TUGAS UAS BAHASA INDONESIA (ARTIKEL ILMIAH) SEMESTER 1


HUKUM TATA NEGARA
KELAS TEBAS
T.A 2018/2019

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.


1.      NAMA : AGUS MINTARTO YULIANSYAH
NIM      : 302.2018.047

DESA MANDIRI DESA TEBAS KUALA
KECAMATAN TEBAS
A.    Latar belakang
Sejalan dengan adanya otonomi daerah yang menitik beratkan pada upaya pemberdayaan masyarakat maka keberhasilan suatu daerah sangat ditentukan juga oleh keberhasilan pembagunan di pedesaan. Salah satunya desa di Kabupaten Sambas yang berkomitmen untuk memajukan desanya adalah Desa Tebas Kuala..
Desa Tebas kuala terletak dijalur sutra yang berjarak 29 Km dari Ibu kota Kabupaten Sambas, yang termasuk didalam wilayah Kecamatan Tebas.singkat cerita dulu desa Tebas Kuala disebut juga dengan Desa Tebas dan dalam sejara Desa tebas Kuala berdiri pada 27 Zulhijah 1348 H atau tanggal 28 Oktober 1927 M.seiring dengan perjalan waktu Desa Tebas Kuala telah di pimpin oleh bebrapa kepala desa.
            Sampailah saat ini Desa Tebas Kuala dibawah kepemimpinan periode Bapak Hemi Susanto terus berbenah disegala bidang serta berkomitmen untuk menjalankan tugas dan fungsinya dalam menyelengarakan pemerintahan yang sesuai dengan Per Undang Undangan yang meliputi Administrasi pelaksanaan pembagunan,pelayanan masyarakat, maupun pembagunan regulasi desa.sesuai dengan visi dan misi beliau Tebas Kuala Hebat Tahun 2021.sudah banyak terobosan terobosan yang telah dilakukan oleh Bapak Hemi.S untuk memajukan desanya yang dulunya status Desa Tebas Kuala adalah Maju dan Sekarang Mempromosikan Desa Tebas Kuala menjadi Desa Mandiri.
            Desa Tebas Kuala mempunyai luas wilayah 382 Ha,dengan batas wilayah sebelah Utara berbtasan dengan Sungai Sambas Besar,sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tebas Sungai,sebelah Barat berbatasan dengan Desa Mekar Sekuntum dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Makrampai.Saat ini Desa Tebas Kuala terdiri dari 5 Dusun yakni ;Dusun Asam Lakum,Dusun Asam Kanis,Dusun Gerinang,Dusun Kalimbawan Dan Dusun Mangga dengan jumlah 31 Rt 15 Rw. berdasarkan perdesember 2018 jumlah kepala keluarga yang menepati Desa Tebas Kuala adalah sebanyak 1809 kepala keluarga jumlah penduduk 5881 Jiwa. dengan rincian laki-laki 3015 Jiwa,perempuan 2866,pendatang 16 Jiwa,dan yang datang pergi 28 jiwa.
            Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama dengan judul Desa Tebas Kuala, Sidik,F.(2015).Menggali Potensi Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa.JKAP(Jurnal Kebijakan dan Administrasi Publik),19(2),115-131.
Bachrein, S.(2016)Pendekatan desa membagun di Jawa Barat:strategi dan kebijakan pembagunan perdesaan.Analisi Kebijakan Pertanian,8(2),133149.Mulyono,A.(2008) Studi Partisipasi Masyarakat pada Program Desa Mandiri Pangan Didesa Muntuk,Kabupaten Bantul(Doctoral dissertation programPasca Sarjana Universitas Diponegoro)

B.     Metodologi

Dalam tulisan ini cenderung lebih kebidang pemerintahan dan bidang ekonomi . adabeberapa teknik pengerjaaan data yang digunakan, yakni wawancara dan observasi . wawancara dilakukan bersama Bapak Hemi Susanto diruangan kepala desa pada tanggal 20 Desember 2018 Pukul 09.15 Wib.Observasi dilakukan langsung turun ke lapangan dan melihat langsung kondisi yang sudah ada dilapangan pada tanggal 21 Desember 2018 Pukul 09.00Wib.   
























C.     PEMBAHASAN

Sesuai Visi dan Misi kepala Desa Tebas Kuala untuk menjadikan Desa Tebas Kuala Hebat Tahun 2021ini sudah terlihat dari banyaknya pembanguan infrastruktur jalan desa,drainase,dan pelayanan masyrakat yang baik.ini membuktikan Desa Tebas Kuala layak di jadikan Desa Mandiri.banyak faktor yang menunjang dan mendukung Desa tebas Kuala menjadi Desa Mandiri Yaitu; Dari Segi Geografis jelas terletak dipusat Kecamatan menjadikan pusat perekonomian menjadi tujuan masyarakat yang ada di sekitar kecamatan Tebas.
Perekonomian desa menjadi aspek penting maka dengan itu kegiatan perdagangan menjadi salah satu potensi yang dapat diandalkan untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat.menurut data ada 136 toko yang masuk wilayah Desa Tebas Kuala hal ini dapat diartikan bahwa pemasukan hasil pajak maupun distribusi menjadi salah satu penunjang untuk pemasukan Desa Tebas Kuala   
Desa Tebas Kuala hanya mempunyai satu sarana kesehatan yakni Puskesmas dan dikepalai oleh seorang Dokter. yang dalam hal ini untuk Puskesmas sudah terakriditasi oleh tim survey Akriditasi.dan saat ini puskesmas dalam renovasi agar memenuhi standar dan fasilitas yang baik bagi pelayanan kepada masyarakat.sarana pendidikan untuk meningkatkan SDM masyrakat dari tingkat TK,SD,SLTP,dan SLTA juga sudah tersedia di wilayah Desa Tebas Kuala.fasilitas Olahraga seperti Lapangan Bola,Lapangan Voli dan Lapangan Badminton dan saran Transportasi yakni adanya Dermaga penyebarangan Fefy dan Motor air.hal ini sangat membawa dampak positif bagipertumbuhan ekonomi dan sebagai penghubung antara Kecamatan Tebas dan Kecamatan Tekarang serta Kecamatan lainya yang ada didaerah sekitarnya.
Hal-Hal diatas adalah faktor yang mendukung Desa Tebas Kuala layak untuk dijadikan sebagai Desa Mandiri karna letak,perekonomian,dan saranan penujang lainya.sampai saat ini kepala desa,perangkat desa serta masyarakat Desa Tebas Kuala mendukung penuh dan menyambut dengan penuh harapan agar apa yang diimpikan masyarakat Desa Tebas Kuala Tercapai sehingga terwujud DESA TEBAS KUALA HEBAT TAHUN 2018.

D.    PENUTUP

Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa untuk menjadikan Desa Mandiri tidak la mudah dan perlu perjuangan dan berbenah dari segala bidang dan ini perlu waktu dan proses yang cukup panjang.serta ketersediaan anggaran yang benar-benar dirincikan dan dipertanggung jawabkan dalam pengelolaan anggaran tersebut.maka pembaguanan akan tercapai,nyata dan berhasil.hal ini ini tidak luput dari partisipasi masyarakat desa itu sendiri.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya paenulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Demikian sebuah paparan diatas yang bisa dikembangkan. Semoga bisa menjadi referensi yang berguna buat kita dan semua yang membaca tulisan ini. Sekian.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

2.      NAMA : BAHIDIN
NIM      : 302.2018.048

Pengaruh Pesatnya Perkembangan Internet Terhadap Remaja di Kota Tebas
Latar Belakang
Internet (interconnection-networking) adalah seluruh jaringan komunikasi yang menggunakan media elektronik, yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication protocol) untuk melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Rangkaian internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan rangkaian dengan kaidah ini dinamakan internetworking (antarjaringan).
Beberapa layanan populer di Internet yang sering digunakan seperti email (surat elektronik) dan World Wide Web (WWW) dan lebih banyak layanan yang dibangun berdasarkannya seperti milis (Mailing List) dan Weblog. Internet memungkinkan adanya servis terkini (Real-time service), seperti web radio, dan webcast, yang dapat diakses di seluruh dunia. Selain itu melalui Internet dimungkinkan untuk berkomunikasi secara langsung antara dua pengguna atau lebih melalui program pengirim pesan instan seperti Facebook, Instagram, Twitter dan lain sebagainya.
Tebas adalah salah satu kecamatan terbesar daerah dan penduduknya di Kabupaten Sambas, itu terbukti dengan luas daerah sebesar kurang lebih 624,24 km2 dan jumlah penduduk sebesar 64.200 jiwa (menurut BPS Kabupaten Sambas Tahun 2013). Di kota Tebas khususnya, sudah banyak terdapat café atau warung kopi yang memberikan fasilitas internet gratis dan tempat itu didominasi oleh remaja sebagai pelanggannya.
Seiring dengan perkembangan jaman dan canggihnya ilmu teknologi, membawa kehidupan masyarakat khususnya kehidupan remaja mengalami banyak perubahan. Dengan semakin mudahnya dalam mengakses internet melalui berbagai macam fasilitas seperti smartphone dan juga laptop. Dengan pesatnya perkembangan internet ini maka semakin dimudahkannya masyarakat khususnya remaja untuk mendapatkan berbagai macam informasi, baik itu informasi yang bersifat positif maupun negatif.
Gaya hidup remaja juga sangat dipengaruhi oleh hadirnya internet pada lingkungan kehidupan sosial mereka. Segala macam jenis informasi mulai dari berita-berita terbaru, sosial media (Facebook, Instagram, Youtube dll) bahkan berbagai macam jenis permainan game online yang banyak sekali mulai bermunculan dan sangat mudah diakses melalui internet. Hal ini menjadikan kehidupan remaja semakin konsumtif. Maka dari itu, saya menyusun karya tulis ini agar para pembaca dapat lebih memahami Pengaruh Pesatnya Perkembangan Internet Terhadap Remaja di Kota Tebas.
Metodologi Penelitian
Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan teknik wawancara sebagai metode penelitian dan menggunakan pendekatan secara sosial. 
Subyek penelitian adalah 20 remaja di Kota Tebas usia 16-19 tahun bertempat di café-café sekitaran Kota Tebas dilakukan selama sehari pada tanggal 23 Januari 2019 pukul 19.00 sampai pukul 22.00.
Pembahasan
Dari 20 remaja di Kota Tebas terdiri dari 15 orang laki-laki dan 5 orang perempuan yang berhasil penulis wawancari pada tanggl 23 Januari 2019 bertempat di Café Simple Tebas dan Café Goeboex Senturang sepakat menjawab bahwa internet telah menjadi sebuah kebutuhan utama bagi mereka. Dari bangun tidur mereka menghabiskan waktu selama kurang lebih 30 menit hanya untuk mengakses sosial media setelah itu baru melanjutkan aktivitas lainnya seperti mandi, sarapan dan sebagainya. Bahkan mereka mengakui selama belajar di sekolah mereka tak luput dari mengakses internet.
Dalam sehari-hari mereka menghabiskan waktu selama kurang lebih 12 jam untuk bermain game online maupun bermain sosial media. Oleh karena itu, dalam sebulan mereka menghabiskan biaya sebesar kurang Rp. 75.000,- untuk membeli kuota. Untuk menghemat kuota internet yang dibeli melalui provider internet mereka sepakat untuk mengakses internet melalui layanan hotspot gratis yang disediakan dibeberapa café disekitaran Kota Tebas.
Mereka juga paham akan dampak positif maupun negatif dari internet tersebut. Menurut tulisan yang dibuat oleh Rere Handayani yang penulis akses melalui laman acedemia.edu menjabarkan beberapa dampak positif maupun negatif internet bagi remaja.
Berikut beberapa manfaat internet secara umum bagi remaja :
Internet sebagai media mencari informasi;      
Media komunikasi;
Media pertukaran data;
Media kemudahan bertransaksi;
Media publikasi.
Media untuk menghasilkan uang
Dan berikut beberapa dampak negatif dari internet secara umum bagi remaja :
Pornografi dan meningkatkan angka kriminalitas
Kecanduan dan ketergantungan sosial media dan game online
Plagiarisme
Kurangnya bersosialisasi
Menurunnya prestasi di sekolah dan minat belajar
Itulah beberapa dampak dari perkembangan dan mudahnya akses internet bagi remaja. Sedangkan sebagian besar dari remaja yang penulis wawancari mengakui bahwa mereka menggunakan internet hanya untuk menghabiskan waktu atau relaksasi dan hanya sebagian kecil dari mereka yang sadar bahwa ternyata dari internet mereka dapat menghasilkan uang sendiri. 3 orang remaja perempuan yang penulis wawancari menyatakan bahwa semenjak berjualan online mereka dapat membiayai hidup sendiri tanpa harus meminta jajan kepada orang tua lagi.
Sesungguhnya mereka mengakui bahwa peluang untuk menghasilkan uang dari internet itu sangat besar, tetapi karena kurangnya motivasi untuk hidup mandirilah mereka hanya menghabiskan waktu mereka untuk bermain game online maupun sosial media.
Referensi
https://www.academia.edu/8055115/DAMPAK_POSITIF_DAN_NEGATIF_INTERNET_BAGI_PELAJAR
https://wiendewani.wordpress.com/2015/06/09/karya-ilmiah-pengaruh-media-sosial-bagi-pelajar/
https://dosenpsikologi.com/pengaruh-internet-terhadap-gaya-hidup-remaja
https://id.wikipedia.org/wiki/Tebas,_Sambas
https://id.wikipedia.org/wiki/Internet#Internet_pada_saat_ini
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas, penulis berkesimpulan bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat terutama dikalangan remaja di Kota Tebas dalam menyikapi akan perkembangan internet. Hal ini terbukti dari masih banyaknya remaja yang hanya menghabiskan waktu untuk bermain game online dan sosial media ketika mengakses internet.
Kurangnya kesadaran manfaat dari internet ini dimata remaja karena kurangnya pengetahuan yang diberikan baik itu di lingkungan masyarakat maupun dari pemerintah. Seharusnya dari Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) dan pemerintah bekerjasama untuk memberikan pelatihan maupun seminar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat dari internet itu sendiri.
Karena internet dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, sudah banyak contoh di Indonesia beberapa orang yang mempunyai penghasilan hingga ratusan juta rupiah perbulan. Era ini merupakan era digital karena peluang kerja lebih besar didunia internet dibandingkan dunia nyata, maka seharusnya dari usia dini sudah ditanamkan akan pengetahuan dunia internet.



MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
3.      NAMA : EKO JUNIARTO
NIM      : 302.2018.049

JALAN PELABUHAN SINTETE RUSAK BERAT
A.    Latar belakang
Sangat menyulitkan untuk warga dalam bertranportasi menuju pelabuhan sintete dikarenakan jalan yang rusak berat diakibatkan banyak nya keluar masuk mobil kendaraan yang bertonase berat akibat muatan yang diangkut kian berat.
Pelabuhan Sintete berada di Dusun Sintete Desa Singaraya dari Rt.001 sampai Rt.006 kondisi jalan yang cukup parah sepanjang kurang lebih 2,5 Km Sehingga jalannya belobang sehingga masyarakat pengguna jalan tersebut sangat mengeluh apabila musim kemarau jalan penuh berdebu, dan dimusim hujan jalan penuh dengan genangan air. 
Setiap pengguna jalan yang rusak ini sering berkeluh kesah dan menggerutu setiap lewat di jalan tersebut apalagi yang menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat yang bertonase berat sehingga barang yang di angkut sering berjatuhan sehingga membuat pengangkut barang ini sering mengeluh dengan kondisi jalan ini.
Teruntuk yang menggunakan kendaraan roda dua sering mengalami kebocoran ban dan yang lebih parah lagi yang menggunakan roda dua juga mengalami kerusakan pada kendaraan nya, apalagi pada musim penghujan seperti saat sekarang ini banyak jalan yang berlobang tersebut di genangi air sehingga para pengguna jalan banyak terjebak.
Khusus untuk pejalan kaki sangat meresahkan mereka banyak jalan yang tidak bisa di tuju banyak genangan air apabila hujan dan apabila kemarau jalan berdebu apabila berpapasan dengan kendaraan bermotor maupun mobil, sehingga banyak yang pejalan kaki yang menggunakan masker, terlebih lagi kepada warung-warung yang berada dipinggir jalan terutama warung kopi dan warung jajanan untuk sarapan pagi sangat berpengaruh pada pendapatan mereka orang-orang sampai enggan untuk jajan dan minum kopi dikarenakan debu yang sangat tebal apabila kendaraan yang lewat.
Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, PersepsiDan Sikap Masyarakat Terhadap Manfaat Bantuan PSD-PU oleh MA Sidik tahun 2011.
Brian Praditya,Hanaldy. Dampak CSR PT. Indobent Terhadap Perkembangan Ekonomi dan Lingkungan di Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan Provinsi Jawa Timur .Diss UPN”Veteran “di Yogyakarta Tahun 2015. Sugoro, Irawan “Uji Pencemaran udara oleh pertikulat debu di sekitar terminal Lebak Bulus berdasarkan Bioindikator stomata pada tanaman Glodogan (polyalthia logifolia).

B.     Metodologi

Dalam tulisan ini cenderung lebih kebidang ekonomi yang begitu berpengaruh kepada pendapatan orang-orang yang bermata pencarian dagangan bahan makanan seperti jajanan makanan jadi dan lebih spesifik lagi kesehatan yang lebih berpengaruh kepada orang-orang yang berpenyakit Saluran Pernafasan Akut ( ISPA ).
Tulisan ini berawal dari pengamatan sendiri dikarenakan menjadi penduduk yang berada di daerah Jalan Pelabuhan Sintete, dan juga pada saat mengalami sendiri apa yang terjadi seperti yang yang tertulis diatas, pada hari minggu tanggal 6 Januari 2019 pada saat akan jajan bersama keluarga di salah satu yang berjualan jajanan di sekitar jalan dengan keluhan dari penjual jajanan tersebut tentang akibat yang timbul dari rusaknya jalan pelabuhan sintete sehingga menimbulkan debu yang sangat mempengaruhi dari pendapatan mereka.  
C.     PEMBAHASAN
Melihat keadaan semakin parah jalan yang selalu dilewati oleh para pamakai jalan menuju Pelabuhan Sintete tentunya yang menjadi perhatian penting kepada Pemerintah Dareah untuk melihat infrastruktur yang kurang memadai ini, karena Pelabuhan Sintete merupakan termasuk sumber inkam bagi pemerintah daerah seharusnya adanya kepedulian dari pihak pemerintah daerah terkait infrastruktur yang sudah tidak memadai ini.
Kami selaku warga sangat mengharapkan adanya kepedulian dari pihak Pemerintah Daerah untuk segera membangun sarana dan prasarana terutama jalan Pelabuhan Sintete yang sudah sangat parah, yang berimbas kepada masyarakat sekitarnya. Sehingga memutus mata rantai perekonomian dan juga kesehatan yang berimbas terutama penderita penyakit ISPA. 
Sudah beberapa kali kepedulian masyarakat dan para pemakai jalan tersebut bergotong royong memperbaiki jalan yang sudah sangat parah tersebut yaitu dengan menutup lobang-lobang dengan swadaya membeli batu dan pasir demi kenyamanan sesama pemakai jalan dan masyarakat yang bermukim di pinggiran jalan tersebut.
Sudah segala cara digunakan untuk memohon bantuan kepada pemerintah daerah agar jalan yang sangat parah itu di bangun, tapi sampai sekarang jalan tersebut tidak kunjung dibangun bahkan yang melewati jalan yang rusak parah tersebut sering dilewati kendaraan bertonase berat. Sudah menjadi pembicaraan serius di setiap warung-warung mengenai rusaknya jalan Pelabuhan Sintete, sudah berbagai cara sudah di tempuh tapi tidak ada respon sama sekali dari Pemerintah Daerah.
D.    PENUTUP
Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa akibat dari rusaknya jalan Pelabuhan Sintete banyak merugikan para pemakai jalan dan masyarakat yang bermukim di pinggiran jalan Pelabuhan Sintete, terutama lagi yang bermata pecarian sebagai pedagang, dan juga yang mempunyai riwayat penyakit ISPA. Maka dengan ini penulis memberikan penjelasan diatas agar pihak yang terkait terutama Pemerintah Daerah untuk dapat respon terhadap infrastruktur yang menjadi inkam dalam Pemerintahan.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya paenulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Demikian sebuah paparan diatas yang bisa dikembangkan. Semoga bisa menjadi referensi yang berguna buat kita dan semua yang membaca tulisan ini. Sekian.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
4.      NAMA : ERMICA
NIM      : 302.2018.050        

TRADISI BEPAPAS KAMPUNG PADA MASYARAKAT SAMBAS

A.           Latar Belakang
Menurut Aguste Comte bahwa kehidupan Masyarakat dari segi berpikir manusia tertuju pada tiga fase yaitu 1. Theologi, 2. Metavisika. 3. Positivisme. Setiap komunitas manusia pada umumnya memiliki suatu sistem kebiasaan, tradisi ataupun kepercayaan yang diwariskan secara turun-temurun ke dari generasi kegenerasi selanjutnya. Misalnya menyangkut masalah Kebiasaan atau tradisi yang selalu menjadi kepercayaan seseorang atau sebagian sekelompok Masyarakat bahwa peristiwa hal tersebut merupakan  adat yang selalu menjadi kehawatiran apabila tidak dilaksanakan. kemudian mengalami suatu pengaruh berupa pengembangan maupun penyusutan akibat faktor ekternal maupun faktor internal dari kebiasaan itu sendiri. Pengaruh ekternal tersebut antara lain: agama, perkembangan ilmu dan teknologi, maupun arus budaya dari luar. Agama termasuk salah satu faktor eksternal yang mampu memengaruhi perubahan tradisi dalam kehidupan masyarakat yang selalu percaya hal- hal kebiasaan tersebut.

B.            Metodelogi
Sebagi tujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan wawancara dengan Bapak Mahmudin Yasin. Terjadi pada hari Minggu Tanggal 22 Januari 2019 jam 10.00 WIB s/d Selesai  bertepatan dirumah Nya beliau seorang Amil Kepala. Dan secara depinisi bahwa pendekatan ini juga dilakukan berdasarkan hasil pengamatan dilapangan sebagai wujud praktek yang terjadi di Masyarakat.

C.           Pembahasan
Masyarakat Melayu Sambas yang terdapat di Provinsi Kalimantan Barat dahulunya berada dalam Kerajaan Sambas. Kerajaan Sambas didominasi oleh suku Melayu yang berasal dari jazirah Malaka atau Semenanjung Melayu. Kedatangan suku Melayu ini merupakan tanda masuknya Islam di wilayah Kalimantan Barat dengan bukti sejarah berupa istana, masjid, dan makam-makam raja. Namun dalam perkembangan lebih lanjut pengaruh Islam sangat memengaruhi kehidupan masyarakat Melayu Sambas. Masyarakat Melayu Sambas masih memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang bertahan hingga saat ini, antara lain: Bepapas Kampung Melayu Sambas merupakan salah-satu sub-etnis melayu yang memiliki kekhasan dari segi bahasa, adat istiadat, sebaginnya. Masyarakat Melayu Sambas menyangkut masalah adat tradisional pada umumnya memiliki sebuah kepercayaan dan praktik yang diyakini oleh manusia (sekelompok masyarakat) bahwa mereka masih kental dengan adat tradisi yang dapat memengaruhi mereka sendiri  bahkan berpengaruh bagi orang lain (sekelompok Masyarakat ) dengan memenipulasi daya-daya yang lebih tinggi yang disebut dengan selalu mudah percaya dengan hal- hal Goib. kepercayaan tersebut masih menjadi kebiasaan. Dan salah satu praktek yang terdapat di Masyarakat Melayu Sambas salah satunya adalah Bepapas Kampung.
Bepapas Kampung  merupakan adat kebiasaan yang masih hidup atau dipraktekan dalam masyarakat Melayu Sambas contohnya bagian Desa-desa tertentu sejak dulu hingga sekarang. Bepapas Kampung  juga merupakan suatu bentuk nilai kebiasaan bagi masyarakat tertentu  yang masih menjaga adat dan tradisi tersebut khususnya kebiasaan sebelum melaksanakan bepapas Kampung perlu diketahui ada hal- hal khusus yang perlu dilaksanakan contohnya pembuatan ketupat Rateh ataupun Ketupat Lontong sebagai sesajian untuk pelaksanaan acara Bepapas Kampung yang nantinya di bawa secara bersama-sama kesuatu tempat dimana acara akan dilaksanakan, Kemudian setelah itu  seperti ketupat yang tadinya di bawa dimakan secara bersama- sama dengan tujuan mengikat talipersaudaraan masyarakat setempat.
Dalam kehidupan Sosial (Masyarakat), Aguste Comte membuat suatu bentuk pemahaman kajian terhadap bentuk penelitin pada kehidupan sosial cendrung masih mengarah ke arah kebijakan dalam hal Theologi, Metafisika, Dan Positifisme.  Dan salah satunya peristiwa ini terjadi pada suatu kehidupan Masyarakat Sambas yang masih percaya tentang kebiasaan yang seharusnya salah satu bentuk kebudayaan “ Bepapas Kampung” tersebut sudah tidak lagi menjadi adat yang kental di laksanakan oleh sebagian masyakat Desa khususnya desa Perdalaman. Bepapas Kampung  itu sebagai suatu keadaan sesuatu yang ada, tetapi tidak dinikmati oleh seluruh Nya (Sosial). sehingga dapat menimbulkan kehawatiran ataupun efek atau ekses negatif berupa “musibah” (sial, malapetaka, dan masalah-masalah lainnya) sebagai wujud bentuk kepercayaan. Bepapas Kampung itu merupakan sebuah tradisi yang berlaku bagi masyarakat Kalimantan Barat khusunya Melayu Sambas. Mereka yang dikelompokkan masyarakat Melayu di Kalimantan Barat bersepakat bahwa tradisi Bepapas Kampung merupakan sebuah penanda yang menjadi kebiasaan, sehingga membentuk petanda berupa mental masyarakat Melayu Sambas yang sudah dijalankan sejak lama secara turun temurun.  Bepapas Kampung dikatakan bahwa sampai sekarang masih dipercaya sebagai hal yang menghawatirkan apabila tidak dilaksanakan tepat pada waktunya dengan kata lain dilaksanakan sesuai dengan kepercayaan  masyarakat tersebut (Melayu Sambas) “desa-desa perdalaman tertentu” kapan akan diadakan adat tersebut, basanya bertepatan pada hari Jum’at Pagi. karena Bepapas Kampung itu adalah suatu adat yang melekat kuat dalam pikiran masyarakat Melayu Sambas (desa-desa tertentu) sebagai sebuah tradisi yang harus dijalankan tanpa bertanya alasannya. Jika Bepapas Kampung tidak dilaksanakan, maka orang tersebut akan mendapatkan “musibah” atau bencana sehingga untuk menghindari hal tersebut, biasanya Masyarakat Melayu Sambas melakukan adat tersebut yang disebut bepapas kampung.

D.           Kesimpulan
Kebudayaan merupakan adat dan tradisi yang masih melekat dan dilaksanakan sesuai dengan penerapan pada masing-masing budaya suatu daerah, terutama kebudayaan yang terjadi di daerah Kalimantan Barat khusunya pada kebiasaan (Adat – Istiadat) Masyarakat Sambas tentang Bepapas Kampung yang sampai sekarang masih di terapkan / dipraktekan  oleh sebagian masyarakat kalangan tertentu ( Desa Perdalaman).

E.            Referensi
Bahidhawy.Z dan Jinan. M. (2002)
Zakiyuddin. Jinan. Muttoharun Agama dan Popularitas Budaya Lokal
Buku Sosiologi SMA, dan Buku Antropologi
Aly,Abdullah,drs, dan Ir.Eny Rahma,Ilmu Alamiah Dasar,Jakarta,PT Budi Aksara,2003.
Sujarwa,Drs, M. HUM,Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar,Yogyakarta,Pustaka Pelajar,2010.
Margono,Drs,dkk,Ilmu Alamiah Dasar,Surakarta, Universitas Negeri Surakarta,1982.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
5.      NAMA : FERY EFENDY
NIM      : 302.2018.051
BEPAPAS KAMPUNG
A.    Latar Belakang
Bepapas Kampung merupakan tradisi adat budaya melayu yang dimiliki sejak zaman dahulu, masyarakat yang pada mulanya saling menjaga dan menghormati masing-masing individu merupakan sebuah bentuk anugerah yang diturunkan oleh Tuhan sebagai karunia yang paling mendasar dalam hidup manusia yang paling berharga.
Namun pada kenyataannya tradisi bepapas kampung merupakan suatu keyakinan yang selalu dilaksankan setiap tahunnya, kegiatan bepapas kampung dilaksankan menyambut 1 Muharram (Tahun Baru Hijriah) salah satu tradisi khususnya pada muslim melayu di Desa Serindang.
Sebelum dimulainya bepapas  kampung tetua adat dan Labai serta tokoh masyarakat mengajak warga untuk berkumpul di Masjid dengan sholat Magrib berjamaah. Setelah sholat, tetua adat dan Labai memimpin pembacaan surah Yaasin bersama, kemudian dilanjutkan dengan membaca do’a selamatan.
Pada pagi harinya menjelang siang, tetua adat membawa air yang disebut Air Tolak Balla, proses bepapas tersebut dimulai dari rumah ke rumah tetua adat membawa perlengkapan yang disebut daun imbali, daun mentibar, daun enjuang, dan kasai langgir. Daun enjuang bermakna hidup ini adalah perjuangan, daun mentibar bermakna penuh cabaran, daun imbali bermakna cepat bersatu kembali, tempurung kelapa tempat kasai langgir yang dicairkan dengan air tolak balla, beras yang di buat kasai langgir bermakna niat suci air tolak ballah bermakna semoga dijauhkan oleh Allah Swt dari balla. Acara tersebut menghindarkan dari balla, penyakit hal-hal yang kurang baik semoga dijauhkan oleh Allah dar orang yang tinggal dirumah atau tempat lainnya.
Bepapas salah satu sarana media/sarana untuk berdo’a silaturrahim dan sedekah, karena biasanya acaranya tersebut melakukan suatu ibadah dan kemasyarakatan tidak lepas dari sumber agama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Maka dapatlah kita lihat tradisi-tradisi yang ada sekarang ini tentu beracuan pada Kitabullah dan Sunnah Rasul yang disesuaikan waktu kemasyarakatan.
Bepapas adalah adat bersandikan syara’-syara’, dan bersandikan Kitabullah apabila balla telah terjadi semoga tidak terulang kembali balla.
B.     Metodologi
Pelestarian kebudayaan mutlak tidak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan suatu kompleksitas yang menjadikan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, dan hanya cukup dengan dilestarikan tetapi harus diwariskan kepada generasi selanjutnya.
C.    Pembahasan
Bepapas kampung adalah asas-asas dasar yang menyatakan kebebasan dasar manusia, sebagai nilai budaya yang harus dipertahankan dan dilindungi, dihormati. Bepapas kampung tidak dapat dipisahkan sudah menjadi tradisi dan budaya yang berkembang secara turun menurun.
Tradisi dan budaya suatu kompleksitas yang menjadikan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat, dan tidak terlepas dari sumber aama yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
Tradisi-tradisi yang ada pada saat ini tentu beracuan pada Kitabullah dan Sunnah yang disesuaikan waktu kemasyarakatan.
D.    Kesimpulan
Bepapas adalah tradisi dan budaya yang berkembang secara turun temurun, terkait tentang hakikat kehidupan masyarakat setempat sangat memegang teguh adat dan istiadat.
Kegiatan bepapas kampung merupakan suatu keyakinan muslim melayu yang ada di Desa Serindang dengan menyambut tahun baru Hijriah (1 Muharram) acara bepapas kampung memberikan nilai-nilai agama yang harus dihormati dan dipertahankan sebagai nilai budaya.
Maka dapatlah kita lihat tradisi-tradisi yang ada bersandikan syara’-syara’ berdasarkan Kitabullah semoga balla tidak terulang kembali.
E.     Referensi


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS SYARIAH
(SEMESTER I TAHUN AKADEMIK 2018/2019)
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY, S. Pd, M.Pd

6.      NAMA : FEVI SUPIANTI
NIM      : 302.2018.052
TRADISI I MUHARRAM DI DESA SERINDANG
A.      LatarBelakang
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah. Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipat gandakan dan bermaksiat dibulan ini dosanya dilipat gandakan pula.
Muharram adalah bulan pertama dalam hitungan kalender Islam, atau lebih terkenal dengan “Tahun Hijriah”. Berbeda dengan tahun Masehi yang dihitung berdasarkan perputaran Bulan terhadap Bumi. Satu bulan terdiri atas 29 atau 30 hari, dan satu tahun terdiri atas 12 bulan. Tradisi I Muharram (TahunBaruHijriah) di desa Serindang disambut dengan meriah oleh masyarakat.
Pelaksanaan I Muharram  pada malam hari dilakukan dengan kegiatan masyarakat berkumpul di Masjid untuk melaksanakan sholat Maghrib berjamaah, setelah sholat dilanjutkan dengan membaca surat yasin yang dipimpin oleh bapak Amil kemudian dilanjutkan dengan membaca do’as elamat dan do’a awal tahun.
Padapagiharisekitarpukul 06.00 WIB, dilanjutkan dengan kegiatan berpepas kampung serta membaca do’a selamat yang dipimpin oleh bapak Amil dan diikuti oleh beberapa orang, adapun perlengkapan yang dibawa  berupa daun imbali, daun mentibar, dan daun enjuang, serta kasai langgir yang dicairkan dengan air do’a selamat dan do’a tolak bala yang dimasukan kedalam tempurung atau sejenisnya, adapun proses kegiatannya dilakukan dari rumah kerumah.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya, serta dengan membacakan  do’a bersama merupakan  wujud permohonan dan   agar diberikan keselamatan kepada masyarakat dan mudah-mudahanhan Allah menghindarkan segala macam musibah.
Ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan tulisan ini. Pertama, penelitian dengan judul Kebudayaan dan Lingkungan, oleh Poerwanto, pada tahun 2000.Kedua,penelitian dengan judul Peran Tumbuhan Dalam Kehidupan Tradisional Masyarakat, oleh Rahayu, M. & Harada, K., pada tahun 2004. Ketiga, Penelitian dengan judul Bulan Sura Dalam Perspektif Islam, oleh Nurdiani, P., pada tahun 2013.
B.       Metodologi
Pendekatan ini dilakukan dengan cara pendekatan Kebudayaan, adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian dengan Dokumentasi dan Observasi dilakukan di desa Serindang pada tanggal 24 Januari 2019.
C.       Pembahasan
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram ataubulan yang dimuliakan Allah. Empat bualan tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah. Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipat gandakan dan bermaksiat dibulan ini dosanya dilipat gandakan pula.
Dalam menghadapi 1 muharram (tahun baru hijriyah), sebagian kaum muslimin terutama khususnya di daerah Sambas, apabila masuk 1 Muharram ( tahun baru Islam) maka sebagian masyarakat muslim di daerah sambas menyambutnya dengan berbagai macam amaliyah yang sudah menjadi tradisi dari orang tua-tua dulu hingga sekarang ini, masih eksis dilakukan diberbagai desa atau masjid.
Menjelang 1 Muharram (ba’da shalat Asar), biasanya sebagian masyarakat berkumpul di masjid bersama-sama untuk menunggu pergantian tanggal. Sekitar jam 5 sore mereka secara berjama’ah membaca do’a akhir tahun. Ada juga masyarat sebelum membaca do’a akhir tahun, mereka bersama-sama membaca surah yasin1x ,setelah itu baru berdo’a. Dan ada juga yang hanya membaca do’a saja, tanpa membaca surat yasin.Setelah masuk tanggal 1 Muharram (ba’damaghrib), biasanya sebagian masyarakat berkumpul kembali di masjid beramai-ramai (biasanya setelah mereka shalat berjama’ah maghrib) untuk membaca do’a awal tahun.
Ada juga masyarakat sebelum membaca do’a awal tahun, mereka bersama-sama membaca surah yasin 1x ,setelah itu baru berdo’a. Dan ada juga yang hanya membaca do’a saja, tanpa membaca surat yasin. Setelah mereka membaca do’a, biasanya mereka menghidangkan makanan (kue) yang mereka bawa masing-masing dari rumahnya. Dan ada juga di sebagaian masyarakat setelah shalat isya mereka mengadakan /mengundang penceramah untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat yang hadir. Ceramahnya biasanya tentang hikmah hijrahnya nabi saw dari makkah kemadinah.
Kemudian keesokan harinya, di sebagian desa khususnya di waktu pagi, mereka berkumpul kembali di masjid untuk membaca do’a selamat dan do’a tolak bala.Menurut mereka mudah2an dengan berdo’a bersama, Allah memberikan keselamatan kepada masyarakat dan mudah2han Allah menghindarkan segala macam musibah.Ada juga di sebagian masyarakat di pagi itu, di isinya dengan mengundang ceramah untuk pencerahan kepada masyarakat tersebut.
Ada juga di sebagian desa, mereka di hari tersebut membuat kue di letakkan di meja tamu, seperti hari raya idulfitri dan idul adlha. Karena di hari itu Mereka saling bersilaturrahim darirumah kerumah dalam satu hari itu, untuk bersilaturrahim dan saling ma’af mema’afkan antara satu dengan yang lain. Jadi dalam satu hari itu mereka libur untuk berkerja misalnya nelayan, petani, tukang rumah dan lain-lain.
Ada juga di masyarakat untuk memeriahkan tahun baru islam, selain amaliyah yang disebutkan diatas, mereka mengadakan berbagai macam perlombaan untuk anak dan remaja terkadang juga untuk dewasa, misal baca qur’an, azan, hapalan surat pendek, dan lain-lain. Dan bahkan ada juga pawai atau karnaval serta hiburan rakyat. Begitulah tradisi di masyarakat sambas dari dulu hingga sekarang ini.
D.      Kesimpulan
Bulan Muharram adalah bulan yang dimuliakan  oleh Allah,salah satunya  adalah dengan membacakan do’a bersama merupakan wujud permohonan dan meminta perlindungan kepadaAllah agar diberikan keselamatan kepada masyarakat dan mudah2han Allah menghindarkan segala macam musibah.
Kegiatan memperingati I Muharram  merupakan suatu keyakinan bagi masyarakat muslim yang ada di desa Serindang dan di daerah Sambas. Dengan memberikan nilai-nilai agama yang harus dihormati dan dipertahankan  sebagai nilai budaya dan tetap dilestarikan agar tidak punah.
E.       Referensi


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
7.      NAMA :HABDULLAH
NIM      : 302.2018.053
KENAKALAN REMAJA DI DESA SEGEDONG
Latar Belakang 
                    Kenakalan Remaja adalah salah satu masalah di desa Segedong yang belum teratasi oleh pemerintah desa dikarenakan remajanya tidak memperdulikan himbauan dan sosialisasi yang selama ini yang sering dilaksakan oleh pemerintah desa .
      Desa Segedong terletak disebelah Selatan berbatasan dengan desa Semparuk Kecamatan Semparuk sebelah Utara dengan desa Pusaka dan sebelah Timur dengan desa Maktangguk dan sebelah Barat berbatasan dengan sungai Sambas besar. Jumlah penduduk desa Segedong kurang lebih 2268 jiwa. Dan jumlah remajanya kurang lebih 350 jiwa lelaki dan wanita.
             Ada beberapa factor penyebab terjadinya kenakalan remaja yang ada di desa Segedong diantaranya : Pertama pergaulan yang kurang baik dengan lingkungan. Kedua komunikasi yang kurang baik dengan keluarga. Ketiga Kurangnya pendekatan dengan agama.
                  Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, Peran persepsi keharmonisan keluarga dan konsep diri terhadap kecenderungan kenakalan remaja. Oleh U Maria, S Nuyoto- Tahun 2007. Ulfah Maria Universitas Gadjah Mada.Kedua Remaja dan Masalahnya mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja narkoba,free sex dan pemecahannya. Oleh Willis,S.S tahun 2008. Ketiga Religiusitas, Kontrol diri dan kenakalan remaja Oleh Aviyah,E.,& Farid,M  tahun 2014.
Metodologi.
  Artikel ini dibahas dengan Pendekatan Sosial. Data dalam penulisan ini dikumpulkan dengan cara pengambilan sampel yang berjumlah 50 orang remaja menggunakan karatkteristik diantaranya 1) Remaja awal berusia 13-16 tahun, 2) tinggal dengan orang tua, 3) jenis kelamin dengan laki-laki dan perempuan.yang kegiatannya dilakukan selama satu minggu (door to door) di desa Segedong. 
Pembahasan.                
         Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini.M
asa remaja sering menimbulkan kekwatiran bagi orang tua dan sering menjadi pembahasan dalam seminar tentang kenakalan masa remaja.   Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa dengan kisaran usia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun.        Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman-teman sebayanya. Hal ini karena mereka memang sama-sama masih dalam mencari identitas jati dirinya. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut dengan kenakalan remaja.                 
E.     Kesimpulan.
Pada dasarnya kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-narma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang – orang sekitarnya.
Kenakalan remaja pada  zaman sekarang ini disebabkan oleh beberapa factor diantaranya factor remaja itu sendiri ( internal) maupun factor dari luar (internal).
Remaja harus bias mendapatkan sebanyak mungkin figure orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga meraka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelunnya gagal dalam tahap ini. 
 Adanya motipasi dari keluarga ,guru,teman sebaya merupakan hal-hal yang biasa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja tersebut.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
8.      NAMA : HAMDANI
NIM      : 302.2018.054

UPAYA PEMBANGUNAN MASJID AR-RAHMAN
DESA PANGKALAN KONGSI

A. Latang Belakang   
Masjid merupakan tempat beribadah umat islam. Sebagai tempat ibadah masjid haruslah memenuhi beberapa persyaratan agar terlaksananya shalat jamaah yang khusu’. Diantara syarat tersebut adalah bangunan fisik yang memadai baik ukuran maupun ketahanan atau layak pakai.
Masjid Ar-Rahman terletak di Rt. 10 Rw. 05 dusun Tumpak Jawai desa Pangkalan Kongsi Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas.
Maksud dibangunnya Masjid Ar-Rahman dusun Tumpak Jawai adalah untuk memberi kenyamanan kepada jama’ah untuk beribadah, karna bangunan masjid yang lama sudah tidak memungkinkan untuk menampung jama’ah yang akan beribadah seiring dengan laju pertumbuhan penduduk di dusun Tumpak Jawai desa Pangkalan Kongsi.
Masjid Ar-Rahman Dusun Tumpak Jawai yang berdiri pada tanggal 21 April 1973 dan mempunyai jamah 798 orang adalah merupakan satu-satunya masjid yang berdiri di dusun Tumpak Jawai desa Pangkalan Kongsi,sebagai masjid dusun, masjid tersebut telah mengalami beberapa kali perbaikan yang dilakukan secara gotong-royong yaitu dengan meminta sumbangan kepada masyarakat dengan pengumpulan padi setiap kali setelah panen.
Walaupun telah mengalami beberapa kali renovasi, masjid Ar-Rahman Tumpak Jawai masih mengalami kerusakan sehingga masjid tersebut sangat perlu untuk dibangun kembali.
Sampai saat ini penggalangan dana terus dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat Pembangunan Masjid Ar-Rahman tersebut.
Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, “Islamisasi Sains dan Saintifikasi Islam”: Model Manajemen Pemberdayaan di Masjid Salman ITB Bandung. Harmoni, 13(1), 36-51 oleh Farida, A. (2014). Kedua,Manajemen Masjid. Gema Insani oleh Ayub, M. E. (1996). Ketiga, Pemberdayaan Ekonomi Potensial Masjid Sebagai Model Pengentasan Kemiskinan. Al-IQTISHADIYAH: Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah (e-Journal), 2(2) oleh  Erziaty, R. (2015). Keempat,  Studi Fenomenologi Peranan Manajemen Masjid At-Taqwa dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Bangkalan. Kompetensi (Competence: Journal of Management Studies), 8(1) oleh Auliyah, R. (2014).
B. Metodologi
Dalam tulisan ini cenderung lebih kebidang ekonomi yang meneliti cara Panitia Pembangunan Masjid untuk mengupayakan pembiayaan pembangunan masjid dan memotivasi warga masyarakat desa untuk beramal semampunya dan juga melihat upaya Panitia Pembangunan Masjid untuk mengumpulkan dana dari pihak-pihak ketiga yang berkeinginan untuk mengimfaqkan rezekinya untuk digunakan pada jalan yang di ridhoi Allah SWT.
Tulisan ini berawal dari pengamatan sendiri, bagaimana kegigihan Panitia Pembangunan Masjid bersama masyarakat untuk mengumpulkan dana secara swadaya masyarakat dan pihak ketiga baik itu para Dermawan secara pribadi dan pihak Pemerintah.
C. Pembahasan
Masjid Ar-Rahman pertama kali dibangun pada tahun 1973, terletak di dusun Tumpak Jawai Rt. 09 Rw. 05 desa Pangkalan Kongsi Kecamatan Tebas dan didirikan pada tanah Wakaf keluarga Amil Jama’ani. Pembangunan bangunan masjid tersebut murni swadaya masyarakat di dusun Tumpak Jawai dan sumbangan pihak hamba Alllah SWT yang dermawan.
Pada tahun 1988, dibangun kembali dan dipindahkan di Rt. 11 Rw. 06 dusun Tumpak Jawai desa Pangkalan Kongsi Kecamatan Tebas disebabkan bangunan masjid lama sudah tidak memungkinkan untuk digunakan buat kepentingan ibadah dan sosial kemasyarakatan dan status tanah wakaf yang dipermasalahkan oleh pihak keluarga Amil Jama’ani.
     Berdasarkan hasil musyawarah dikala itu, tokoh agama dan masyarakat dusun Tumpak Jawai sepakat untuk membeli tanah baru dan sekaligus membangun masjid baru dengan cara swadaya masyarakat dan pihak ketiga.
     Pada proses penggalangan dana diupayakan dengan jalan masyarakat menyumbangkan tenaga dan harta secara keikhlasan masing-masing warga masyarakat dan alhamdulillah selama lebih kurang 2 tahun bangunan masjid tersebut bisa digunakan untuk ibadah dan kepentingan sosial kemasyarakatan di dusun Tumpak Jawai.
     Alhamdulillah pada tahun 1996, masjid Ar-Rahman mendapat bantuan bangunan baru dari sumbangan PP Muhammadiah dengan besar dana Rp. 18.000.000,00 (Delapan Belas Juta Rupiah) dan pengerjaan bangunan masjid tersebut selesai dalam tempo 3 sampai 4 bulan atas gotong-royong masyarakat setempat, sampai sekarang masih dipergunakan masyarakat.
     Pada proses pembangunan sangat disayangkan masih belum teliti dalam menentukan arah kiblat yang benar sehingga menimbulkan polemik dimasyarakat karena setelah diteliti oleh pihak Kantor Urusan Agama kecamatan Tebas atas permintaan jamaah masjid Ar-Rahman, ternyata melenceng hampir 42 derajat.
     Setelah melihat keadaan tersebut diatas, diadakan musyawarah pada tanggal 18 Februari 2018 di masjid Ar-Rahman dihadiri oleh Kepala Desa, Kepala Dusun, Ketua Rt, Ketua Rw, Ketua Amil, Pengurus Masjid dan seluruh warga masyarakat dusun Tumpak Jawai dan disepakati untuk membangun bangunan masjid baru yang letaknya dibelakang bangunan masjid yang telah ada sekarang dan membeli tanah milik keluarga H Tayib. Tanah tersebut dengan panjang 12 meter dan lebar 18 meter dibeli seharga Rp. 15 juta rupiah.
     Pada saat itu dana yang tersimpan di Buku Kas Pengurus Majid sudah mecapai Rp. 87.253.000,00 (Delapan Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah). Dana Tersebut diperoleh dari sumbangan wajib masyarakat yang dikumpulkan pada setiap setelah panen padi dan juga sumbangan pihak ketiga.
     Pengurus Masjid Ar-Rahman juga mengajukan proposal kepada pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas dan disetujui pada tahun anggaran 2018 lewat Program Bansos sebesar Rp. 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah). Sampai pada saat ini dana sudah terkumpul Rp.257.000.000,00 (Dua Ratus Lima Puluh Tujuh Juta Rupiah) dan sudah di keluarkan untuk pembangunan Masjid tersebut Rp. 253.500.000,00 (Dua Ratus Lima Puluh Tiga Juta Lima Ratus Ribu Rupiah).
     Masjid Ar-Rahman pada saat sekarang masih pada proses perampungan pembangunan yang direncanakan menghabiskan dana total Rp. 645.000.000,00 (Enam Ratus Empat Puluh Lima Juta Rupiah) dan masih memerlukan bantuan masyarakat dan para dermawan yang dihimpun oleh Pengurus Masjid tersebut.

D. Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Masjid merupakan tempat beribadah umat islam. Sebagai tempat ibadah masjid haruslah memenuhi beberapa persyaratan agar terlaksananya shalat jamaah yang khusu’. Diantara syarat tersebut adalah bangunan fisik yang memadai baik ukuran maupun ketahanan atau layak pakai. Dan menggambarkan kegigihan Pengurus Masjid bersama masyarakat untuk mengumpulkan dana secara swadaya masyarakat dan pihak ketiga baik itu para Dermawan secara pribadi dan pihak Pemerintah.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Demikian sebuah paparan diatas yang bisa dikembangkan. Semoga bisa menjadi referensi yang berguna buat kita dan semua yang membaca tulisan ini. Sekian.

E. Referensi
Farida, A. (2014). “Islamisasi Sains dan Saintifikasi Islam”: Model Manajemen
Pemberdayaan di Masjid Salman ITB Bandung. Harmoni, 13(1), 36-51.
Ayub, M. E. (1996).Manajemen Masjid. Gema Insani.
Erziaty, R. (2015).Pemberdayaan Ekonomi Potensial Masjid Sebagai Model Pengentasan
Kemiskinan. Al-IQTISHADIYAH: Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi
Syariah (e-Journal), 2(2).
Auliyah, R. (2014).Studi Fenomenologi Peranan Manajemen Masjid At-Taqwa dalam
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Bangkalan. Kompetensi (Competence:
Journal of Management Studies), 8(1).


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
9.      NAMA  : HUSNI
NIM       : 302.2018.055
TAMAN EDEN  DI DESA SEBERKAT
Latar Belakang
Taman adalah keindahan alam yang di buat manusia dan akan indah jika di jaga dan di pelihara dengan baik.Taman Eden memiliki keindahan tersendiri. Terdapat batu- batu yang di ukir sedemikian rupa serta berbagai bentuk hingga menambah keunikan taman ini dan terdapat sebuah kolam yang di hiasi bunga teratai. 
Taman eden Terdapat  di Desa Seberkat, tepatnya diperbatasan gunung cengal yang diantara hutan gunung peresak dan gunung cengal. Jaraknya sekitar  6 km dari kecamatan dan dapat di tempuh menggunakan sepeda motor sekitar 30 menit. Daerahnya sangat indah dan asri dengan di kelilingi hutan lindung, setelah ini di kelola oleh seorang pengusaha daerah ini kemudian di  sulap menjadi sebuah taman yang sangat indah, sehingga menarik perhatian  pengunjung dari berbagai daerah.
Tahun 2017 taman tersebuat siap dibuka dan mendapat sambutan yang sangat hangat dari berbagai golongan masyarakat. Disana terdapat  hamparan tanaman  bunga-bunga yang sangat indah, berbagai bentuk pahatan batu yang berbentuk kurcaci-kurcaci penjaga taman bunga tersebut.
Karna kurangnya managemen terjadi Kekacauan yang meresahkan masyarakat setempat. Dan pemilik taman tidak ingin mengambil resiko yang terjadi ditempatnya. Karena  tidak ada etikat baik dari pemilik taman  dengan daerah setempat akhirnya dengan terpaksa taman tersebut harus ditutup sementara dengan alasan ekonomi yang kurang baik.
Karna tempatnya yang jauh dari permukiman warga sehingga banyak remaja yang menjadikan taman tersebut sebagai tempat untuk pacaran. Sehingga banyak taman yang rusak dan mengakibatkan kerugian kepada pemilik taman tersebut.
Akhirnya pemilik taman tidak melanjutkan kerja sama dengan pihak desa. Izin taman di cabut dan taman eden pun di tutup untuk sementara waktu menunggu adanya  itikat baik dari pihak taman tersebut.
Adanya beberapa penelitian yang relevan dengan tujuan ini pertama penelitian dengan judul ( Pemilihan Tempat Wisata Yogyakarta ) oleh ( Linda Marlinda tahun 2016), Nilai ( Ekonomi Wisata Pulau Situ ) 0leh ( Trifrandari tahun 2009 ) di Universitas Bogor, Tour ( tempat wisata ) Alam di Sulawesi Utara oleh ( Steven Sentinuo tahun 2015)
 Metodologi
Pendekatan dalam tulisan ini adalah ekonomi, adapun pengumpulan data dengan cara  observasi di Taman Eden Desa Seberkat. Pada hari tanggal 03 tahun 2018.
      Pembahasan
Taman eden memberi warna yang baru untuk Desa Seberkat. Dengan adanya taman ini Desa Seberkat banyak dikunjungi oleh masyarakat dari luar desa. Hal tersebut tentunya memberi dampak positif, terutama dari segi ekonomi dulu nya di desa ini hanya  dilalui oleh orang setempat, orang orang yang pegi berkerja ke kebun. Pada awal pembukaan, pertama dibuka nya tempat wisata ini, orang berbondong bondong, tidak hanya anak-anak remaja yang pergi kesana orang yang sudah berkeluarga pun pergi bersama untuk berwisata keluarga. 
Dari segi ekonomi Taman ini berperan menjadi sumber pendapatan untuk pemiliknya .Masyarakat sekitar pun terkena dampak positifnya, seperti meningkat nya daya beli makanan ,minuman dan beraneka cemilan  oleh orang-orang yang berwisata,bahkan untuk pedagang eceran bahan bakar seperti bensin pun merasakan dampak positif dari adanya taman eden tersebut.
Taman eden saat ini sudah sangat berbeda. Tidak seperti saat pertama dibuka. Saat pertama dibuka setiap orang yang masuk diberi tarif Rp. 5.000.,00 pun orang masih mau berkunjung walaupun hanya sekedar untuk berfoto-foto.  Saat ini karena faktor keamanan jadi taman ini ditutup sementara.
Kesimpulan
Pada awalnya Taman Eden merupakan Tempat wisata yang menarik. Tapi karena kurang nya kematangan ide dari pemilik taman, sehingga tidak tau harus menggunakan konsep wisata taman yang seperti apa? Akhirnya keberlangsungan taman ini tidak lama. 
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
10.  NAMA  : IRWANDI
NIM       : 302.2018.056       

PELESTARIAN LINGKUNGAN
DI DESA SERUMPUN BULUH

A.Latar Belakang

Kurangnya perhatian terhadap kebersihan lingkungan sekitar,itu merupakan karakteristik manusia zaman sekarang.Membuang sampah sembarangan tentunya memberi dampak negatif untuk lingkungan sekitar. Apalagi membuang sampah di pinggir sungai dan di dalam sungai. Sampah yang terlalu banyak di dalam sungai dapat membuat aliran sungai tersumbat.
Desa Serumpen buluh merupakan salah satu dari 23 desa/ kelurahan di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas yang terletak di sebelah Timur kota Sambas dengan jarak dengan ibu kota kecamatan sejauh 6 km dan jarak dengan ibu kota Kabupaten Sambas 30 km yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama 50 menit.
Pelestarian lingkungan hidup sungguh sangat-sangatlah perlu,apa lagi pada lingkungan sekirar kita.Di Desa Serumpun buluh memang desa yang jumlah penduduknya memang sangatlah ramai/padat.dimana pada masyarakatnya masih kurang peduli akan kebersihan lingkungan sekitar.sebagian besar penduduk Desa Serumpun buluh menggunakan air sungai dari aliran Sungai Sebangkau untuk mencuci mandi bahkan jika musim kemarau air dari sungai ini juga di gunakan untuk minum dan memasak.
Pentingnya peran air sungai seharusnya membuat masyarakat lebih sadar dan banyak berfikir untuk menjaga kebersihan sungai. Jangan sampai sungai tercemar oleh sampah-sampah atau limbah yang dibuang secara langsung ke dalam aliran sungai.
Sampah yang dibuang secara langsung ke dalam sungai dapat mencemarkan air sungai. Air sungai akan berbau dan jika dikonsumsi bisa menyebabkan penyakit seperti diare . Apabila digunakan untuk mandi maka bisa menyebabkan penyakit kulit.
Air sungai yang bersih tentunya memberikan banyak manfaat selain bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari juga bisa dijadikan tempat wisata ,tempat memancing. Sungai yang bebas dari sampah dan limbah kimia dapat memberikan kehidupan yang nyaman untuk hidupan liar yang hidup disungai.

B. Refrensi
              Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul ini Pertama,  Ashidiqy,M.R. (2009) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH RUMAH TANGGA DI SUNGAI MRANGGEN(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Kedua, Kamal F. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku pembuangan sampah pada masyarakai beringin di RW 07 kelurahan Wonosari kecamatan Ngaliyan kota Semarang tahun 2009.(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Ketiga sekitar sungai Siahaan,R., Indrawan, A., Soedharma, D., & Prasetyo, L. B. (2011). Kualitas Air Sungai Cisadane, jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2), 268-273. Ketiga,  Amri, N. (2013). Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Tepian Sungai Kecamatan Kolaka,Sulawesi Tenggara. JUPITER, 12(1).

C . Metodelogi 
Pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan Lingkungan dan dibuat dengan cara observasi. Adapun observasi di lakukan di Desa Serumpun buluh pada tanggal 09 Januari 2019. 

D. Pembahasan
Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang. Umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat (Azrul Aswar, 1981 :53).
Jenis sampah dikenal beberapa pembagian. Pembagian atas dasar zat pembentuknya yaitu sampah organik dan anorganik. Kemudian  pembagia n  atas  das a r  s ifa t n ya yaitu sampah yang mudah membusuk. Sampah yang mudah terbakar dan sampah yang tidak mudah terbakar (Juli Soemirat Slamet, 2002:152).
Sampah organik adalah sampah yang jika dibuang maka akan mudah membusuk. Sehingga tidak begitu cepat membuat aliran sungai tersumbat. Berbeda dengan sampah anorganik yang butuh waktu lama untuk membusuk atau habis, seperti sampah plastik.
Desa Serumpun buluh pernah mengalami banjir selama  seminggu. Banjir selama seminggu tersebut mengakibatkan masyarakat setempat tidak dapat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.itu semua dikarenakan karena masyarakatnya yang kurang perhatian dengan parit disekitar, karena banyaknya sampah yg dibuang didalam parit hingga akhirnya kondisi parit pun dangkal.setelah kejadian tersebut,pada tahun berikutnya diadakan penggalian terhadap parit-parit / sungai yang dangkal agar tidak mengakibatkan kejadian yang sama dimasa yang akan datang.
Sekarang memang tidak pernah lagi terjadi banjir tapi jika masyarakat mulai kembali membuang sampah di dalam aliran parit. Seperti yang terjadi belakangan ini, banyak ditemukan sampah Pampers, bahkan ada yang membuang bulu ayam yang dimasukan ke dalam plastik kemudian dihanyutkan di aliran parit. Ada juga yang membuang sampah di pinggir parit dengan alasan hal tersebut agar tanah di pinggir parit tersebut tidak runtuh.
Bahkan saat sakarang apabila masyarakat sudah selesai musim panen padi,banyak sampah-sampah tangkai padi / jerami padi didalam parit.itu semua disebabkan karena masyarakat setempat, apabila musim panen padi tiba mereka merontok padi didekat parit dan jerami padi tersebut dibuang dipinggir parit.
Sebenarnya kalau masyarakat peduli akan kebersihan lingkungan. Sampah-sampah tersebut bisa dibuang jauh atau bisa juga dijadikan pupuk kompos.karena sampah tersebut sangatlah baik apabila dijadikan pupuk kompos,karena Jerami mengandung hara yang lengkap baik berupa hara makro maupun mikro .
E . Kesimpulan
Lingkungan yang bersih dan tertata rapih dengan sendirinya akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan ruang publik untuk kehidupan disekitarnya misalnya tempat tinggal menjadi lebih bersih, rapih, tentram dan lebih nyaman untuk melakukan kegiatan apapun dan bahkan lingkungan akan terasa lebih sehat karena terhindar dari perkembangbiakan segala penyakit yang biasanya rentan teerjadi pada wilayah atau tempat tempat yang tidak mendapat perawatan dan pembersihan dari masyarakatnya misalnya penyakit demam berdarah, malaria, Zakia atau penyakit tifus.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
11.  NAMA  : JAMALUDIN
NIM       : 302.2018.057

PENTINGNYA PERAN POSKAMLING DI DESA BEKUT

A.      Latar belakang

Poskamling merupakan istilah dari pos keamanan lingkungan. Bila kita perhatikan keamanan dan ketertiban lingkungan sangat penting adanya. Untuk mewujudkannya lingkungan yang aman dan nyaman maka perlu diaktifkan kembali pos sistem keamanan lingkungan atau Poskamling dan pos jaga di sejumlah wilayah dalam hal ini di Desa Bekut Kecamatan Tebas.
Desa Bekut adalah desa yang terdapat di Kecamatan TebasKabupaten SambasKalimantan Barat. Desa ini memiliki luas 5,43 km2. Desa Bekut terdiri dari 2 (dua) dusun, 8 (delapan) rukun warga (RW), 16 (enam belas) rukun tetangga (RT) dan 2 (dua)  Poskamling. Poskamling tersebut terletak di Dusun Senja 1 (satu) buah dan Dusn Surya 1 (satu) buah.
Meskipun terlihat sederhana poskamling keberadaannya sangat penting. Melalui pengadaan poskamling keamanan lingkungan perumahan dan pemukiman penduduk akan lebih terjaga dari tindakan kejahatan. Sistem keamanan lingkungan di daerah perumahan dan pemukiman penduduk perlu untuk diberdayakan.
Hal ini bisa dilakukan melalui penjadwalan untuk menjaga lingkungan perumahan mereka. Peran serta masyarakat untuk menjaga keamanan wilayah sangat penting. Tujuan diadakannya poskamling itu sendiri adalah untuk menjaga keamanan.
Aparat tanpa didukung peran serta masyarakat juga hasilnya tidak akan bisa maksimal dan efektif. Lingkungan yang aman merupakan dambaan seluruh warga masyarakat. Dengan peran serta warga maka akan lebih mudah menciptakan lingkungan yang aman, tertib dan nyaman.
Adapun beberapa kajian relevan yang terkait dalam topic ini antara lain : Peran Pemerintah Dalam Meminimalisir Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Di Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan, WV Gahansa, M MantiriJ Kairupan - Jurnal Eksekutif, 2018, Peranan Kepala Kampung Dalam Pelaksanaan Siskamling, AD Lestari, I Suntoro, Y Nurmalisa - Jurnal Kultur Demokrasi, 2017, Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat terhadap Partisipasi dalam Pelaksanaan Kegiatan Siskamling, A Aditama, A Hasyim, MM Adha - Jurnal Kultur Demokrasi, 2013.

B.       Metodologi
Adapun pendekatan dalam pembahasan artikel ini didapat berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Desa Bekut Kecamatan Tebas Suzarnadi, ST bertempat di Kantor Desa Bekut pada hari Senin tanggal 7 Januari 2019 sekira pukul 10.00 Wib.

C.       Pembahasan
Pos Kamling atau biasa juga disebut bejagan atau pos ronda adalah pusat atau pos yang dipergunakan sebagai tempat singgah para penjaga disetiap rt atau rw ditiap tiap dusun dan atau tempat bertemunya anggota masyarakat dikala senggang dan tidak ada aktivitas rutin.
Baik sekedar untuk menikmati rokok dan atau minuman kopi / teh maupun hidangan umbi - umbian atau gorengan dengan percakapan kecil penting maupun senda gurau maupun percakapan dewasa yang lebih penting.
Fungsi utama poskamling pada dasarnya adalah merupakan tempat singgah para penjaga malam baik hansip maupun warga kampung yang secara kebetulan mendapat giliran jaga pada waktu tertentu sesuai dengan giliran mereka. Pada peletakkannya pos kamling lebih cenderung kepada penjagaan Rukun Tetangga dan atau Rukun Warga dibandingkan sebagai pos untuk menjaga dusun atau desa, jadi didalam satu dusun bisa terdapat beberapa pos kamling tergantung kebutuhan warga dusun dan biasanya terletak diposisi yang stragis dan memiliki posisi pandang yang luas.
Pos Kamling kini sudah banyak ditinggalkan oleh warga kampong dan desa karena fungsinya sudah tidak lagi diperlukan, selain itu kegiatan Pos Kamling juga banyak menyita waktu dan mengganggu aktivitas warga khususnya bagi warga yang bekerja dipagi hari.
Di era modern ini Pos Kamling sudah jarang lagi dipakai dan juga fungsinya tidak lagi seperti awal pembuatan dimana warga masyarakat sudah mulai merasakan keamanan yang cukup karena lapangan pekerjaan yang semakin terbuka lebar bagi para warga masyarakat yang menganggur dan mengisi aktivitas mereka dimalam hari untuk mencuri atau merampok.
Terdapat dua buah pos kamling di Desa Bekut Kecamatan Tebas dimana masing-masing terletak di tiap Dusun diantaranya yaitu pos kamling satu terletak di Dusun Senja dengan nomor Kontak Pos Jaga 085393080980 dan pos kamling dua  terletak di Dusun Surya dengan nomor Kontak Pos Jaga 082251782536.

D.      Kesimpulan
Poskamling merupakan istilah dari pos keamanan lingkungan. Fungsi utama poskamling pada dasarnya adalah merupakan tempat singgah para penjaga malam baik hansip maupun warga kampung yang secara kebetulan mendapat giliran jaga pada waktu tertentu sesuai dengan giliran mereka. Pada peletakkannya pos kamling lebih cenderung kepada penjagaan Rukun Tetangga dan atau Rukun Warga dibandingkan sebagai pos untuk menjaga dusun atau desa, jadi didalam satu dusun bisa terdapat beberapa pos kamling tergantung kebutuhan warga dusun dan biasanya terletak diposisi yang stragis dan memiliki posisi pandang yang luas.
Terdapat dua buah pos kamling di Desa Bekut Kecamatan Tebas dimana masing-masing terletak di tiap Dusun diantaranya yaitu pos kamling satu terletak di Dusun Senja dengan nomor Kontak Pos Jaga 085393080980 dan pos kamling dua  terletak di Dusun Surya dengan nomor Kontak Pos Jaga 082251782536.
Salah satu bagian terpenting dalam pemeliharaan keamanan lingkungan adalah peran serta masyarakat. Dalam hal ini bentuk partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan diwujudkan dalam bentuk Sistem Keamanan Lingkungan. Siskamling dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan moral dan disiplin warga.
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat lepas dari interaksinya dengan manusia lain. Dalam interaksinya dengan manusia lain, maka tercipta suatu masyarakat dan suatu peradaban serta kebudayaan manusia yang didalamnya terdapat nilai-nilai yang mendasari dan menuntun tindakan-tindakan dalam hidup bermasyarakat. Kegiatan siskamling adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara bersamasama dan bersifat suka rela agar masyarakat mendapatkan perlindungan serta keamanan untuk masyarakat itu sendiri.
Sistem keamanan lingkungan merupakan bentuk-bentuk swakarsa, yang merupakan suatu kesatuan komponen yang saling bergantung dan berhubungan, saling mempengaruhi untuk mendapatkan hasil daya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan ketertiban masyarakat dalam upaya mendukung terwujudnya masyarakat madani yang adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Semangat dan malasnya mengikuti kegiatan siskamling akan menentukan hasil yang diperoleh dalam kegiatan siskamling tersebut. Adanya kegiatan siskamling akan memberikan perlindungan dan keamanan bagi masyarakat, kegiatan siskamling juga akan menumbuhkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Sejalan dengan fakta atau kenyataan berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan siskamling ini antara lain kurangnya sikap dan motivasi masyarakat terhadap kegiatan siskamling, kesadaran berpartisipasi masyarakat akan pentingnya kegiatan siskamling masih sangat rendah, masyarakat hanya mementingkan pekerjaan yang hanya menghasilkan materi saja, sifat malas-malasan yang selalu diterapkan olehnya bisa menghambat tujuan dari kegiatan siskamling.

E.       Referensi

Gahansa, Windy Valentine, Michael Mantiri, and Josef Kairupan. "Peran Pemerintah dalam Meminimalisir Gangguan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat di Kelurahan Lewet Kecamatan Amurang Kabupaten Minahasa Selatan." Jurnal Eksekutif 1.1 (2018).
Lestari, Atika Dwi, Irawan Suntoro, and Yunisca Nurmalisa. "Peranan Kepala Kampung Dalam Pelaksanaan Siskamling." Jurnal Kultur Demokrasi 5.1 (2017).
Aditama, Aditama, Adelina Hasyim, and Muhammad Mona Adha. "Pengaruh Sikap dan Motivasi Masyarakat terhadap Partisipasi dalam Pelaksanaan Kegiatan Siskamling." Jurnal Kultur Demokrasi 1.6 (2013).


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
12.  NAMA  : JEMI
NIM       : 302.2018.058

USAHA TERNAK KAMBING DI DESA PUSAKA

A.      Latar Belakang
Mengingat pesatnya dan cepat pertumbuhan jumlah penduduk maka semakin pesat pula persaingan ekonomi masyarakat di dunia wirausaha atau bisnis. Salah satu usaha yang mempunyai peluang bisnis yang bagus yaitu dibidang perternakan dengan usaha pengembangbiakan dan penggemukkan kambing.
Usaha ternak kambing sangatlah mudah karena sumber daya alam yang sangat mendukung dengan memfaatkan lahan perkebunan jeruk yang banyak dengan rumput hijau sebagai bahan pakan ternak. Kebutuhan akan kambing lebih banyak dari pada peternakan kambing yang artinya pemotongan ataupun konsumsi kambing lebih banyak daripada persediaan daging kambing.
 Produk kambing menjadi salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat   diandalkan mengingat usaha  ternak kambing sudah menjadi bagian yang tidak  dapat dipisahkan dari kegiatan usaha tani di Indonesia. Selain sebagai upaya dalam memenuhi permintaan dalam negeri, usaha ternak kambing memiliki peluang ekspor yang sangat besar antara lain ke Malaysia, Brunei Darussalam dan negara-negara Tirnur Tengah (MAKKA, 2004). 
Referensi
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, prospek    dan arah pengembangan komoditas peternakan: unggas, sapi dan kambing-domba oleh kusuma diwyanto, atien priyanti dan ismeth inounu tahun 2005  Bogor. Kedua, pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi  usaha ternak kambing dengan laserpunktur oleh ida ayu putu parwati tahun 2007 Bali. Ketiga, Buku Penggemukan Kambing Potong oleh S Mulyono tahun 2008.
B.     Metodologi
  Artikel ini dibahas dengan pendekatan ekonomi. Penelitian data didalam artikel ini di kumpulkan dengan beberapa cara yaitu pendekatan secara Observasi dan Wawancara. Penelitian ini di lakukan di Rt. 018 Rw. 007 Dusun Sekadim Desa Pusaka Kecamatan Tebas, Adapun pendekatan cara observasi yaitu melalui pengamatan beberapa kandang ternak dan pengusaha ternak di Desa Pusaka sedangkan pendekatan cara wawancara yaitu  saya langsung menemui bapak Asnan  pada tanggal 22 Januari 2019 dari jam 09.00 wib. s/d 11.25 wib. Kegiatan ini dilakukan agar data lebih akurat tentang usaha tersebut.
C.      Pembahasan
    Peternak biasanya memelihara ternaknya secara sederhana dan menggantungkan pada 'keramahan' alam. Pada siang hari ternak digembalakan di  perkebunan, di pinggir jalan atau daerah  pertanian dan pada sore hari diburu   kembali ke kandang. Pakan yang dikonsumsi biasanya hanya berasal dari sekitar, seperti: rerumputan, limbah pertanian, atau hijauan lain yang dapat disediakan    peternak secara gratis. Hal ini yang membuat usaha ini tetap bertahan, walaupun terjadi gejolak harga dan perubahan lingkungan yang kurang kondusif.
   Dari berbagai hasil kajian yang ada, pengembangan ternak kambing pola integrasi di kawasan perkebunan mempunyai prospek yang sangat baik. Di kebun   lada, ternak dapat memanfaatkan cover crop berupa Arachis pintoi; di kebun  karet,    sawit, jeruk dan kelapa, ternak dapat merumput dengan bebas tanpa mengganggu   tanaman   utama; di perkebunan kakao dan kopi, ternak dapat dipelihara dengan    pola intensif; sedangkan di kebun salak, ternak dapat berfungsi sebagai penghasil   kompos. Akan tetapi untuk di Desa Pusaka ternak Kambing kebanyakan di kandangkan tidak dilepas karena akan merusak tanaman-tanaman yang lain.
Arah pengembangan ternak kambing dapat dilakukan melalui peningkatan populasi dan kualitas ternak, antara lain:  
(a). memanfaatkan ternak lokal yang prolifik secara optimal, dengan disertai  dengan aplikasi inovasi untuk  mengurangi  kematian  anak;     
(b). mempercepat umur beranak pertama dan memperpendek jarak beranak sehingga ternak dapat beranak 3 kali dalam 2 tahun, 
(c). memanfaatkan bibit unggul, disertai perbaikan pakan dan manajemen pemeliharaan,      
(d). mengurangi pemotongan ternak produktif dan waktu penjualan temak yang tepat,  
(e). mendorong    perkembangan    usaha  pembibitan,    
(f). menambah  populasi temak  produktif  melalui penyebaran ternak.
Sedangkan pada penelitian yang sama Astuti dkk ( 1984) menambahkan bahwa dengan perbaikan mutu pakan pada induk kambing pasca melahirkan akan memperbaiki kualitas anak yang dihasilkan. Demikian juga dengan penggunaan   teknologi sesuai dengan pendapat Mosher dalam Guntoro, dkk (2001) dimana untuk meningkatkan produksi diperlukan teknologi dalam hal ini laser untuk penyerempakan birahi, dengan meningkatnya produksi otomatis pendapatan peternak juga akan bertambah. Sejalan dengan itu penelitian yang dilakukan oleh Sutama, dkk (1998) mendapatkan bahwa dengan Sinkronisasi atau penyerempakkan birahi pada ternak merupakan suatu upaya untuk dapat memudahkan manajemen pemeliharaan, karena dapat mengefisienkan waktu dan tenaga kerja, pemberian pakan, perkawinan, kelahiran   dan pemasaran. Selain itu sinkronisasi birahi merupakan   bagian yang terpenting untuk menunjang keberhasilan Inseminasi  Buatan  (IB)  dan  transfer  embrio.    Jadi  dengan  teknologi  penyerempakan birahi dengan laser input dapat ditekan dan output dapat ditingkatkan sehingga produksi meningkat akibatnya pendapatan menjadi lebih tinggi.
Harga jual anak   juga memberikan pengaruh yang nyata pada pendapatan pada tingkat kesalahan 5%. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subandriyo,dkk ( 1997) kualitas anak yang dihasilkan akan menentukan harga jual ternak tersebut, semakin bagus kualitas maka harga jualnya pun akan semakin tinggi dengan harga yang semakin tinggi otomatis produksi yang akan diperoleh juga akan semakin meningkat.
Harga bibit berpengaruh nyata pada tingkat kesalahan 10% pada produksi ternak kambing. Harga bibit menunjukkan kualitas dari bakalan, semakin tinggi harga bibit maka kualitas bakalan juga semakin bagus, kwualitas bakalan ditentukan dengan penampakan luar   seperti perambingan, bentuk badan dan kebersihan ternak. Semakin bagus  kualitas  bakalan  diharapkan  produksi  yang  akan  dihasilkan  juga  akan  semakin bagus seperti anak yang akan dihasilkan, demikian juga terhadap produksi susu yang akan dihasilkan akan semakin tinggi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Guntoro dkk (1999) yang menyatakan untuk mempercepat peningkatan produksi dapat dilakukan dengan peningkatan daya reproduksi, perbaikan  mutu genetik, pakan dan manajemen lebih lanjut dikatakan bahwa untuk meningkatkan daya reproduksi berbagai teknologi telah diperkenalkan pada   kambing   antara lain melalui pemilihan induk kambing yang prolifik (Guntoro dkk, 1999).   Untuk  jumlah  ternak,  harga  HMT, umur induk dan upah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata. Hal ini menunjukkan nilai koefisien variabel-variabel tersebut tidak bermakna, artinya bahwa kenaikan atau penurunan penggunaan variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap produksi ternak kambing.
Dari berbagai penelitian menurut para ahli yang diduga mempengaruhi produksi ternak kambing ternnyata ada lima variabel yang bermakna yaitu harga konsentrat, harga jual anak, harga bibit dan dummy   metode penyerempakan birahi berpengaruh positif. Sedangkan litter size berpengaruh negatif.   Ini berarti kebijakan peningkatan produksi ternak kambing dapat dilakukan dengan meningkatkan pemberian pakan tambahan pada induk pasca melahirkan,  mempertahankan  kualitas  produksi  dalam  hal  ini  berupa  anak  kambing, untuk mendapatkan harga jual yang lebih tinggi.
Namun daripada itu kelemahan atau kesulitan harus juga kita perhatikan karena akan mempengaruhi produksi kambing, terutama penyakit kambing, ada beberapa hal yang sering di alami ternak kambing yakni: kambing kembung/sakit perut, kambing kurap, sakit mata, cacingan dan penyakit lainnya. Untuk meminalisir penyakit kambing,  kandang haruslah bersih, pakan rumput jangan sering basah dan terlalu muda dan pemberian obat cacing dalam 3 bulan sekali. Apabila hal tersebut selalu dilakukan insyaallah ternak kambing akan sehat dan produksi kambing akan meningkat.

  D.      Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pendapatan petani dari pengembangan usaha ternak kambing dengan metode laserpunktur lebih tinggi dari pada tanpa laserpunktur.
2.  Harga Konsentrat, harga jual anak, harga bibit dan dummy penyerempakan birahi berpengaruh positif terhadap peningkatan produksi ternak dalam usaha ternak kambing.
3.   Litter size berpengaruh negatif terhadap produksi ternak kambing.
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

13.  NAMA  : JIMMI PRATOMO
NIM       : 302.2018.059

PEMUDA DESA MEMBANGUN DESA
A. LatarBelakang
Desa Tebas Sungai Kecamatan Tebas, kampung kelahiran saya adalah desa terbesar yang ada di Kecamatan Tebas. Desa merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari  ramahnya sebuah lingkungan yang asri, masyarakat yang kultural dan wajah dari kebhinekaan negara Indonesia. Masyarakat yang beragam tentunya akan melahirkan nilai-nilai kearifan lokal dimana terdapat sebuah dimensi yang tidak bisa kita temui di kota-kota besar yang menjadi magnet bagi para generasi muda.
Kemajuan desa adalah menjadi tanggung jawabs eluruh komponen yang ada di dalamnya, mulai dari aparat desa sebagai tangan penguasa, tokoh agama, adat dan pemuda. Semua berkesinambungan saling berkaitan untuk memajukan desa. Kemajuan desa bisa terlihat dari wajah pemuda hari ini, bagaimanapunjugapemudahariiniadalahcalonpemimpinmasadepan, jikakitainginmelihatkondisisebuahdesamajutidaknyamakalihatlahpemudahariini, pemudasekarangadalahwajahdesa 10 tahunkedepan.
Pemudadewasaini, lebihmenghabiskanwaktunyauntukmemikirkanbajumerekaatauhandphonemerk yang lebih fashionable, daripadamemikirkanpermasalahandantantangan yang ada didesa.Perlunyadibangunsebuahketokohanpemudadalamrangkamenyiapkanperadabandesa yang berkemajuansebagaicalongenerasipemimpin, segalasesuatuperludisiapkansejakdini, makaakanadasaatnyapemudaharusmengambilperankepemimpinan.
Ada beberapapenelitian yang relevandengantulisanini.Pertama, penelitian yang berjudulPeranPemudaDalamMengelolaKawasanEkowisatadanImplikasinyaTerhadapKetahananMasyarakatDesayang ditulisolehSri Haryatipadatahun 2016dariPW IPPNU Jawa Tengah, danArmaidyArmawidariUniversitasGadjahMada, kemudian Muhammad SuprajadariUniversitasGadjahMada.Kedua, penelitiandenganjudulPartisipasiPemudaDalamPengembanganKawasanEkowisatadanImplikasinyaTerhadapKetahananMasyarakatDesa yang ditulisolehIdahRosidapadatahun 2014 dariBPK RI.Ketiga, artikeldenganjudulPartisipasiPemudadalamMengembangkanPariwisataBerbasisMasyarakatUntukMeningkatkanKetahananSosialBudaya Wilayah yang ditulisolehGina Lestaripadatahun 2016 dariMahasiswa Program StudiKetahananNasional.
B. Metodologi
Pendekatan yang digunakandalamtulisaniniadalahpendekatansosialdanekonomidenganmemperhatikanlatarbelakangpemuda- pemudi yang ada di DesaTebas Sungai KecamatanTebas.Teknikpengumpulan data dilakukanpenulisdengancaraobservasilangsungdanwawancara. Observasidilakukan di DesaTebas Sungai KecamatanTebasdenganmemperhatikanaktifitasanakmudadalamkesehariannyadanwawancaralangsungkepada Bang Azman yang merupakantokohpemuda di DesaTebas Sungai.KemudianwawancarajugadilakukankepadaKepalaDesaTebas Sungaisambilmenikmati kopi di warungdekatkediamanbeliausambilmelakukanobservasidengankegiatananakmuda-mudipada sore hari.
C. Pembahasan
Kita mengetahuibersamabahwaGenerasimudamenjadiharapanbangsa, lantasbagaimanakitamelihatpemudadesadewasaini?Jikasekiranyasaatinitelahmemasuki era global, sungguhbanyak yang telahberubah, khususnyagenerasipemudadesa.Kita telahkehilangantaringnya.Identitaspemudasebagaikaumprogresif, sebagaipeloporperubahan, seakantelahhanyutditelanmasajustruidentitaspemudasaatinilebihbanyakterkontruksiolehkebudayaanpopuler.
Dalammembangundesa, ketulusancita-citadankesungguhanniatkitadiuji..Karenadisinidibutuhkanjiwa-jiwa yang besardalamrangkaperbaikankondisidesa, sehinggapujiantidakmembuatnyalalai. Kita perlunya “menyiapkan“ keresahanatausejeniskondisidimanaketidaknyamananituada. Karenakeresahanadalahsumberperubahan.Lantasdarimanakitabisamelakukannya?Kita bisamemulaidaridiskusi, ngobrol di warung kopi sambilberbicaratentangrealitasdesa yang kitahadapi.Yang kitakaitkandengansebuahharapan, cita-citadantujuan yang inginkitalahirkanbersama.Pemudahariinimengalamikrisisteladanmakakitaharusmemulainyasejakdinidenganpeduliterhadappermasalahan- permasalahan yang ada didesa.
Setidaknnyakitamelakukannyadenganbeberapacarayaitumelaluiketerampilan, peluangdanpanggilanjiwa. Berbicaratentangketerampilan, anakmudadesapadaumumnyamemilikiketerampilan yang samasatusamalain, sehinggainibisamenjadipeluangbagikitauntukmenggerakkannya, selainitumasihbanyakpeluang lain yang bisakitalakukandenganmemberikaninovasicaraberpikirkreatifmaupungebrakan.
Berbicaramengenaipenggerakataukepemimpinan di desa, adasatuungkapan“ kebijakan orang tuadansemangatanakmuda”. Makasepertiitulahsabaiknyakita, terusmelakukankomunikasidanbergandengantangandengan orang tua, jikakesejahteraaan yang menjaditujuannya, makasiapapunpemimpinannyaitumenjadihal yang sangatpenting.Karenatujuankitalebihkuatdaritujuandanpelaksaannnya.Sejakdulusayapercayadengankekuatancita-citadankerjanyatasemuabisaterwujud, sebagaimana yang sering di katakanparapendahulu. Kita tidakbisamemilihdarimanatanahkitaakandilahirkan, ataudarisukuapakitaini, tapikitabisamemilihmenjadiapakitadimasa yang datang, jadiiniadalahsebuahkeyakinan yang perlukitapupukdalamdiri.
D. Kesimpulan
Kontribusipemudadalammembangundesanantinyaakanmemberikankemajuanwalaupunhanyasedikit, namununtukmenujumanfaat yang lebihbanyakharusdimulaidarisedikitterlebihdahulu. Salah satuindikatormembangundesaadalahmenggerakkanpemudasebagaikunciperubahandisetiaplini.
Membangundesamemangbanyaktantangannya.Gengsimenjadisebabutamapesimismekitauntukmembangundesa.Olehkarenaitu, hilangkankegengsianitudenganstrategibagaimanamembangunsemangatperubahan di desa. Dari sanakemudiankitaberkontribusi, mulailahdaridesa, untuknegerikitadanuntuk Indonesia.
E. Referensi
Abdullah, T.1994. PemudadanPerubahanSosial. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES
Adisasmita, Rahardjo. 2006. MembangunDesaPartisipatif. GrahaIlmu. Yogyakarta.
Satries, WI. 2009. Peran Serta PemudaDalam Pembangunan Masyarakat. Surabaya:
JurnalMadaniEdisi 1 Mei 2009 UniversitasWijayaKusuma.

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
                                                          
14.  NAMA  : KURNIADI
NIM       : 302.2018.060

JAJANAN DI DESA MEKAR SEKUNTUM
Latar Belakang
Semakin berkembangnya jaman , dimana banyak problematika dan kebutuhan hidup di masyarakat Desa Mekar Sekuntum. Selain kesejahteraan , Kesehatan menjadi masalah utama untuk di selesaikan. Dimana di Desa Mekar Sekuntum banyak terdapat penyakit silent Killer seperti Diabetes dan Stroke serta banyak lagi jenis penyakit berbahaya lainnya.
Menjadi sebuat trend di Mekar Sekuntum, menjamurnya tempat jualan dan jajanan yang tidak memperhatikan menjual makanan sehat. Sehingga banyak sekali penikmat jajanan tidak memilih mana yang baik dan tidak untuk kesehatannya. Terutama jenis jajanan cepat saji yang bisa berakibat fatal jika dikonsumsi sehari-hari.
Berkembangnya tempat usaha dan jajanan di Desa Mekar Sekuntum menjadi keuntungan yang sangat besar bagi masyarakatnya. Namun menjadi kerugian pula saat masyarakat berpola acuh tak acuh terhadap apa yang mereka pilih untuk dimakan setiap harinya. Sebuah pola hidup yang perlu diubah kearah yang lebih baik untuk kedepannya. Dimana pertumbuhan ekonomi sejalan dengan tingkat kesehatan penduduk Desa Mekar Sekuntum.
Pentingnya kesadaran masyarakat Desa Mekar Sekuntum dalam memilih jenis jajanan yang dikonsumsi setiap hari, merupakan sebuah pola pikir yang harus dikembangkan dalam menjawab kecepatan pertumbuhan jenis jajanan yang tidak sehat. Kebutuhan hidup bukan hanya untuk makan saja namun memenuhi kebutuhan kesehatan menjadi kebutuhan primer masyarakat jaman sekarang. Denga kesehatan yang baik maka akan terbangun masyarakat yang produktif.
Diawali kesadaran pribadi masing-masing , dan untuk menyebar luaskan pola pikir ini harus dibantu dengan dukungan dari Pemerintah Desa Mekar Sekuntum. Baik itu dengan penambahan wawasan berpikir jauh kedepan ataupun pelatihan bagaimana mempertahankan kesehatan. Dampak akan terlihat dengan menurunnya jumlah penderita penyakit Silent Killer . Penyakit ini bahaya dan bisa mengakibatkan perawatan kesehatan untuk pulih kembali menjadi sangat tinggi.
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini, pertama penelitian dengan judul (Hubungan Pola Makan Dengan Tingkat Kejadian Hipertensi Pada Lansia di Dusun 14 Sungapan Tirtorahayu Kulon Progo Yogyakarta)Oleh(Wijaya, S.A)Tahun(2011)di(Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Kedua, (Pola Prilaku Sehat Dan Model Pelayanan Kesehatan Remaja)Oleh(Ekowarni, E.)Tahun(2001)di(Jurnal Psikologi)


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

15.  NAMA  : MARNI
NIM       : 302.2018.061

BUDAYA BARTER
DI DESA DUNGUN PERAPAKAN
A.    Latang Belakang
            Transaksi tukar menukar barang yang dilakukan manusia sebelum mengenal uang sebagai alat pembayaran umumnya manusia pada saat itu menukarkan komoditi yang berasal dari hasil tanaman. Barter adalah sistem perdagangan tradisional yang menggambarkan transaksi tukar menukar barang yang dilakukan manusia sebelum mengenal uang sebagai alat pembayaran.
            Pada umumnya, manusia pada saat itu menukarkan komoditi yang berasal dari hasil tanam maupun hasil buruan mereka.Munculnya uang sebagai alat pembayaran serta beragamnya kebutuhan manusia saat ini menjadikan sistem barter sudah jarang ditemui , karena sulitnya menentukan nilai suatu komoditi yang akan ditukar menjadi alasan populer jarangnya budaya barter ini.
          Kesadaran untuk memelihara, membina, dan mengembangkan Budaya yang mencerminkan nilai-nilai luhur dan kekayaan bangsa dalam bukti kepedulian terhadap kelangsungan proses kehidupan berbudaya,dengan berbagai suku,yang perlu mendapat perhatian  agar  tetap  terjaga  dan terpelihara, baik  itu  budaya   bangsa  maupun budaya lokal  yang  tidak  akan  hilang  di  telan  oleh  zaman.
         Dilandasi dengan kekeluargaan yang saling mendukung,saling tolong – menolong,serta Berat Sama dipikul, ringan sama dijinjing, berdiri sama tinggi duduk sama rendah  adalah masyarakat yang majemuk yang memiliki berbagai macam suku dan budaya yang tersebar di tanah air,yang harus kita jaga bersama-sama dari berbagai ancaman musuh yang akan merusakkan budaya yang telah diwariskan di muka bumi ini.
         Kesatuan Bhineka Tunggal Ika dan kemajemukan itulah menjadikan kita masyarakat yang maju dan begitu indah dalam bermasyakat,bergotong-royong,menjalin persamaan yang merata saling melengkapi kebutuhan masing-masing tanpa ada paksaan dan keraguan satu sama lainnya,demi untuk suatu kebersamaan yang merata.
         Masyarakat Desa Dungun Perapakan yang selalu mengutamakan kebersamaan di atas kepentingan pribadi. Begitu bangganya saya karena berada di tengah-tengah masyarakat yang aman dan damai dengan luas  tanah 6000 HA dengan jumlah penduduk -+ 2.684 jiwa yang mempunyai pekerjaan sebagian besar adalah petani dan pekebun.Yang pertama yang ditulis oleh TAMBOEN,P.Adat-Istiadat Karo terbitan Balai Pustaka Tahun 1952.Yang ke dua di tulis oleh HARAPAN,H.M.D Adat Istiadat Tapanuli Selatan.Penerbit Grafindo Utama.Yang ketiga ditulis oleh HARDJOWIROGO Adat Istiadat  Jawa pada Tahun 1980.        
B.     Metodologi
         Pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan ilmu Antropologi dengan memperhatikan latar belakang  masyarakat Desa Dungun Perapakan yang ada di Kecamatan Tebas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara  wawancara dan observasi.Wawancara di lakukan pada hari Jumat Tanggal 11 Januari 2019 dengan seorang ibu bernama Hj.Hajibah ,umur 68 Tahun, alamat rumah,Dusun Kemuning,RT.03.RW.02 Desa Dungun  Perapakan  Kecamatan  Tebas.
C.    Pembahasan
          Barter adalah kegiatan tukar-menukar barang yang terjadi tanpa perantaraan uang. Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya.
         Akibatnya barter, yaitu barang ditukar dengan barang. Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Sampai sekarang barter masih dipergunakaan pada saat terjadi krisis ekonomi di mana nilai mata uang mengalami devaluasi akibat hiperinflasi. Barter merupakan salah satu bentuk awal perdagangan. Sistem ini memfasilitasi pertukaran barang dan jasa saat manusia belum menemukan uang. Sejarah barter dapat ditelusuri kembali hingga tahun 6000 SM.
          Tradisi  barter   memang  sudah  ada  sejak  lama,  akan  tetapi  orang-orang  tidak  tahu betul  kapan sejarah  masuknya tradisi barter di Desa Dungun Perapakan,menurut ibu Hj.Hajibah ,  mereka  menyebutkan  bahwa  sejarah  masuknya  tradisi  barter  itu  di  Desa Dungun  Perapakan  Kecamatan  Tebas  Kabupaten   Sambas  memang  sudah  ada  sejak  jaman  nenek  moyang ,entah  kapan  waktunya  tidak  tahu  betul  kebenarannya.
          Bagi masyarakat di lingkungan Desa ,hidup ini penuh dengan adat dan kebudayaan,yang berkaitan dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri sejak masih dalam kandungan ibu,lahir,kanak-kanak,remaja,dewasa bahkan sampai kematian,hal kebudaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang,mengalir ke anak cucu secara turun- temurun,sehingga membudaya dengan sendirinya.
         Sampai saat ini budaya untuk mengadakan tukar menukar kebutuhan sehari-hari  dengan barter di lingkungan masyarakat di lakukan  dengan ikhlas yang dilandasi dengan kekeluargaan yang saling mendukung,saling tolong – menolong,serta berat Sama dipikul, ringan sama dijinjing, dengan masyarakat yang majemuk yang memiliki berbagai macam suku dan budaya yang tersebar di tanah air.
       Saat bulan Romadhan,saat itulah masyarakat di Desa  saling berlomba-lomba untuk saling berbagi  dan  saling memberikan rezeki yang mereka peroleh,baik itu dari hasil kebun maupun dari hasil olahan sendiri.Untuk merasakan betapa indahnya kebersamaan barter. Saat ini barter yang sangat-sangat dirasakan oleh masyarakat di jaman sekarang ini hanya di bulan Romadhan.Kesatuan Bhineka Tunggal Ika dan kemajemukan itulah menjadikan kita masyarakat yang maju dan begitu indah dalam bermasyakat,bergotong-royong,menjalin persamaan yang merata saling melengkapi kebutuhan masing-masing tanpa ada paksaan dan keraguan satu sama lain.
D.     Kesimpulan
        Kesimpulannya adalah indahnya kebersamaan dalam masyarakat sangatlah penting,  saling membantu satu sama lain,tolong – menolong,saling melengkapi agar terjadi suatu kerukunan untuk menciptakan masyarakat yang damai. Maka dari itu, tradisi ini memang sangat kental dengan adat dan budaya melayu yang perlu kita lestarikan bersama sebagai generasi penerus, karena  saling tukar menukar barang  barter  dan semangat gotong royong dalam budaya  memang satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kalau semangat gotong royongnya memudar, maka kebudayaan  juga akan hilang dengan sendirinya . 
E.     Referensi
    -------,https:id.m.wikipedia.org>wiki>Barter-
     ------,wawancara ibu Hj.Hajibah/Dungun Perapakan 11 januari 2019
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

16.  NAMA  : NURASIKIN
NIM      : 302.2018.062
TRADISI BUNGAS SETAHUN DI DESA SERUMPUN BULUH
A.    Latar Belakang
Di desa saya Desa Serumpun Buluh Kecamatan Tebas Kabupaten Samabas,yang umum masyarakatnya adalah petani. Setiap menjelang panen sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat khususnya para  petani melakukan suatu acara sebagai bentuk syukur para petani atas hasil panennya pada saat itu,yang dikenal dengan sebutanBungas Setahun.
Tradisi seperti ini masih kita temui disuatu desa di Kecamatan Tebas khususnya desa Serumpun Buluh.Desa Serumpun Buluh yang yang terletak di Kecamatan Tebas,Kabupaten Sambas,Kalimantan Barat. Desa ini memiliki luas wilayah lebih  kurang 562ha, dengan jumlah penduduk kurang lebih  2.677 jiwa dan akses ke Kecamatan kira-kira 7 km dari desa, masih memiliki budaya turun- temurun yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat   setempat.
Bungas Setahun dilakukan masyarakat setempat saat kondisi sawah dengan hamparan padi yang hampir siap panen dan belum di mulai proses panen (pra panen) dalam baistilah kampung “Padi sudah Ampingan”. Dalam Tradisi ini jugadapat menumbuhkan rasa gotong –royong dan kebersamaan yang tinggi masyarakat di desa Serumpun Buluh.Salah satu contoh gotong-royong  yang dilakukan pada  tradisi adalah saat pembuatan olahan padi yang disebut dengan emping,dimana para ibu-ibu  membuat emping dengan cara membuatnya beramai-ramai bersama ibu lainnya dan ditambah dengan ketupat.
Tradisi Bungas setahun lazimnya dilaksanakan di Masjid Al- Mujahidin dan terkadang di perbatasan Desa yang merupakan muara aliran sungai di Dusun Buluh Parit DesaSerumpun Buluh,pagi hari Jum’at saat masyarakat belum memulai aktivitas kerja. Bapak-bapak, Ibu-ibu bahkan anak-anak ikut meramaikan dalam acara ini.Acara mulai dari penandaan dan pemasangan bendera bepapas di batas Desa sebelah Utara dan berakhir padabatas desa disebelah Selatan dan kembali ke masjid yang merupakan tempat pertemuan acara tersebut. Masyarakat tidak diperbolehkan untuk bekerja ataw pergi kesawah sebelum sholat zuhur
Masyarakat  sangat menjaga dan melestarikan tradisi ini,nilai gotong-royong dan kebersamaan tergambar saat melaksanakn acara ini dan mereka meyakini dengan tradisi Bungas setahunhasil panennya akan menjadi berkah kemudian melalui informasi dariDukun Kampung, Kepala Dusun, Ketua Gapoktan/Kelompok serta dari PPL WKPP, mereka dapat merembukkan untuk jadwal memulai musim semai benih pagi dan jenis padi yang aakan ditaman untuk musim berikutnya. Di Desa Serumpun Buluh, penanaman padi sudah banyak yang menggunakan padi benih unggul lokal sehingga dalam setahun dapat 2 kali musim semi.
Ada beberapa penelitian yang relepan dengan tulisan ini.Pertama,penelitian ini dengan judul Pengembangan event Seren Taun Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kecamatan Cigugur,ditulis oleh D. Romalia pada tahun 2013 pada Universitas Pendidikan Indonesia.Kedua, penelitian dengan judul Kesenian Dot-Dot Pada Acara Syukuran  Panen(Rasulan)Di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang,ditulis oleh P.S,Lestari pada tahun 2013 pada Universitas Pendidikan Indonesia.Ketiga, penelitian ini dengan judul Nyanyian Syukuran Panen Dalam Ibadah Gereja Toraja Jemaat Hermon Manggasa’Makale Tana Toraja”ditulis oleh D. DARTY pada tahun 2012 pada tesis (Doctoral dissertation,FSD).

B. Metodologi
Pendekatan yang digunakan  pada artikel ini adalah pendekatan ilmu Antropologi, dan ada dua teknik yang digunakan untuk menggumpulkan data yaitu melalui wawancara dengan pemuka masyarakat Serumpun Buluh pada tanggal 10 Januari 2019,adapun metode pengumpulan data yang kedua adalah melalui  observasi yang dilakukan pada awal panen dilokasi Mesjid Al-MUjahidin dalam kegiatan tradisi Bungas Setahun.

C. Pembahasan
Tradisi Bungas Setahun di desa Serumpun Buluh Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas merupakan gelar tradisi masyarakat petani saat menjelang panen,Bungas artinya kondisi dimana padi masih utuh disawah dan Setahundimana hitungan satu kali musim tanam.Bungas Setahun merupakan tradisisaat belum dimulai proses panen dalam satu periode tanam padi.Di desa Serumpun Buluh tradisi ini dilakukanhampir setiap akan musim panen.Sehari sebelum acaranya, para petani bergotong royong mempersiapkan olahan hasil panen,salah satunya yaitu emping.Emping dibuat melalui proses pemilihan buah padi yang tidak terlalu tua, yang, kemudian dirontok lalu di sangrai selanjutnya di tumbuk.Semua alat yang digunakan dalam pembuatannya juga masih banyak ditemui alat tradisional seperti lesung dan alu.Emping dibuat untuk dihidangkan saat tradisi diadakan, menurut masyarakat setempat sebagai simbol bisa berbagi dengan sesama merasakan hasil panen secara bersama-sama.
Selain emping, ketupat juga dihidangkan saat acara ini tidak lengkap jika hidangan ketupat tidak disertai dengan parutan kelapa muda yang dicampur manisnya gula kelapa atau mereka sebut dengan gula merah.Dengan keberagaman aneka olahan hasil panen sangat menarik untuk hadir dalam tradisi ini.
Tradisi Bungas Setahun merupakan tradisi turun-temurun nenek moyang terdahulu.Tradisi ini merupakan acara suka cita petani saat menyambut panen tiba.Tradisi ini juga merupakan syukuran akan keberhasilannya selama proses bertani hinggalah padi menguning,pada acara ini juga mereka memanjatkan doa memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT untuk dilancarkan selama proses panen hingga selesai panen dan memohon keberkahan untuk tahun yang akan datang.
Dalam proses pelaksanaan tradisi ini. Salah satu pemuka masyarakat atau ketua adat di desa ini menyampaikan petuah-petuah atau arahan kepada masyarakat dalam melaksanakan tanam padi tahun berikutnya. Dilanjutkan dengan baca doa bersama dalam kata lain doa untuk tolak bala, dengan hikmat masyarakat mendengarkan apa yang disampaikan ketua adat dan mereka patuh dalam menjalankan arahan dan petuah ketua adat atau dukum kampong dengan harapan mereka selalu kompak dalam memulai kegiatan pasca panen dan proses penanaman padi tahun berikutnya. Setelah itu mereka  tutup  dengan menyantap berbagai  sajian emping dan makanan lainnya  yang mereka bawa  bersama.
D.Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengamatan dapat penulis simpulkan bahwa kegiatanBungas Setahunmerupakan tradisi turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang sebagai warisan budaya yang masih terjaga sampai sekarang. Sepanjang tidak mengandung unsur yang melanggar norma agama dan norma sosial di tengah masyarakat, tradisi ini sangatlah perlu untuk dijaga dan dilestarikan.Ini merupakan salah satu kekayaan budaya di Kabupaten Sambas.
E. Referensi
Penulisan artikel ini bersumber dari beberapa tulisan dan literatur berbagai jurnal antara lain:
D. Romalia, 2013. Pengembangan  event Seren Taun Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kecamatan Cigugur. Universitas Pendidikan Indonesia.
Lestari, P.S. 2013.Kesenian Dot-Dot Pada Acara Syukuran  Panen(Rasulan)Di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang. Universitas Pendidikan Indonesia.
Darty, D. 2012.Nyanyian Syukuran Panen Dalam Ibadah Gereja Toraja Jemaat Hermon Manggasa’Makale Tana Toraja”.Doctoral Dissertation, FSD.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
17.  NAMA  : NUR’AIN
NIM      : 302.2018.063

SAMPAH DI DESA SUNGAI KELAMBU

A.    Latar Belakang
Membuangan sampah sembarangan tentunya memberi dampak negatif untuk lingkungan sekitar. Apalagi membuang sampah Plastik dan sampah-sampah yang memerlukan waktu lama untuk terurai langsung kedalam sungai. Bahkan terkadang jika di parit, tumbuhan atau rumput liar terlalu tinggi juga bisa menyebabkan air tidak bisa mengalir dengan cepat.
Desa Sungai Kelambu merupakan salah satu dari 23 desa di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas yang terletak di sebelah Timur kota Sambas dengan jarak dengan ibu kota kecamatan sejauh 6 km dan jarak dengan ibu kota Kabupaten Sambas 30 km yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan bermotor selama 40 menit.
Jumlah penduduk Desa Sungai Kelambu sebanyak 3.408 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 1.535 jiwa , perempuan 1.513 jiwa. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga ada sebanyak 824 Kepala  keluarga dengan kepadatan penduduk 6 jiwa/km. Penduduk Desa Sungai Kelambu menggunakan air sungai dari aliran Sungai Sebangkau untuk mencuci mandi bahkan jika musim kemarau air dari sungai ini juga di gunakan untuk minum dan memasak.
Pentingnya peran air sungai seharusnya membuat masyarakat lebih sadar dan banyak berfikir untuk menjaga kebersihan sungai. Membuang limbah atau sampah secara mentah-mentah sama seperti meracun diri kita sendiri. Karena kita sendiri yang mencemarkan dan kita juga yang memanfaatkan air sungai itu.
Sampah itu jika dibuang langsung ke dalam sungai dapat membuat air sungai atau air parit tercemar. Air menjadi berbau, jika dikonsumsi bisa menyebabkan penyakit dan lama- lama bisa merusak organ tubuh. Mungkin awalnya hanya akan diare biasa tapi dalam kurun waktu yang lama bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Jangan kan di Konsumsi digunakan untuk mandi juga bisa membuat kulit kita kotor dan akhirnya menjadi penyakit kulit.
Air sungai yang bersih tentunya memberikan banyak manfaat selain bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari juga bisa dijadikan tempat wisata ,tempat memancing. Bahkan masyarakat yang bermukim di sekitar sungai atau parit desa dapat memiliki pendapatan tambahan dengan membuat keramba ikan.
B.      Metodelogi 
Pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan Lingkungan dan dibuat dengan cara observasi. Adapun observasi di lakukan di Desa Sungai Kelambu pada tanggal 14 Januari 2019.
Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul ini Pertama,  Ashidiqy,M.R. (2009) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH RUMAH TANGGA DI SUNGAI MRANGGEN(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Kedua, Kamal F. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku pembuangan sampah pada masyarakai beringin di RW 07 kelurahan Wonosari kecamatan Ngaliyan kota Semarang tahun 2009.(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang). Ketiga Siahaan, R., Indrawan, A., Soedharma, D., & Prasetyo, L. B. (2011). Kualitas Air Sungai Cisadane, jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2), 268-273. Keempat,  Amri, N. (2013). Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Tepian Sungai Kecamatan Kolaka,Sulawesi Tenggara. JUPITER, 12(1).
C.    Pembahasan
Sampah adalah bagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang harus dibuang. Umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri tetapi bukan biologis (karena human waste tidak termasuk di dalamnya dan umumnya bersifat padat (Azrul Aswar, 1981 :53).
Jenis sampah dikenal beberapa pembagian. Pembagian atas dasar zat pembentuknya yaitu sampah organik dan anorganik. Kemudian  pembagia n  atas  dasar  sifatnya yaitu sampah yang mudah membusuk. Sampah yang mudah terbakar dan sampah yang tidak mudah terbakar (Juli Soemirat Slamet, 2002:152).
Sampah organik adalah sampah yang jika dibuang maka akan mudah membusuk. Sehingga tidak begitu cepat membuat aliran sungai tersumbat. Berbeda dengan sampah anorganik yang butuh waktu lama untuk membusuk atau habis, seperti sampah plastik.
Pada tahun 2006 Desa Sungai Kelambu mengalami banjir selama 2 minggu. Banjir selama 2 minggu tersebut mengakibatkan jalan raya desa ini menjadi rusak total,karena sebelumnya daerah ini memamg sudah sering banjir. Banjir ini terjadi disebabkan oleh aliran parit yang dangkal, karena banyaknya sampah yg dibuang dan kemudian mengendap di aliran parit belum lagi pohon besar yang ditanam dipinggir jalan ranting-rantingnya berjatuhan dan menahan sampah. Lalu pada tahun 2010 di dilakukan penggalian kembali parit desa sungai kelambu dan Jalan Raya nya pun diperbaiki dan dibuat lebih tinggi dari sebelumnya.
Sekarang memang tidak pernah lagi terjadi banjir tapi jika masyarakat mulai kembali membuang sampah di dalam aliran parit. Seperti yang terjadi belakangan ini, banyak ditemukan sampah Pampers, bahkan ada yang membuang bulu ayam yang dimasukan ke dalam plastik kemudian dihanyutkan di aliran parit. Ada juga yang membuang sampah di pinggir parit dengan alasan hal tersebut agar tanah di pinggir parit tersebut tidak runtuh.
Sebenarnya ada beberapa sampah yang bisa menghasilakan uang. Contohnya botol plastik, kardus,aluminium dan besi. Sisanya sampah- sampah yang lain mungkin saja dibakar di halaman belakang rumah.
Di desa ini ada 2 tempat pengepul barang bekas . Mereka membeli botol –botol kaca sampah plastik seperti bekas tempat air minum, kertas, kardus, besi, dan juga alminium. Adanya pengepul seperti itu sangat memberi dampak yang baik untuk masyarakat. Sebahagian orang tua ada yang mengajarkan anaknya untuk mengumpulkan sampah-sampah yang bisa disulap menjadi uang.
D.    Kesimpulan
Dalam pengelolaan sampah memang menjadi sebuah pekerjaan rumah untuk kita semua. Hal yang tersulit adalah membuat setiap individu masyarakat sadar akan penting nya menjaga aliran parit atau sungai. Apalagi air parit atau sungai tersebut digunakan untuk MCK. Adanya pengepul disetiap daerah tentunya memberi manfaat untuk mengurangi sampah. Sayang nya di Desa ini belum ada orang yang kreatif untuk mendaur ulang sampah menjadi barang yang bernilai ekonomi.
E.     Referensi
Ashidiqy,M.R. (2009) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG SAMPAH RUMAH TANGGA DI SUNGAI MRANGGEN(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang).
Kamal F. (2009). Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga tentang pengelolaan sampah dengan perilaku pembuangan sampah pada masyarakai beringin di RW 07 kelurahan Wonosari kecamatan Ngaliyan kota Semarang tahun 2009.(Doktoral dissertation,Universitas Negeri Semarang).
Siahaan,R., Indrawan, A., Soedharma, D., & Prasetyo, L. B. (2011). Kualitas Air Sungai Cisadane, jawa Barat-Banten. Jurnal Ilmiah Sains, 11(2), 268-273.
Amri, N. (2013). Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh Tepian Sungai Kecamatan Kolaka,Sulawesi Tenggara. JUPITER, 12(1).



MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

18.  NAMA :  NURUL HAFIZH
NIM      : 302.2018.064

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

19.  NAMA  :  PAHRUDIN
NIM       : 302.2018.065

A.                Judul  “TRADISI BUANG ABU BUDAYA SAMBAS

B.                 LatarBelakang
Pada awal permulaan datangnya agama Islam yang dibawa Rasulullah Saw pada dasarnya bertujuan untuk meluruskan akidah masyarakat Arab yang masih menjadi penganut animisme dan dinamisme. Sehingga perlu diluruskan akidahnya hanya kepada Allah SWT sebagai zat yang patut disembah dan dimintai pertolongan. Begitu pula ketika kedatangan Islam ke Nusantara, yang mana pada masa awal kedatangannya sebagian masyarakat Indonesia merupakan pemeluk kepercayaan animisme dan dinamisme. Hal itulah yang menyulitkan Islam untuk dapat diterima sebagai agama oleh sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi Islam membawa risalah yang tidak hanya mengurusi kehidupan agama pemeluknya, bahkan Islam mengatur segala urusan kehidupan dari hal yang terkecil hingga yang terbesar, termasuk di dalamnya memberikan batasan mengenaiUrf atau adat istiadat yang ada.

C.                Metodologi
Menurut Denys Lombard kaum muslimin sebagai suatu kebulatan adalah sesuatu yang mustahil. Islam di Indonesia memang tampak berbeda dengan Islam di berbagai belahan dunia lain, terutama dengan tata cara yang dilakukan di jazirah Arab. Persentuhanantaratigahubungankepercayaanpra Islam (animisme, Hindu danBudha) tetaphidupmewarnai Islam dalampengajarandanaktivitas ritual pemeluknya.KarenaitumenurutMartin Van Bruinessen10, Islam khususnya di Jawa, sebenarnyatidaklebihdarilapisan tipis yang secaraesensialberbedadengantransendentalismeorientasihukum Islam di wilayahTimurTengah.Hal inidisebabkankerenapraktekkeagamaan orang-orang Indonesia banyakdipengaruhioleh agama India (Hindu danBudha) yang telah lama hidup di kepulauan Nusantara, bahkanlebihdariitudipengaruhi agama-agama penduduk asli yang memujanenekmoyangdandewa-dewasertaroh-rohhalus.
Hal ini dapat dipahami karena setiap agama tak terkecuali Islam, tidak lepas dari realitas dimana ia berada. Islam bukanlah agama yang lahir dalam ruang yang hampa budaya. Antara Islam dan realitas, meniscayakan adanya dialog yang terus berlangsug secara dinamis. Ketika Islam menyebar ke Indonesia, Islam tidak dapat terlepas dari budaya lokal yang sudah ada dalam masyarakat. Antara keduanya meniscayakan adanya dialog yang kreatif dan dinamis, hingga akhirnya Islam dapat diterima sebagai agama baru tanpa harus menggusur budaya lokal yang sudah ada. Dalam hal ini budaya lokal yang berwujud dalam tradisi dan adat masyarakat setempat, tetap dapat dilakukan tanpa melukai ajaran Islam, sebaliknya Islam tetap dapat diajarkan tanpa mengganggu harmoni tradisi masyarakat.
Islam datang bukan untuk menghapus kebudayaan yang telah melekat pada diri masyarakat, melainkan hanya memberikan batasan-batasan yang dikehendaki dalam hukum agama Islam.
Di sini penulis ingin memaparkan salah satu ‘Urf  yakni adat kebudayaan melayu yang memang berciri khas melayu Sambas mengenai masalah “TRADISI BUANG ABU MASYARAKAT MELAYU SAMBAS” dimana perlu ditekankan bahwa penulis bukan ingin memberikan peniliai atau judgment terhadap kebudayaan atau adat istiada suku tertentu, melainkan hanya ingin memberikan masukan bahwa Islam ialah agama yang sangat mencintai keindahan, keberagaman suku dan budaya.
Telah jelas disebutkan di atas bahwa Allah yang menjadikan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku dan dari suku-suku itu terciptalah kebudayaan, dan adat istiadat. Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita harus membalikkan kebudayaan itu kepada Allah, maksudnya ialah kebudayaan yang telah dibentuk oleh nenek moyang hendaknya ditransformasikan kepada aturan-aturan Allah Swt. Dengan begitu, antara agama dan kebudayaan dapat berjalan beriringan bersama.

D.                Pembahasan
1.                  TradisiBuang Abu MasyarakatMelayu Sambas
a.                  SejarahTradisiBuang Abu MasyarakatMelayu Sambas
Pada jaman dahulu masyarakat Paloh itu ketika setelah tiga hari sunatan/khitanan pasti mengadakan sebuah acara yang sangat unik dan aneh. Mereka setiap selesai melakukan penyunatan, orang yang disunat  harus mendekatkan kemaluannya itu kepada tempat yang berisikan abu dapur untuk menampung darah bekas sunat/khitan tersebut, karena dahulu orang sunatan tidak memiliki alat seperti yang ada pada zaman sekarang ini, dan apabila kemaluan orang yang disunat itu berdarah maka darah itu harus dimasukan ke dalam tempat yang berisi abu tersebut, karena abu dapat menghilangkan aroma bau darah.
Karena pada zaman dahulu orang-orang sangat mempercayai hal-hal yang mistik, seperti apa bila darah diletakkan  ke tempat yang sembarangan maka aroma sedap dari bau darah tersebut akan menyebar kemana mana dan  hantu-hantu yang suka makan darah,  akan  mendatanginya  dan  memakan darah tersebut. Jadi, pada saat darah itu berhenti maka abu  tersebut akan dibuang. Jadi, begitulah asal muasal penamaan tradisiBuang Abu.
b.                  Tahapan-Tahapan Tradisi Buang Abu
1)                  Nyarrok merupakan sebuah istilah dalam masyarakat Sambas sebagai surat undangan yang disampaikan melalui mulut ke mulut ketika hendak mengundang kerabat atau tetangga. Biasanya orang yang ditugaskanuntukmenjadipenyampaiundanganmelaluilisaninidarikalangankeluargadekatdanmemangsudahbiasadalamhalberkomunikasi. Jikatidakada yang bisadaripihakkeluarga, makadisuruhlah orang lain yang biasaditugaskanuntuk nyarrok tetangga. Adapun orang yang disuruhuntukmenyampaikanundanganlisanitudisebutsebagai Tukang Sarrok.
2)                  Bepapas, yaitu  sesuatu yang berisikan beras yang telah dihaluskan, dicampur dengan kunyit, kemudian diberi air yang telah dibacakan doa penolak bala. Terdapat juga alat untuk memercikkan beras yang telah dihaluskan, dicampur dengan kunyit, kemudian diberi air yang telah dibacakan doa penolak bala itu dengan dedaunan seperti daun ribu, daun salam, daun juang, daun pandan wangi dan sebagainya, lalu dipercikkan ke tubuh orang yang disunat tersebut dimulai dari kepala terlebih dahulu, kemudian pundak terus menuju tangan sampai ujung jari, kemudian dilanjutkan ke punggung, lalu menuju paha sampai lutut hingga ujung kaki. Kemudian apabila ada orang yang ingin juga ikut maka akan dipersilahkan untukbersama-sama Bepappas untukmenolakbala yang akanterjadipadadirinya. Pada saat selesai Bepappas inilah tradisi Buang Abu dilaksanakan.Tradisi buang abu ini mempunyai keunikan tersendiri, dimana tempurung kelapa yang diisi dengan abu dapur yang kemudian menjadi tempat darah ketika selesai besunat/khitan itu disimpan, kemudian setelah tiga hari dan diadakan acara buang abu maka biasanya sang anak ketika selesai Bepappas diminta untuk keluar rumah sambil membawa tempurung yang berisikan abu dapur yang dimilikinya.Kemudianmenujukesisirumahsebelahkiri, lalusetelahitumerekadisuruhuntukmelempartempurungabunyamelewatiataprumah (Bumbongan). Dalam proses inibahwasanyakepercayaanmasyarakat Sambas jikaTempurung Abu tersebutjatuhketanahdanposisinyatertungkupkebawah (Titungkup) makadikatakananaktersebut lama menikahatau lama barudapatpasanganhidup. Dan begitujugasebaliknya, jika sang anakmelempartempurungkemudiantempurung yang ialemparjatuhketanahdalamposisiterbuka (Tilantang) makakepercayaanmasyarakatanaktersebutdikatakancepatmenikahataudapatpasanganhidup.Dari tradisi di atasnampaklahbahwasanyatradisibuangabuinimemangagaksedikitanehnamunsangatunik. Karenahanyaada di masyarakatMelayu Sambas. Olehsebabitusangatdisayangkansekalijikakekayaanbudayalokalmasyarakatmelayu sambas inilenyapdanpupusditelanolehperkembanganZaman.
3)                  Besaprah ini merupakan tradisi menikmati jamuan atau hidangan makanan dengan cara bersama-sama dengan membentuk kelompok makan. Pada masyarakat melayu sambas satu saprah itu terdiri dari enam orang dan tidak boleh lebih, karena piring yang disediakan hanya enam. Adapun tradisi menyantap hidangannya menggunakan lima jari artinya ketika memasukan makanan kedalam mulut tidak menggunakan sendok dan garpu, di acara Makan Besaprah ini lah kebersamaan benar-benar terasa. Sementara untuk membentuk kelompok ini biasanya kita bisa mengajak teman dekat atau ada juga bersama orang-orang yang kita tidak akrab sebelumnya. Untuk hidangan Makan Besaprah ini sudah tersaji lengkap bersama air minumnya, piring serta air untuk basuh tangan serta lap tangan. Untuk Makan Besaprah ini setelah menikmati hidangan biasanya bisa lansung meninggalkan tempat karena untuk hidangan yang sudah disantap sudah ada yang menanganinya untuk membersihkannya. Karena "Tamu adalah Raja" maka tamu yang hadir benar-benar dilayani seperti raja.Tetapi pada saat buang abu, saprahannya agak sedikit berbeda dari yang lainnya. Di dalam saprahan tersebut bukannya nasi lengkap dengan lauk-pauknya, tetapi hanya ketupat dan biasanya diberi lauk ayam yang berisikan kuahnya dan juga biasa ditambah dengan parutan kelapa.
4)                  Berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh seorang pemuka agama di kampung (Pak Labbai) setelah makan-makan bersamatersebut. Biasanyadoa yang dibacakanmemangdoa yang berisipermohonana agar terhindardaribaladanbahaya yang manaseringdikenaldenganistilah DoaTulakBalla.
5)                  Setelah memakan kutupat dan juga selesai membacakan doa tersebut, maka kulit tersebut harus dibuang ke jalan. Pada acara membuang bala orang yang tadi bersunat itu dan juga kulit itu harus dibuang oleh tuan rumahnya atau orang tua yang disunat itu.Di dalam acara buang abu banyak yang membuktikan bahwa buang abu itu ada kaitannya dengan keislamannya, membacakan doa-doa penolak bala, seperti mempererat silaturahmi dan juga bermusyawarah. Karena sebelum mengadakan acara tersebut masyarakat pasti akan mengadakan musyawarah terlebih dahulu untuk menentukan siapa-siapa yang akan diberi tugas dalam acara tersebut, seperti yang memasak nasi, membuat mumbu, membuat lauk-pauknya dan juga mengatur/menyusun saprahan/makanan yang akan disajikan.

E.                 Kesimpulan
Mengenaldaridalam merupakan proses penghayatan, pemasukan dan penanaman pemikiran kepada individu maupun suatu kelompok masyarakat tertentu. Kaitannya dengan nilai-nilai pendidikan Islam ialah penanaman nilai-nilai yang sesuai dengan ketentuan syariat agama Islam sebagaimana yang tertulis di dalam Al-Qur’an maupun Hadis Nabi SAW.
Proses mengenal Budaya Lokal dari sisi dalamnya dengan pendekatan komunikasi tentu merupakan suatu cara yang tepat untuk mendapatkan hati masyarakat Sambas yang pada dasarnya lebih terbiasa pada komunikasi bentuk kelompok dibanding dengan menggunakan komunikasi media massa. Mereka sudah terbiasa belajar atau menerima informasi dari guru di dalam suasana musyawarah, duduk di suatu tempat dan berkumpul bersama yang lain.
F.                 Daftar Pustaka



MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
                                             
20.  NAMA  : REDY RISARDI
NIM       : 302.2018.066

TRADISI SATU MUHARRAM PADA MASYARAKAT SAMBAS

F.            Latar Belakang
Bulan Muharram merupakan salah satu peringatan hari besar Islam ( Umat Islam )pada umumnya. Warga Sambas menyambut Tahun Baru dengan tak hanya melaksanakan pawai taaruf, tapi juga disertai dengan peristiwa lain seperti makan bersama atau kumpul bersama dengan keluarga besar seperti menyambut hari raya, keluarga akan kumpul. Jadi kita masak untuk dimakan bersama di hari pertama Tahun Baru Hijriah atau 1 Muharam
Sementara itu, Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan atau tiap kecamatan menggelar pawai taaruf yang sengaja diselenggarakan difokuskan pada satu titik / tempat untuk senagaja  dipertontonkan kepada masyarakat dengan tujuan mempererat silaturahmi sesama umat, banyak masyarakat yang menyaksikan bahkan jumlahnya mencapai kurang lebih seribuan lebih warga turun ke jalan dalam kegiatan tersebut. Berbagai kreativitas ditampilkan peserta, dengan mengusung nuansa islami. Hal tersebut pun mengundang ketertarikan warga, sehingga sepanjang rute yang dilalui selalu disesaki warga yang menonton. 
Datangnya tahun baru Islam perlu menjadi renungan bagi kita, agar di tahun yang baru kita semuanya menjadi lebih baik dan menambah keimanan. Dalam kesempatan tersebut, "Mari kita maknai pergantian tahun untuk semakin meningkatkan berbagai hal positif. Hadapi tahun dengan hati yang bersih dan ikhlas. Mari kita jaga keamanan dan ketertiban dengan saling menjaga dan menghormati diantara sesamanya. 

G.           Metodelogi
Sebagai tujuan untuk mendapatkan data informasi yang akurat. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bahni, hal ini dilakukan atas dasar informasi yang sesungguhnya yaitu pada tanggal 10 Februari 2019 Jam 10.00 s/d selesai WIB. Yang terjadi dirumah bapak Bahni.

H.           Pembahasan
Dalam menghadapi 1 muharram (tahun baru hijriyah), sebagian besar kaum muslimin di  negara lainnya (Muslim), terutama Indonesia khususnya di daerah Sambas, apabila masuk 1 Muharram ( tahun baru Islam) maka sebagian masyarakat muslim di daerah sambas menyambutnya dengan berbagai macam amaliyah yang sudah menjadi tradisi dari orang tua-tua dulu hingga sekarang ini, masih marak/eksis di lakukan di berbagai Desa atau Masjid. Menjelang 1 Muharram (ba’da shalat Asar), biasanya sebagian masyarakat berkumpul di masjid beramai-ramai untuk menunggu pergantian tanggal. Sekitar jam 5 sore mereka secara berjama’ah membaca do’a akhir tahun. Ada juga masyarat sebelum membaca do’a akhir tahun, mereka bersama-sama membaca surah yasin, setelah itu baru berdo’a. Dan ada juga yang hanya membaca do’a saja, tanpa membaca Surah Yasin. Setelah masuk tanggal 1 Muharram (ba’da maghrib), biasanya sebagian masyarakat berkumpul kembali di masjid beramai-ramai (biasanya setelah mereka shalat berjama’ah maghrib) untuk membaca do’a awal tahun. Ada juga masyarakat sebelum membaca do’a awal tahun, mereka bersama-sama membaca surah yasin  , setelah itu baru berdo’a. Dan ada juga yang hanya membaca do’a saja, tanpa membaca surat yasin. Setelah mereka membaca do’a, biasanya mereka menghidangkan makanan (kue) yang mereka bawa masing-masing dari rumahnya. Dan ada juga di sebagaian masyarakat setelah shalat isya mereka mengadakan /mengundang penceramah untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat yang hadir. Ceramahnya biasanya tentang hikmah hijrahnya nabi saw dari makkah ke Madinah. Kemudian ke esokan harinya, di sebagian desa khususnya di waktu pagi, mereka berkumpul kembali di masjid untuk membaca do’a selamat dan do’a tolak bala. Menurut mereka mudah2an dengan berdo’a bersama, Allah memberikan keselamatan kepada masyarakat dan mudah2han Allah menghindarkan segala macam musibah. Ada juga di sebagian masyarakat di pagi itu, di isinya dengan mengundang ceramah untuk pencerahan kepada masyarakat tersebut.
Ada juga di sebagian desa, mereka di hari tersebut membuat kue di letakkan di meja tamu, seperti hari raya idul fitri dan idul adlha. Karena di hari itu Mereka saling bersilaturrahim dari rumah ke rumah dalam satu hari itu, untuk bersilaturrahim dan saling ma’af mema’afkan antara satu dengan yang lain. Jadi dalam satu hari itu mereka libur untuk berkerja misalnya nelayan, Petani, dan aktivitas lainnya.Ada juga di masyarakat untuk memeriahkan tahun baru Islam, selain amaliyah yang diseutkan diatas, mereka mengadakan berbagai macam perlombaan untuk anak dan remaja terkadang juga untuk dewasa, misal baca qur’an, azan, hapalan surat pendek, dan lain-lain. Dan bahkan ada juga pawai atau kanaval serta hiburan rakyat. Begitulah tradisi di masyarakat sambas dari dulu hingga sekarang ini. ,,,,,,,Wallahu a’lam,,,,,,

I.              Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan 1 Muharram bukan hanya merupakan Adat Istiadat yang ada didaerah Sambas tetapi merupakan hari/ peringatan pergantian datangnya Tahun Baru Islam. Dan dari peristiwa tersebut banyak yang dapat kita pelajari dan ambil hikmah dan mudah mudahan kita tergolong orang yang selalu bersukur dan menjadi orang yang Taqwa.

J.             Referensi
Bahidhawy.Z dan Jinan. M. (2002)
Zakiyuddin. Jinan. Muttoharun Agama dan Popularitas Budaya Lokal
Margono,Drs,dkk,Ilmu Alamiah Dasar,Surakarta, Universitas Negeri Surakarta,1982.

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

21.  NAMA : RIMA .M
NIM    : 302.2018.067

Tradisi Bungas Setahun Di Desa Sejiram

A.    Latar Belakang
Setiap menjelang panen sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat khususnya para  petani melakukan suatu acara sebagai bentuk syukur para petani atas hasil panennya pada saat itu, yang dikenal dengan sebutan Bungas Setahun.
Tradisi seperti ini masih kita temui disuatu desa di Kecamatan Tebas khususnya desa Sejiram. Desa Sejiram yang yang terletak di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Desa ini memiliki luas wilayah lebih  kurang 4.50 km2 dengan jumlah penduduk kurang lebih  1.563 jiwa dan akses ke Kecamatan kira-kira 6 km dari desa, masih memiliki budaya turun- temurun yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat   setempat.
Bungas Setahun diartikan masyarakat setempat saat kondisi sawah dengan hamparan padi yang hampir siap panen dan belum di mulai proses panen (pra panen). Dalam Tradisi ini juga dapat menumbuhkan rasa gotong –royong dan kebersamaan yang tinggi masyarakat di desa Sejiram. Salah satu contoh gotong-royong  yang dilakukan pada  tradisi adalah saat pembuatan olahan padi yang disebut dengan emping, dimana para ibu-ibu  membuat emping dengan cara membuatnya beramai-ramai bersama ibu lainnya.
Tradisi Bungas setahun lazimnya dilaksanakan di Mesjid Al-ikhsan  Sejiram, pagi hari saat masyarakat belum memulai aktivitas kerja. Bapak-bapak, Ibu-ibu bahkan anak-anak ikut meramaikan dalam acara ini.
Masyarakat  sangat menjaga dan melestarikan tradisi ini, nilai gotong-royong dan kebersamaan tergambar saat melaksanakn acara ini dan  mereka meyakini dengan tradisi Bungas setahun hasil panennya akan menjadi berkah kemudian melalui informasi dari ketua adatnya mereka dapat menanam padi pada tahun berikutnya akan lebih baik.
Ada beberapa penelitian yang relepan dengan tulisan ini. Pertama, penelitian ini dengan judul Pengembangan  event Seren Taun Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kecamatan Cigugur, ditulis oleh D. Romalia pada tahun 2013 pada Universitas Pendidikan Indonesia. Kedua, penelitian dengan judul Kesenian Dot-Dot Pada Acara Syukuran  Panen (Rasulan)Di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang, ditulis oleh P.S, Lestari pada tahun 2013 pada Universitas Pendidikan Indonesia. Ketiga, penelitian ini dengan judul Nyanyian Syukuran Panen Dalam Ibadah Gereja Toraja Jemaat Hermon Manggasa’ Makale Tana Toraja” ditulis oleh D. DARTY pada tahun 2012 pada tesis (Doctoral dissertation, FSD).
B. Metodologi
Pendekatan yang digunakan  pada artikel ini adalah pendekatan ilmu Antropologi, dan ada dua teknik yang digunakan untuk menggumpulkan data yaitu melalui wawancara dengan pemuka masyarakat Sejiram pada tanggal 10 Januari 2019,  adapun metode pengumpulan data yang kedua adalah melalui  observasi yang dilakukan pada awal panen dilokasi Mesjid Al-ikhsan dalam kegiatan tradisi Bangas Setahun.
C. Pembahasan
Tradisi Bungas Setahun di desa Sejiram Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas merupakan gelar tradisi masyarakat petani saat menjelang panen, Bungas artinya kondisi dimana padi masih utuh disawah dan Setahun dimana hitungan satu kali periode tanam. Bungas Setahun merupakan tradisi saat belum dimulai proses panen dalam satu periode tanam padi. Di desa Sejiram tradisi ini dilakukan setiap tahunnya. Sehari sebelum acaranya, para petani bergotong royong mempersiapkan olahan hasil panen, salah satunya yaitu emping. Emping dibuat melalui proses pemilihan buah padi yang tidak terlalu tua, yang kemudian dirontok lalu di sangrai selanjutnya di tumbuk. Semua alat yang digunakan dalam pembuatannya juga masih banyak ditemui alat tradisional seperti lesung dan alu. Emping dibuat untuk dihidangkan saat tradisi diadakan, menurut masyarakat setempat sebagai simbol bisa berbagi dengan sesama merasakan hasil panen secara bersama-sama.
Selain emping, ketupat juga dihidangkan saat acara ini tidak lengkap jika hidangan ketupat tidak disertai dengan parutan kelapa muda yang dicampur manisnya gula kelapa atau mereka sebut dengan gula merah. Dengan keberagaman aneka olahan hasil panen sangat menarik untuk hadir dalam tradisi ini.
Tradisi  Bungas Setahun merupakan tradisi turun-temurun nenek moyang terdahulu. Tradisi ini merupakan acara suka cita petani saat menyambut panen tiba. Tradisi ini juga merupakan syukuran akan keberhasilannya selama proses bertani hinggalah padi menguning, pada acara ini juga mereka memanjatkan doa memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT untuk dilancarkan selama proses panen hingga selesai panen dan memohon keberkahan untuk tahun yang akan datang.
Dalam proses pelaksanaan tradisi ini. Salah satu pemuka masyarakat atau ketua adat di desa ini menyampaikan petuah-petuah atau arahan kepada masyarakat dalam melaksanakan tanam padi tahun berikutnya. Dilanjutkan dengan baca doa bersama dalam kata lain doa untuk tolak bala, dengan hikmat masyarakat mendengarkan apa yang disampaikan ketua adat dan mereka patuh dalam menjalankan arahan dan petuah ketua adat  dengan harapan mereka selalu kompak dalam memulai kegiatan pasca panen dan proses penanaman padi tahun berikutnya. Setelah itu mereka  tutup  dengan menyantap berbagai  sajian emping dan makanan lainnya  yang mereka bawa  bersama.
D.Kesimpulan
 Berdasarkan dari hasil pengamatan dapat penulis simpulkan bahwa kegiatan Bungas Setahun merupakan tradisi turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang sebagai warisan budaya yang masih terjaga sampai sekarang. Sepanjang tidak mengandung unsur yang melanggar norma agama dan norma sosial di tengah masyarakat, tradisi ini sangatlah perlu untuk dijaga dan dilestarikan. Ini merupakan salah satu kekayaan budaya di Kabupaten Sambas. Keberagaman  budaya diharapkan dapat memicu hadirnya wisata budaya yang dapat dijadikan objek wisata bagi masyarakat baik dalam maupun luar daerah. Keunikan tradisi Bungas setahun sangat menarik penulis untuk mengetahui bahkan mengikuti kegiatan tersebut dari proses penyiapan olahan makanan hingga mendengar petuah-petuah yang disampaikan oleh ketua adat.
E. Referensi
Penulisan artikel ini bersumber dari beberapa tulisan dan literatur berbagai jurnal antara lain:
D. Romalia, 2013. Pengembangan  event Seren Taun Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Di Kecamatan Cigugur. Universitas Pendidikan Indonesia.
Lestari, P.S. 2013. Kesenian Dot-Dot Pada Acara Syukuran  Panen (Rasulan)Di Kampung Pamatang Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang. Universitas Pendidikan Indonesia.
Darty, D. 2012. Nyanyian Syukuran Panen Dalam Ibadah Gereja Toraja Jemaat Hermon Manggasa’ Makale Tana Toraja”. Doctoral Dissertation, FSD.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

22.  NAMA: RISKO
NIM      : 302.2018.068
“Tugu Limau” Ikon Kebangkitan Jeruk
Di Kecamatan Tebas

A.     Latang Belakang
Komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Sambas, khususnya di Kecamatan Tebas salah satunya adalah Jeruk atau dalam bahasa melayu Sambas dikenal dengan istilah  Limau dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini mulai melemah. Pada tahun 1995 petani Jeruk di Kecamatan Tebas mengalami kegagalan serentak dimana hampir seluruh tanaman Jeruk terserang hama penyakit yang mengakibatkan produksi buah Jeruk menurun drastis. Sebagai bentuk bukti bahwa di Kecamatan Tebas adalah salah satu daerah penghasil buah Jeruk yang di Kabupaten Sambas, maka Camat Tebas bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (FORKOMPIMCAM) dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Tebas membangun sebuah tugu di halaman Kantor Camat Tebas yang dikenal dengan nama Tugu Limau.
Alasan artikel ini ditulis adalah sebagai usaha untuk memperkenalkan Tugu Limau Tebas kepada masyarakat  karena secara umum masyarakat tidak mengetahui maksud, tujuan dan makna dari pembangunan tugu tersebut khususnya masyarakat di Kecamatan Tebas. Harapannya bahwa tugu tersebut dapat menjadi ikon identitas daerah sebagaimana Tugu Monas yang ada di DKI Jakarta, Tugu Khatulistiwa di Kota Pontianak, Menara Eifel di Paris, Twin Tower di Kuala Lumpur dan lain sebagainya.
Ada beberapa penelitian yang relevan dengan tulisan ini. Pertama, penelitian yang berjudul Taman Wisata Kulminasi Khatulistiwa Pontianak  yang ditulis oleh Prihadi Wibowo  pada tahun 2017 dari Universitas Tanjungpura. Kedua, penelitian dengan judul Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet) yang ditulis oleh S. Dwi Utari pada tahun 2014 dari Universitas Pendidikan Indonesia. Ketiga, artikel dengan judul Jatidiri Arsitektur Monumen Bajra Sandhi yang ditulis oleh Ni Nyoman Sri Rahayu dan Ni Wayan Ardiarani Utami pada tahun 2018 di Seminar Nasional Desain dan Arsitektur (SENADA).
B.    Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan sosial dan ekonomi dengan memperhatikan latar belakang sosial masyarakat yang ada di Kecamatan Tebas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara. Observasi dilakukan di Desa Mak Tangguk Kecamatan Tebas dan wawancara kepada Bapak Farhamni, salah satu warga masyarakat setempat. Disamping itu, wawancara juga dilakukan kepada Camat Tebas yang merupakan salah satu tokoh penggagas ide pembangunan Tugu Limau tersebut.

C.    Pembahasan
1.         Gambaran Umum Kecamatan Tebas
Kecamatan Tebas merupakan salah satu kecamatan dari 19 kecamatan yang ada di Kabupaten Sambas yang terdiri dari 23 Desa, 68 Dusun, 167 Rukun Warga dan 374 Rukun Tetangga dengan luas kurang lebih 395,64 KM2 atau sekitar 6,19 % dari luas wilayah Kabupaten Sambas. Jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Tebas sekitar 66.872 jiwa, dan rata-rata mata pencaharian pokok masyarakatnya adalah petani.
Selain Padi yang merupakan tanaman pokok masyarakat di Kecamatan Tebas pada umumnya, sebagian besar masyarakat juga menanam Jeruk atau Limau sebagai sumber penghasilan pendukung ekonomi yang sampai saat ini masih sangat dominan bahkan luas lahan tanaman Jeruk meskipun ada juga beberapa tanaman-tanaman lain yang ditanam seperti Lada, Karet, Sawit dan lain-lain. Oleh karena itu, Kecamatan Tebas merupakan penghasil buah Jeruk terbesar di Kabupaten Sambas.

2.         Maksud dan Tujuan Pembangunan
Jeruk Tebas sudah dikenal sampai ke daerah-daerah diluar Kabupaten Sambas bahkan diluar Provinsi Kalimantan Barat karena ciri khas rasa manisnya jeruk lokal yang tidak ada di daerah lain. Kejayaan Jeruk Tebas sempat padam beberapa tahun dikarenakan serangan hama yang tidak bisa dikendalikan, sehingga beberapa tanaman jeruk milik masyarakat mati.
Untuk kembali membangkitkan semangat petani dan mengingatkan bahwa di Kecamatan Tebas pernah dijuluki Kota Jeruk, maka dibawah pimpinan FORKOMPIMCAM di Kecamatan Tebas menggelar sayembara untuk membangun sebuah tugu atau monumen yang menggambarkan ciri khas tersebut. Disepakatilah pembangunan tugu yang dikenal dengan Tugu Limau. Meskipun sebelumnya pernah dibangun tugu yang sama yang terletak di wilayah Desa Mekar Sekuntum, namun tugu terserbut terpaksa dirobohkan karena proyek pelebaran jalan pada tahun 2016 yang lalu. Gagasan pembangunan kembali tugu tersebut muncul dari Camat Tebas, Bapak Marianis, SH.,MH. berasama tokoh-tokoh masyarakat Tebas yang kemudian disepakati letak pembangunannya di halaman Kantor Camat Tebas.

3.         Sumber Pendanaan Pembangunan
Pada tahun 2017 pembangunan tugu tersebut dimulai dengan menggunakan dana yang diperoleh dari bantuan CSR Bank Kalbar. Pelaksanaan pembanguan dilakukan secara swakelola yang didesain oleh Pendamping Desa Teknik Infrastruktur,  Edi Sudianto, ST. bersama Pendamping Desa yang lain. Proses pengajuan pendanaan untuk pembangunan tugu tersebut dilakukan bersama-sama dengan mengajukan proposal yang ditujukan kepada PT. Bank Kalbar.
Selain dari dana tersebut, Camat Tebas juga mengajukan proposal bantuan pembangunan dana kepada PT. KSUP dan perusahaan-perusahaan lain yang ada di wilayah Kecamatan Tebas sebagai bentuk kepedulian terhadap tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat serta beberapa sumbangan dari masyarakat yang peduli terhadap pembangunan tugu tersebut.

4.         Filosofi Bentuk dan Desain Tugu Limau
Tugu Limau Tebas didesain sedemikian rupa berdasarkan hasil kesepakatan semua pihak. Atas beberapa usul, masukan dan saran, harapannya Tugu Limau tersebut mengandung makna dan filosofi yang dapat dijadikan identitas dan karakter Kecamatan Tebas pada umumnya, sehingga mudah dikenal dan diingat ketika orang luar berkunjung ke Kecamatan Tebas belum sah jika belum datang langsung dan melihat Tugu Limau ini.
Desain Tugu Limau sangat minimalis dan sederhana tanpa ada embel-embel sentuhan mewah sedikitpun. Tugu Limau terdiri dari 3 (tiga) buah tiang yang saling berhadapan dengan memiliki warna dan panjang yang berbeda dimasing-masing pilarnya. Warna tiang tugu terdiri dari warna merah, biru dan putih yang menggambarkan keberagaman suku, etnis dan agama yang ada di Kecamatan Tebas. Namun meskipun dengan perbedaan tersebut, dalam segala hal selalu mengedepankan kebersamaan dan persatuan.
Kemudian pada bagian ujung paling atas dari ketiga tiang tersebut terdapat tiga buah replika buah Jeruk dengan ukuran besar yang menggambarkan bentuk dan ciri khas Jeruk lokal yang ada di Kecamatan Tebas. Replika buah Jeruk tersebut bermakna besarnya harapan dan semangat masyarakat Kecamatan Tebas agar kejayaan tanaman Jeruk kembali bangkit.
Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Tebas kurang memahami makna dan filosofi dari bentuk desain Tugu Limau ini. Ketika penulis melakukan observasi dan wawancara singkat kepada salah satu warga yang ada di Desa Mak Tangguk, Bapak Farhamni mengaku tidak mengetahui makna yang tersirat dari bentuk desain dan tujuan dibangunnya tugu tersebut. Menurutnya, pembangunan tugu tersebut hanyalah bagian dari penataan kota Tebas secara umum.
Pemerintah Daerah sangat mendukung pembangunan Tugu Limau ini, hal tersebut dibuktikan pada saat peresmian Tugu dilakukan langsung oleh Bupati Sambas, H. Atbah Romin Suhaili, Lc bersama Wakil Bupati, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Kalimantan Barat, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Sambas, dan pejabat-pejabat lain yang ikut bersama rombongan. Namun penandatangan prasasti Tugu Limau tersebut ditandatangani langsung oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Eko Putro Sandjojo, BSEE., M.BA di Aula Kantor Bupati Sambas pada tanggal 17 Maret 2018.




D.       Kesimpulan
Sebagai ciri khas daerah Kecamatan Tebas, Tugu Limau merupakan ikon kebanggaan masyarakat Tebas yang digagas langsung oleh FORKOMPIMCAM dibawah pimpinan Camat Tebas. Tugu Limau Tebas dibangun sebagai upaya untuk membangkitkan kembali semangat petani Jeruk yang ada di Kecamatan Tebas yang sempat padam.
Selain itu, Tugu Limau Tebas diharapkan dapat menjadi salah satu objek tujuan para pengunjung dari luar Kecamatan Tebas minimal untuk berswafoto sebagai bukti bahwa mereka sudah pernah datang ke Tebas.

E.      Referensi
Wibowo, Prihadi. Taman Wisata Kulminasi Khatulistiwa Pontianak. Jurnal Online Mahasiswa S1 Arsitektur UNTAN 5.2.
Dwi Utari, Sari. (2014). Monumen Lingga Di Sumedang Sebagai Ide Berkarya Seni Grafis Dengan Teknik Linocut (Cukil Karet. (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
Rahayu, N. N. S., & Utami, N. W. A. (2018, November). Jatidiri Arsitektur Monumen Bajra Sandhi. In SENADA (Seminar Nasional Desain dan Arsitektur) (Vol. 1, pp. 367-374).
-----------, https://id.wikipedia.org/wiki/Tebas,_Sambas (online), Diakses pada tanggal 31 Januari 2018.
-----------, https://sambas.go.id/tebas/1324-peta-kecamatan-tebas.html (online), Diakses pada tanggal 31 Januari 2018.
-----------, https://kalbar.antaranews.com/berita/358107/bank-kalbar-bangun-tugu-limau-tebas (online), Diakses pada tanggal 31 Januari 2018.



MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
                                            
23.  NAMA : SALAM
NIM      : 302.2018.069




MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
                                            
24.  NAMA : SURIYANSAH
NIM      : 302.2018.070

USAHA INTERNET DESA (HOTSPOT)
DI DESA SERUMPUN


A.      LatarBelakang
Di zaman yang moderen saat ini, sudah banyak perkembangan yang kita lihat di sekitar kita, salah satu nya adalah internet. Penggunaan internet yang semangkin diminati oleh masyarat baik itu orang tua, remaja maupun anak – anak. Dengan adanya internet masyarakat bisa mendapatkan informasi dengan lebih mudah.
Usaha Internet Desa sangat lah mudah karena bisa diakses melalui Smartphone, Komputer PC, mau pun Laptop. Kebutuhan akan internet sangat lah dibutuhkan karena hampir setiap orang membutuhkan akses internet tersebut.
Mengingat semangkin kurangnya lapangan kerja serta semangkin pesatnya pesaing bisnis di masyarakat baik itu di bidang wirausaha maupun bisnis lainnya, maka Usaha Internet Desa ini bisa dikembangkan di desa-desa karena masih minimnya usaha tersebut, sehingga peluang keuntungan Usaha Internet Desa lebih besar.
Referensi
Berdasarkan hasil dari penelitian dan perancangan jaringan HotSpot di, dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1.      Dengan adanya jaringan HotSpot akan mempermudah masyarakat untuk mengakses internet.
2.      Sistem keamanan yang digunakan pada jaringan wireless (access point)ini sudah diatur oleh server, sehingga saat ingin mengakses internet, user harus memasukan username dan password.
3.      Jaringan ini menggunakan DHCP server, sehingga server membagi IP Address sebanyak mungkin yang mengakibatkan loading yang lama padasaat banyak user yang aktif.

B.     Metodologi

                        Artikelinidibahasdenganpendekatanekonomi.Penelitian data didalamartikelini di kumpulkandenganbeberapacarayaitupendekatansecaraObservasidanWawancara. Penelitianini di lakukan di Rt. 007Rw. 003 DusunParit Lintang DesaSerumpun KecamatanSalatiga, Adapunpendekatancaraobservasiyaitumelaluipengamatanbeberapatitik Usaha Internet Desa pendekatancarawawancarayaitusayalangsungmenemuibapakIskandar padatanggal26 Januari 2019 dari jam 09.00 wib. s/d11.00 wib. Kegiataninidilakukan agar data lebihakurattentangusahatersebut.

C.      Pembahasan

Usaha Internet Desa (Hotspot) adalah usaha yang menjual voucer internet yang telah di setting limit waktu nya mulai dari 1, 2, 5 hingga 24 jam,  harga mulai dari 2000 rupiah hingga 10.000 rupiah. Dengan harga yang sangat terjangkau sehingga masyarakat golongan bawah sekalipun bisa menikmati layanan internet tersebut. Selain dari voucer tersebut langganan bulanan juga bisa di lakukan mulai dari kecepatan 1 mbps hingga 10 mbps.
Bisnis internet wifi, akan semakin berkembang apabila kita bisa menjalin kemitraan. Semakin banyak mitra maka akansemakinbanyakkeuntungan.Untuk system bagihasil bisa kita diskusikan dengan mitra tersebut agar memperoleh kesepakatan, bisa 50:50 atau bahkan 60% lebihbuatkita.
Cobakitabayangkanjika dari satu mitra saja kita bisa memiliki penghasilan bersih Rp.3.000.000,-/bulan, tentu Rp. 30.000.000,-/bulan bukan hal yang mustahil jika kita memiliki 10 mitra .Hal ini bukanlah hal yang sulit terutama bagi yang tinggal di desa, karena bisnis ini hampir bisa dipastikan sangat langka bahkan banyak desa yang tidak ada satu orangpun yang menggelutinya.Inilah kesempatan luar biasa untuk kita terus bisa mengembangkan bisnis internet wifisebanyak-banyaknya.
Untuk promosipun sangat mudah, kita tinggal menuliskan sedia voucer wifi di tempat usaha mitra maka customerpun akandatangberbondong-bondonguntukmembelinya.Penting untuk diingat, karena mitra juga menggunakan layanan internet maka setiap bulan harus tetap membayar setoran bulanan wifi kepada kita.Ini tidak memberatkan, buktinya di desasayapundemikian.
Bahkan mitra merasa sangat beruntung, karena selain bisa mengurangi pengeluaran akan kebutuhan kuota juga ia diuntungkan dari hasil penjualan pulsa. Selain itu bagi mitra yang memiliki usaha penjualan pulsa elektrik ia bisa menggunakan fasilitas internet untuk transaksi pulsanya.
  D.      Kesimpulan
Dari hasilanalisisdanpembahasan, dapatdisimpulkanbahwa :
1.      PendapatanPengusaha Internet desa Hotspot tidak jauh beda dengan bisnis lainnya.
2.      Daya beli yang disediakan sangat lah murah, sehingga masyarakat golongan bawah bisa membeli voucer tersebut
3.      Resiko kerugian lebih minim karena usaha tersebut masih sangat jarang.

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.
                                                              
25.  NAMA  : THAYIB
NIM       : 302.2018.071

TEPUNG TAWAR

A.    Latar Belakang
Tepung tawar yang berbagaimacam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan keaneka ragaman budaya yang terdapat di Desa Serindang merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah. Akan sangat berpengaruh pula terhadap kebudayaan lokal salah satunya di Desa Serindang Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas.
Kebudayaan merupakan ciri khas dari suatu daerah dan juga menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah, oleh karena itu kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu kelompok masyarakat dari setiap individu.
Dengan kata lain kebudayaan merupakan kekeayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa seperti tradisi tepung tawar oleh masyarakat melayu.
Upacara tepung tawar bagi anak bayi yang dilakukan dengan upacara ritual dengan segala persiapan yang di sediakan bagi ahli keluarga yang mempunyai hajatan. Adapun perlengkapan alat-alat tersebut yang merupakanadatbudayamelayu Sambas antaralainyaitupadi, kelapa, telur, lilin, gula, tebu, pisang, dan lain-lain.
Ada beberapa penelitian yang berhubungan dengan dibuatnya tulisan ini. Pertama, penelitian dengan judul Tradisi Potong Rambut Goron talo oleh Rahmat, A. padatahun 2015. Kedua dengan judul Analisis Semiotik Ritual Tradisi “Haroa” Potong Rambut (Aqiqah) pada Masyarakat Suku Buton di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari oleh Jumaidin, B. A. B. L. O, pada tahun 2018, ketiga  dengan judul Nilai Budaya Mappano’dalam Pelaksanaan Aqiqah Pada Masyarakat Bulisu Kecamatan Batulappa oleh Marhani, M., pada tahun2018.
B.     Metodologi
Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan Kebudayaan, adapun pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian dengan Observasi langsung dan wawancara dengan Bapak Sunardi salah satu Amil desa setempat, yang dilakukan di Dusun Rindang Rt. 05 Rw. 03 Desa Serindang pada tanggal 27 Januari 2019. 

C.    Pembahasan
Tepung tawar adalah salah satu prosesi dalam acara adat melayu yang biasanya dilakukan pada acara anak bayi yang baru dilahirkan tujuannya untuk meminta keselamatan.
Tepung tawar adalah salah satu kekayaan yang sangat bernilai  dan merupakan salah satu ciri khas dari suatu daerah di kabupaten sambas yang juga menjadi lambang dari kepribadian suatu daerah.
Kebudayaan merupakan kewajiban dari setiap individu dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa seperti tradisi tepung tawar oleh masyarakat melayu.
D.    Kesimpulan
Tepung tawar adalah tradisi dan budaya yang berkembang secara turun temurun terkait kehidupan masyarakat setempat memegang teguh adat dan istiadat.
Kegiatan tepung tawar merupakan suatu keyakinan muslim melayu yang ada di desa Serindang,  acara tepung tawar memberikan nilai-nilai agama yang harus dihormati dan dipertahankan sebagai nilai budaya.

E.     Referensi
Rahmat, A. (2015). Tradisi Potong Rambut Gorontalo (Hundingo). IBDA: Jurnal Kajian Islam dan Budaya13(2), 86-96.
Jumaidin, B. A. B. L. O. (2018). Analisis Semiotik Ritual Tradisi “Haroa” Potong Rambut (Aqiqah) pada Masyarakat Suku Buton di Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari. Journal Ilmu KOMUNIKASI UHO3(2).
Marhani, M. (2018). NILAI BUDAYA MAPPANO’ DALAM PELAKSANAAN AQIQAH PADA MASYARAKAT BULISU KECAMATAN BATU LAPPA. AL-MAIYYAH11(1), 1-29.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

26.  NAMA  : URAY DENO JULIARSA PUTRA
NIM       : 302.2018.072

SELAMATKAN REMAJA DARI PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DI DESA TEBAS KUALA

F.       Latar belakang

Di zaman yang semakin maju banyak remaja-remaja yang menggunakan Narkoba, yang mana efek dari menggunakan Narkoba dapat mengurangi kesadaran setiap orang yang menggunakannya sehingga penyalahgunaan narkoba sangat-sangat berbahaya dan membuat para orang tua menjadi resah. .
Desa Tebas Kuala adalah salah satu desa yang ada di wilayah Kecamatan TebasKabupaten SambasKalimantan Barat. Terletak di tengah-tengah kota Tebas yang mana masyarakat Desa Tebas kuala banyak terdapat remaja- remaja, sehingga sangat rentan akan pergaulan bebas.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan banyaknya remaja menyalahgunakan Narkoba, pertama kurangnya perhatian dari keluarga, yang mana para orang tua kurang memperhatikan pergaulan anaknya, sehingga sangat rentan dalam pergaulan bebas seperti menggunakan narkoba. Yang kedua lingkungan, dalam hal ini lingkungan adalah yaitu dengan siapa mereka bergaul. Yang ketiga adalah putus sekolah, banyak remaja remaja yang putus sekolah sehingga sangat rentan dalam pergaulan bebas.
Ada beberapa kajian relevan yang terkait dalam penulisan ini antara lain: Masalah kenakan remaja dan penyalahgunaan narkotika, AW Widjaya Armico Tahun 1985, kecenderungan kepribadian anti sosial pengaruh teman sebaya dan kondisi keluarga pada remaja penyalahgunaan zat, oleh Irham Yusuf Elere Tahun 1999 di Universitas di Ponegoro, bagaimana menghindarkan diri dari penyalahgunaan Napza oleh Tenes Afiatin Tahun 1998.

G.      Metodologi
Adapun pendekatan dalam tulisan ini adalah pendekatan sosial didapat berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Desa Tebas Kuala Kecamatan Tebas Hemi Susanto bertempat di Kantor Desa Tebas Kuala pada hari Senin tanggal 1 Januari 2019 sekira pukul 09.00 WIB.
H.      Pembahasan
Peredaran Narkoba dikalangan remaja makin parah. Sekitar 4,7 persen pengguna Narkoba adalah pelajar dan mahasiswa. Badan Narkotika Nasional (BNN) mengakui pengaruh narkoba telah merambah keberbagai kalangan. Berdasarkan survei BNN, penggunaan narkoba tercatat sebanyak 921.695 orang adalah pelajar dan mahasiswa.
Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1997 yang dimaksud dengan Narkotika adalah zat atau obat-obatan yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun sistematis, yang dapat menurunkan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Berikut ini jenis dan golongan narkoba narkotika antara lain adalah sebagai berikut:
1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh jenis narkoba golongan satu antara lain adalah : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
2. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan dua antara lain adalah: petidin, benzetidin, dan betametadol.
3. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan tiga antara lain adalah: kodein dan turunannya.
Kurangnya penyuluhan dan informasi di masyarakat mengenai bahaya penyalahgunaan narkoba. Untuk itu penyuluhan dan tindakan edukatif harus direncanakan, diadakan dan dilaksanakan secara efektif dan intensif kepada masyarakat yang disampaikan dengan sarana atau media yang tepat untuk masyarakat.
Bahaya pemakaian narkoba sangat besar pengaruhnya terhadap negara, jika sampai terjadi pemakaian narkoba secara besar-besaran di masyarakat, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang sakit, apabila terjadi demikian negara akan rapuh dari dalam karena ketahanan nasional merosot.
Efek dampak penggunaan narkoba bisa dalam berbagai bentuk antara lain adalah sebagai berikut :
1. Menyebabkan penurunan atau pun perubahan kesadaran.
2. Menghilangkan rasa.
3. Mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri.
4. Menimbulkan ketergantungan / adiktif (kecanduan).

I.         Kesimpulan
Masalah penyalahguanaan Narkoba / NAPZA khususnya pada remaja adalah ancaman yang sangat mencemaskan bagi keluarga khususnya dan suatu bangsa pada umumnya. Pengaruh narkoba sangatlah buruk, baik dari segi kesehatan pribadinya, maupun dampak sosial yang ditimbulkannya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan Narkoba bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut.
Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan terhadap Narkoba.

J.        Referensi

Widjaya Armico, A.W. 1985. Masalah Kenakan Remaja dan Penyalahgunaan Narkotika.
Yusuf Elere, Irham. 1999. Kecenderungan Kepribadian Anti Sosial Pengaruh Teman Sebaya dan Kondisi Keluarga pada Remaja Penyalahgunaan Zat. Universitas di Ponegoro.
Afiatin, Tenes. 1998. Bagaimana Menghindarkan Diri Dari Penyalahgunaan Napza.


MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA, F. SYARIAH (SMT 1, TA 2018/2019) IAI  SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
DOSEN PENGAMPU HARIES PRIBADY,S.Pd., M.Pd.

27.  NAMA  : YEYEN PARAHILTA
NIM       : 302.2018.073

Penanggulangan Kenakalan Remaja Merusak Generasi Bangsa
diDesa Sempadian Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas

A.    Latar Belakang
Kenakalan Remaja merupakan salah satu perbuatan yang melanggar norma-norma dan perilaku menyimpang  dalam masyarakat, yaitu pada usia remaja atau masa transisi dari anak-anak ke dewasa. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang-orang disekitarnya. Masalah kenakalan remaja dewasa ini semakin dirasakan meresahkan masyarakat baik di Negara – Negara tertinggal, maju maupun Negara yang sedang berkembang.
Tindakan perilaku remaja sekarang ini didorong oleh beberapa faktor dan adanya kesempatan.Kehidupan remaja pada saatini mulai memprihatinkan, karena remaja yang seharusnya menjadi kader-kader penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan bangsa dan Negara.Bahkan perilaku mereka cenderung memburuk dan membuat resah masyarakat.

Desa Sempadian merupakan Desa ke 6 Dari 7 Desa di Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas.Desa Sempadian Terletak di Sebelah Barat  Kota Sambas dengan jarak tempuh dari Desa ke Kecamatan sekitar 6 km dan jarak dari Kecamatanke Kabupaten sekitar 15 km. Jumlah penduduk Desa Sempadian sebanyak 12. 857 jiwa, yang terdiri dari 348 kartu keluarga Sebagian besar Desa Sempadian adalah salah satu Desa yang mata pencaharian masyarakat sehari-hari adalah bertani dan berkebun. Masyarakat Desa Sempadian termasuk Masyarakat yang heterogen, dimana Masyarakat mudah bergaul dengan pendatang-pendatang baru dari daerah luar dan mudah menerima hal –hal yang sifatnya positif dari manapun.

Padatnya jumlah penduduk di Desa Sempadian dibanding Desa – Desa lain yang ada di Kecamatan Tekarang, membuat masyarakat untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban di Desa, salah satunya yaitu melakukan ronda malam setiap malam dengan jadwal yang sudah di tentukan. Tujuan dari ronda mala ini adalah untuk menjaga keamanan dan ketertiban di Desa supaya Desa aman, tertib dan harmonis. Tujuan lainnya adalah untuk menjauhkan dari hal – hal yang tidak diinginkan di Desa, salah satunya adalah kasus pencurian dan kenakalan – kenakalan remaja yang meresahkan masyarakat, khususnya masyarakat Desa Sempadian.Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kenakalan - kenakalan anak remaja yang terjadi di Desa Sempadian Kecamatan Tekarang, yaitufaktor dari dalam dan faktor dari luar ruang lingkup Desa.

Faktor dari luar ruang lingkup Desa diantaranya pergaulan –pergaulan anak yang sulit untuk dikontrol karena anak – anak yang mempunyai mental dan fisik yang lemah, iman tidak kuat sehingga mudah untuk menerima pergaulan – pergaulan dan pengaruh buruk dari luar. Hal ini menyebabkan pengaruh bagi masa depan anak. Sedangkan pengaruh dari ruang lingkup Desa adalah kurang didikan dari orang tua sehingga anak – anak mudah terpengaruh pergaulan di sekelilingnya, kemudian keluarga juga menjadisalah satu faktornya, karena keluarga yang baik akan melahirkan benih – benih yang baik, sedangkan keluarga yang sering menimbulkan konflik akan melahirkan benih – benih yang selalu dalam konflik.

     Ada beberapa kajian relevan dalam penulisan ini, yaitu pertama Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, yang ditulis oleh Mulyono pada tahun 1988 dari Kanisius, kedua  Masalah Kenakalan Remaja dan penyalahgunaan Nakotika yang ditulis oleh Widjaya pada tahun 1985 dari Armico, ketiga Peran persepsi Keharmonisan keluarga dan konsep diri terhadap kecendrungan kenakalan remaja yang ditulis oleh Maria dan Nuryoto pada Tahun 2007 dari Universitas Gajah Mada.
B.     Metodologi (pendekatan dan sumber data)
Dalam penelitian ini, Untuk mendapatkan data dan informasi yang dilakukan, maka metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu melakukan pengamatan dilingkungan sekitar masyarakat khususnya di Kecamatan Tekarang pada Tanggal 23 Januari Tahun 2019.Selain metode observasi, Pengumpulan data juga dilakukan dengan teknik wawancara.Wawancara dilakukan dengan beberapa orang yang ada dilingkungan masyarakat Kecamatan Tekarang.Waktu observasi dan wawancara dilakukan selama lebih kurang satu jam.
Wawancara dilakukan dengan beberapa anak remaja yang bernama eliana dan leta. Eliana dan leta adalah seorang remaja yang sekarang masih duduk dibangku sekolah SMP dengan usia16 Tahun.Sedangkan metode observasi yang dilakukan adalah mengamati keadaan atau kejadian yang selalu terjadi diruang lingkup Desa, khususnya Desa Sempadian.Setelah kedua metode tersebut dilaksanakan, maka metode selanjutnya adalah menganalisis data – data yang sudah didapatkan yaitu dengan cara menguraikan hasil wawancara dan observasi tersebut kedalam pembahasan.
C.    Pembahasan
Kenakalan remaja merupakan perbuatan yang dilakukan oleh sebagian anak – anak remaja yang perbuatannya membuat resah masyarakat.Kategori anak – anak yang dikatakan tumbuh remaja adalah anak – anak diusia 15 – 19 Tahun.Pada masa transisi ini anak diusia itu sangat rentan dengan pengaruh – pengaruh yang dating dari luar, apalagi zaman informasi dan teknologi sekarang sangat mudah mengakses apapun dari luar.
Kontrol yang sangat baik bagi anak remaja adalah kontrol sepenuhnya dari orang tua terutama kontrol iman dan pendidikan yang baik untuk anak.Pendidikan yang menjamin untuk anak adalahdi pondok pesantren, dimana anak – anak sangat dikontrol oleh pendidiknya dan kegiatan yang dilakukan selama pendidikan juga kegiatan yang positif untuk anak – anak, misalnya kegiatan rutinitas diluar jam sekolah adalah rutiniyas kegiatan keagamaan, olah raga dan banyak lagi yang lainnya yang membuat perilaku anak sangat terbentuk dengan mandiri. Selain pendidikan formal yang terbaik untuk anak, ada juga pendidikan didalam ruang lingkup keluarga, yaitu selalu memberikan nasehat dan ajaran yang baik kepada anak supaya tingkat psikologi anak juga baik.
Saat ini upaya yang dilakukan masyarakat Desa Sempadian untuk menanggulangi kenakalan remaja tersebut adalah dengan melakukan Ronda malam atau menjaga dan mengontrol pada malam hari.Ronda malam dilakukan setiap malam, yaitu dari hari senin sampai minggu, mulai pukul 20.00 – 1.00 dini hari. Untuk kelancaran ronda tersebut maka Desa mengambil kebijakan dengan cara menurunkan timnya. Tim yang sudah dibentuk oleh Desayaitu timTrantibnas dan tim Penyakit Masyarakat (PEKAT).
Tim PEKAT dan tim Trantibnas yang sudah dibentuk oleh Desa ini bekerjasama dalam menanggulangi masalah kenakalan remaja yang sudah membuat resah masyarakat, diantaranya adalah kasus pencurian, narkoba dan pergaulan – pergaulan anak di luar kontrol orang tua salah satunya bergadang ditempat tempat sepi, anak wanita merokok, sudah larut malam kumpul ditempat – tempat sepi yaitu jam 1 malam, membuat kegaduhan atau onar di Desa, mengganggu ketentraman lingkungan disekitar pemukiman warga.
Hal yang biasa juga terjadi adalah ketika masyarakat mengadakan pesta prkawinan atau apapun itu yang sifatnya adalah mendatangkan pemain musil yang biasa dikenal dengan istilan band. Disatu sisi adalah untuk menghibur masyarakat disisi lain hal atau kejadian yang tidak diinginkan sering terjadi yaitu anak – anak seusia remaja sering mabuk-mabukan sehingga membuat kondisi di tempat kejadian menjadi kacau, karena efek dari remaja yang mabuk adalah perkelahian. Kondisi inilah yang jugamembuat masyarakat resah dan terganggu sehingga tim yang sudah ditugaskan segerera memberantas penyaki-penyakit dimasyarakat ini, khususnya di Desa Sempadian.
Oleh karena itu dukungan dari orang tua untuk selalu memberikan didikan yang benar kepada anak sangat diutamakan, salah satunya dengan memberikan didikan keagamaan supaya iman yang ditanamkan kepada anak menjadi kuat dan menjadi sosok yang baik dan santun.
D.    Simpulan

Kenakalan remaja merupakan perbuatan yang dilakukan oleh sebagian anak – anak remaja yang perbuatannya membuat resah masyarakat.Kategori anak – anak yang dikatakan tumbuh remaja adalah anak – anak diusia 15 – 19 Tahun.Faktor dari luar ruang lingkup Desa diantaranya pergaulan –pergaulan anak yang sulit untuk dikontrol karena anak – anak yang mempunyai mental dan fisik yang lemah, iman tidak kuat sehingga mudah untuk menerima pergaulan – pergaulan dan pengaruh buruk dari luar. Hal ini menyebabkan pengaruh bagi masa depan anak. Sedangkan pengaruh dari ruang lingkup Desa adalah kurang didikan dari orang tua sehingga anak – anak mudah terpengaruh pergaulan di sekelilingnya, kemudian keluarga juga menjadisalah satu faktornya, karena keluarga yang baik akan melahirkan benih – benih yang baik, sedangkan keluarga yang sering menimbulkan konflik akan melahirkan benih – benih yang selalu dalam konflik. Oleh karena itu dukungan dari orang tua untuk selalu memberikan didikan yang benar kepada anak sangat diutamakan, salah satunya dengan memberikan didikan keagamaan supaya iman yang ditanamkan kepada anak menjadi kuat dan menjadi sosok yang baik dan santun.

E.     Referensi
Adapun beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul ini adalah pertama Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya, yang ditulis oleh Mulyono pada tahun 1988 dari Kanisius, kedua  Masalah Kenakalan Remaja dan penyalahgunaan Nakotika yang ditulis oleh Widjaya pada tahun 1985 dari Armico, ketiga Peran persepsi Keharmonisan keluarga dan konsep diri terhadap kecendrungan kenakalan remaja yang ditulis oleh Maria dan Nuryoto pada Tahun 2007 dari Universitas Gajah Mada.
           




Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LABORATORIUM PERADILAN SEMU

LABORATORIUM PERADILAN SEMU
Jl. Raya Sungai Kelambu, Desa Mensere Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kode Pos 79461

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Pages