama yang harus dihormati dan dipertahankan sebagai nilai budaya.
E.
Referensi
Rahmat, A. (2015). Tradisi Potong Rambut Gorontalo
(Hundingo). IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya, 13(2),
86-96.
Jumaidin, B. A. B. L.
O. (2018). Analisis Semiotik Ritual Tradisi “Haroa” Potong Rambut (Aqiqah) pada
Masyarakat Suku Buton di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari. Journal
Ilmu KOMUNIKASI UHO, 3(2).
Marhani, M. (2018). NILAI BUDAYA MAPPANO’ DALAM
PELAKSANAAN AQIQAH PADA MASYARAKAT BULISU KECAMATAN BATU LAPPA. AL-MAIYYAH, 11(1),
1-29.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA
NEGARA, F. SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
26. NAMA : URAY DENO JULIARSA PUTRA
NIM : 302.2018.072
SELAMATKAN REMAJA DARI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DI DESA TEBAS
KUALA
F.
Latar belakang
Di zaman yang semakin maju banyak remaja-remaja
yang menggunakan Narkoba, yang mana efek dari menggunakan Narkoba dapat
mengurangi kesadaran setiap orang yang menggunakannya sehingga penyalahgunaan
narkoba sangat-sangat
berbahaya dan membuat para orang tua menjadi resah. .
Desa Tebas
Kuala adalah salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Terletak di
tengah-tengah
kota Tebas yang mana masyarakat Desa Tebas kuala banyak terdapat remaja-
remaja, sehingga sangat rentan akan pergaulan bebas.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya
remaja menyalahgunakan Narkoba, pertama kurangnya perhatian dari keluarga, yang
mana para orang tua kurang memperhatikan pergaulan anaknya, sehingga sangat
rentan dalam pergaulan bebas seperti menggunakan narkoba.
Yang kedua lingkungan, dalam hal ini lingkungan adalah yaitu dengan siapa
mereka bergaul. Yang ketiga adalah putus sekolah,
banyak remaja remaja yang putus sekolah sehingga sangat rentan dalam pergaulan
bebas.
Ada beberapa kajian relevan yang terkait dalam
penulisan ini antara lain: Masalah kenakan remaja dan penyalahgunaan narkotika, AW Widjaya
Armico Tahun 1985, kecenderungan
kepribadian anti sosial pengaruh teman sebaya dan kondisi keluarga pada remaja
penyalahgunaan zat, oleh Irham Yusuf Elere Tahun 1999 di Universitas di
Ponegoro, bagaimana
menghindarkan diri dari penyalahgunaan Napza oleh Tenes Afiatin Tahun 1998.
G.
Metodologi
Adapun
pendekatan dalam tulisan ini adalah pendekatan sosial didapat berdasarkan dari
hasil wawancara dengan Kepala Desa Tebas Kuala Kecamatan Tebas Hemi
Susanto bertempat di Kantor
Desa Tebas Kuala pada hari Senin tanggal 1 Januari 2019 sekira pukul 09.00 WIB.
H.
Pembahasan
Peredaran
Narkoba dikalangan remaja makin parah. Sekitar 4,7 persen pengguna Narkoba
adalah pelajar dan mahasiswa. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengakui pengaruh
narkoba telah merambah keberbagai kalangan. Berdasarkan survei BNN, penggunaan
narkoba tercatat sebanyak 921.695 orang adalah pelajar dan mahasiswa.
Berdasarkan
pada Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1997 yang dimaksud dengan Narkotika adalah
zat atau obat-obatan yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis
maupun sistematis, yang dapat menurunkan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Berikut ini
jenis dan golongan narkoba narkotika antara lain adalah sebagai berikut:
1. Narkotika
golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh
jenis narkoba golongan satu antara lain adalah : ganja, heroin, kokain, morfin,
dan opium.
2. Narkotika
golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan dua antara lain
adalah: petidin, benzetidin, dan betametadol.
3. Narkotika
golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan tiga
antara lain adalah: kodein dan turunannya.
Kurangnya
penyuluhan dan informasi di masyarakat mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba.
Untuk itu penyuluhan dan tindakan edukatif harus direncanakan, diadakan dan
dilaksanakan secara efektif dan intensif kepada masyarakat yang disampaikan
dengan sarana atau media yang tepat untuk masyarakat.
Bahaya pemakaian narkoba sangat besar pengaruhnya
terhadap negara, jika sampai terjadi pemakaian narkoba secara besar-besaran di
masyarakat, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang sakit, apabila
terjadi demikian negara akan rapuh dari dalam karena ketahanan nasional
merosot.
Efek dampak
penggunaan narkoba bisa dalam berbagai bentuk antara lain adalah sebagai
berikut :
1.
Menyebabkan penurunan atau pun perubahan kesadaran.
2.
Menghilangkan rasa.
3. Mengurangi
hingga menghilangkan rasa nyeri.
4.
Menimbulkan ketergantungan / adiktif (kecanduan).
I.
Kesimpulan
Masalah penyalahguanaan Narkoba /
NAPZA khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi
keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh narkoba sangatlah buruk, baik
dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang ditimbulkannya.
Masalah pencegahan
penyalahgunaan Narkoba bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang
saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan
penyalahgunaan Narkoba yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan
pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.
Peran orang
tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi
pencegahan penaggulangan terhadap Narkoba.
J.
Referensi
Widjaya Armico, A.W. 1985. Masalah Kenakan
Remaja dan Penyalahgunaan Narkotika.
Yusuf
Elere, Irham. 1999. Kecenderungan Kepribadian Anti Sosial Pengaruh
Teman Sebaya dan Kondisi Keluarga pada Remaja Penyalahgunaan Zat. Universitas di Ponegoro.
Afiatin, Tenes. 1998. Bagaimana Menghindarkan Diri Dari Penyalahgunaan Napza.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM
TATA NEGARA, F.
SYARIAH (SMT
1, TA 2018/2019) IAI SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
27.
NAMA : YEYEN PARAHILTA
NIM :
302.2018.073
Penanggulangan Kenakalan Remaja Merusak Generasi Bangsa
diDesa Sempadian Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas
A.
Latar Belakang
Kenakalan Remaja merupakan salah satu perbuatan yang melanggar
norma-norma dan perilaku menyimpang
dalam masyarakat, yaitu pada usia remaja atau masa transisi dari
anak-anak ke dewasa. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri dan
orang-orang disekitarnya. Masalah kenakalan remaja dewasa ini semakin dirasakan
meresahkan masyarakat baik di Negara – Negara tertinggal, maju maupun Negara
yang sedang berkembang.
Tindakan perilaku remaja sekarang ini didorong oleh beberapa
faktor dan adanya kesempatan.Kehidupan remaja pada saatini mulai
memprihatinkan, karena remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus
bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan bangsa dan
Negara.Bahkan perilaku mereka cenderung memburuk dan membuat resah masyarakat.
Desa Sempadian merupakan Desa ke 6 Dari 7 Desa di Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas.Desa Sempadian Terletak di Sebelah Barat Kota Sambas dengan jarak tempuh dari Desa ke Kecamatan sekitar 6 km dan jarak dari Kecamatanke Kabupaten sekitar 15 km. Jumlah penduduk Desa Sempadian sebanyak 12. 857 jiwa, yang terdiri dari 348 kartu keluarga Sebagian besar Desa Sempadian adalah salah satu Desa yang mata pencaharian masyarakat sehari-hari adalah bertani dan berkebun. Masyarakat Desa Sempadian termasuk Masyarakat yang heterogen, dimana Masyarakat mudah bergaul dengan pendatang-pendatang baru dari daerah luar dan mudah menerima hal –hal yang sifatnya positif dari manapun.
Padatnya jumlah penduduk di Desa Sempadian dibanding Desa – Desa lain yang ada di Kecamatan Tekarang, membuat masyarakat untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban di Desa, salah satunya yaitu melakukan ronda malam setiap malam dengan jadwal yang sudah di tentukan. Tujuan dari ronda mala ini adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Desa supaya Desa aman, tertib dan harmonis. Tujuan lainnya adalah untuk menjauhkan dari hal – hal yang tidak diinginkan di Desa, salah satunya adalah kasus pencurian dan kenakalan – kenakalan remaja yang meresahkan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Sempadian.Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kenakalan - kenakalan anak remaja yang terjadi di Desa Sempadian Kecamatan Tekarang, yaitufaktor dari dalam dan faktor dari luar ruang lingkup Desa.
Faktor dari luar ruang lingkup Desa diantaranya pergaulan –pergaulan anak yang sulit untuk dikontrol karena anak – anak yang mempunyai mental dan fisik yang lemah, iman tidak kuat sehingga mudah untuk menerima pergaulan – pergaulan dan pengaruh buruk dari luar. Hal ini menyebabkan pengaruh bagi masa depan anak. Sedangkan pengaruh dari ruang lingkup Desa adalah kurang didikan dari orang tua sehingga anak – anak mudah terpengaruh pergaulan di sekelilingnya, kemudian keluarga juga menjadisalah satu faktornya, karena keluarga yang baik akan melahirkan benih – benih yang baik, sedangkan keluarga yang sering menimbulkan konflik akan melahirkan benih – benih yang selalu dalam konflik.
Ada beberapa kajian
relevan dalam penulisan ini, yaitu pertama Pendekatan
Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, yang ditulis oleh Mulyono
pada tahun 1988 dari Kanisius, kedua Masalah Kenakalan Remaja dan penyalahgunaan
Nakotika yang ditulis oleh Widjaya pada tahun 1985 dari Armico, ketiga Peran persepsi Keharmonisan keluarga dan
konsep diri terhadap kecendrungan kenakalan remaja yang ditulis oleh Maria
dan Nuryoto pada Tahun 2007 dari Universitas Gajah Mada.
B.
Metodologi (pendekatan dan sumber data)
Dalam
penelitian ini, Untuk mendapatkan data dan informasi yang dilakukan, maka
metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu melakukan pengamatan
dilingkungan sekitar masyarakat khususnya di Kecamatan Tekarang pada Tanggal 23
Januari Tahun 2019.Selain metode observasi, Pengumpulan data juga dilakukan
dengan teknik wawancara.Wawancara dilakukan dengan beberapa orang yang ada
dilingkungan masyarakat Kecamatan Tekarang.Waktu observasi dan wawancara
dilakukan selama lebih kurang satu jam.
Wawancara
dilakukan dengan beberapa anak remaja yang bernama eliana dan leta. Eliana dan
leta adalah seorang remaja yang sekarang masih duduk dibangku sekolah SMP
dengan usia16 Tahun.Sedangkan metode observasi yang dilakukan adalah mengamati
keadaan atau kejadian yang selalu terjadi diruang lingkup Desa, khususnya Desa
Sempadian.Setelah kedua metode tersebut dilaksanakan, maka metode selanjutnya
adalah menganalisis data – data yang sudah didapatkan yaitu dengan cara
menguraikan hasil wawancara dan observasi tersebut kedalam pembahasan.
C.
Pembahasan
Kenakalan remaja merupakan perbuatan yang
dilakukan oleh sebagian anak – anak remaja yang perbuatannya membuat resah
masyarakat.Kategori anak – anak yang dikatakan tumbuh remaja adalah anak – anak
diusia 15 – 19 Tahun.Pada masa transisi ini anak diusia itu sangat rentan
dengan pengaruh – pengaruh yang dating dari luar, apalagi zaman informasi dan
teknologi sekarang sangat mudah mengakses apapun dari luar.
Kontrol yang sangat baik bagi anak remaja adalah kontrol
sepenuhnya dari orang tua terutama kontrol iman dan pendidikan yang baik untuk
anak.Pendidikan yang menjamin untuk anak adalahdi pondok pesantren, dimana anak
– anak sangat dikontrol oleh pendidiknya dan kegiatan yang dilakukan selama
pendidikan juga kegiatan yang positif untuk anak – anak, misalnya kegiatan
rutinitas diluar jam sekolah adalah rutiniyas kegiatan keagamaan, olah raga dan
banyak lagi yang lainnya yang membuat perilaku anak sangat terbentuk dengan
mandiri. Selain pendidikan formal yang terbaik untuk anak, ada juga pendidikan
didalam ruang lingkup keluarga, yaitu selalu memberikan nasehat dan ajaran yang
baik kepada anak supaya tingkat psikologi anak juga baik.
Saat ini upaya yang dilakukan
masyarakat Desa Sempadian untuk menanggulangi kenakalan remaja tersebut adalah
dengan melakukan Ronda malam atau menjaga dan mengontrol pada malam hari.Ronda
malam dilakukan setiap malam, yaitu dari hari senin sampai minggu, mulai pukul
20.00 – 1.00 dini hari. Untuk kelancaran ronda tersebut maka Desa mengambil
kebijakan dengan cara menurunkan timnya. Tim yang sudah dibentuk oleh Desayaitu
timTrantibnas dan tim Penyakit Masyarakat (PEKAT).
Tim PEKAT dan tim Trantibnas yang
sudah dibentuk oleh Desa ini bekerjasama dalam menanggulangi masalah kenakalan
remaja yang sudah membuat resah masyarakat, diantaranya adalah kasus pencurian,
narkoba dan pergaulan – pergaulan anak di luar kontrol orang tua salah satunya
bergadang ditempat tempat sepi, anak wanita merokok, sudah larut malam kumpul
ditempat – tempat sepi yaitu jam 1 malam, membuat kegaduhan atau onar di Desa,
mengganggu ketentraman lingkungan disekitar pemukiman warga.
Hal yang biasa juga terjadi adalah
ketika masyarakat mengadakan pesta prkawinan atau apapun itu yang sifatnya
adalah mendatangkan pemain musil yang biasa dikenal dengan istilan band. Disatu
sisi adalah untuk menghibur masyarakat disisi lain hal atau kejadian yang tidak
diinginkan sering terjadi yaitu anak – anak seusia remaja sering mabuk-mabukan
sehingga membuat kondisi di tempat kejadian menjadi kacau, karena efek dari
remaja yang mabuk adalah perkelahian. Kondisi inilah yang jugamembuat
masyarakat resah dan terganggu sehingga tim yang sudah ditugaskan segerera
memberantas penyaki-penyakit dimasyarakat ini, khususnya di Desa Sempadian.
Oleh karena itu dukungan dari orang
tua untuk selalu memberikan didikan yang benar kepada anak sangat diutamakan,
salah satunya dengan memberikan didikan keagamaan supaya iman yang ditanamkan
kepada anak menjadi kuat dan menjadi sosok yang baik dan santun.
D.
Simpulan
Kenakalan remaja merupakan perbuatan yang dilakukan oleh sebagian anak – anak remaja yang perbuatannya membuat resah masyarakat.Kategori anak – anak yang dikatakan tumbuh remaja adalah anak – anak diusia 15 – 19 Tahun.Faktor dari luar ruang lingkup Desa diantaranya pergaulan –pergaulan anak yang sulit untuk dikontrol karena anak – anak yang mempunyai mental dan fisik yang lemah, iman tidak kuat sehingga mudah untuk menerima pergaulan – pergaulan dan pengaruh buruk dari luar. Hal ini menyebabkan pengaruh bagi masa depan anak. Sedangkan pengaruh dari ruang lingkup Desa adalah kurang didikan dari orang tua sehingga anak – anak mudah terpengaruh pergaulan di sekelilingnya, kemudian keluarga juga menjadisalah satu faktornya, karena keluarga yang baik akan melahirkan benih – benih yang baik, sedangkan keluarga yang sering menimbulkan konflik akan melahirkan benih – benih yang selalu dalam konflik. Oleh karena itu dukungan dari orang tua untuk selalu memberikan didikan yang benar kepada anak sangat diutamakan, salah satunya dengan memberikan didikan keagamaan supaya iman yang ditanamkan kepada anak menjadi kuat dan menjadi sosok yang baik dan santun.
E.
Referensi
Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul ini
adalah pertama Pendekatan Analisis
Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, yang ditulis oleh Mulyono pada
tahun 1988 dari Kanisius, kedua Masalah Kenakalan Remaja dan penyalahgunaan
Nakotika yang ditulis oleh Widjaya pada tahun 1985 dari Armico, ketiga Peran persepsi Keharmonisan keluarga dan
konsep diri terhadap kecendrungan kenakalan remaja yang ditulis oleh Maria
dan Nuryoto pada Tahun 2007 dari Universitas Gajah Mada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar